Properti Luluh Lantak, Investor Cina Beralih ke Arloji Mewah

Hingga terjadi lonjakan permintaan hingga 40%.

Properti Luluh Lantak, Investor Cina Beralih ke Arloji Mewah
Ilustrasi jam tangan Rolex. (Shutterstock/Portal Satova)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Selain sebagai aksesoris, jam tangan mewah juga berfungsi sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Setidaknya begitu menurut Sam Yu, pemilik pabrik pemanas listrik dan dua apartemen di Provinsi Jiangsu, Cina. Dia menganggap keputusan itu bijaksana.

“Setelah dua tahun, saya dapat menjual jam tangan dengan keuntungan kecil. Saya tak akan bisa melakukan itu dengan aset apartemen. Mengingat adanya ketidakpastian kebijakan, mungkin perlu berbulan-bulan untuk memperoleh pembeli, kecuali properti itu saya jual dengan diskon besar,” jelas Yu, dikutip dari Swiss Info, Kamis (23/11).

Bukan hanya Yu yang berpikir demikian. Para investor di Cina memiliki pandangan serupa. Akhirnya, sejumlah pengecer arloji premium mengatakan bisnisnya berkembang pesat beberapa bulan terakhir. Itu karena para orang kaya berhenti membeli rumah dan menggelontorkan dana simpanan untuk jam tangan mewah seperti Rolex dan Patek Philippe.

Di tengah perlambatan ekonomi dan penurunan harga properti, para pemodal di Cina akhirnya mencari alternatif.  “Jam tangan mewah bisa menjadi jawabannya,” ujar Camille Gaujacq, analis di perusahaan riset pasar Daxue Consulting.

Properti Cina Tertekan

Tekad Presiden Xi Jinping untuk mewujudkan ‘kemakmuran bersama’ dan kolapsnya Evergrande Group—serta pengembang lain—begitu mengguncang pasar properti Negeri Tirai Bambu. Beberapa bulan terakhir, terjadi penurunan harga real estat di sana.

Melansir Reuters, analis meramalkan penurunan harga properti masih akan berlangsung—setidaknya hingga semester pertama 2022. “Tren turunnya harga rumah lahir akibat kuota yang ketat dalam pinjaman rumah, kecemasan atas pajak properti, dan permintaan yang rendah,” kata perwakilan analis dari Huatai Securities.

Pada awal pekan ini, Bank Sentral Cina mengumumkan penurunan suku bunga pinjaman tahunan menjadi 3,8 persen. Akan tetapi, tingkat bunga lima tahun—untuk menilai hipotek—masih tetap pada level 4,65 persen.

Pasar Jam Tangan Meroket

Di sisi lain, pasar arloji mewah justru meroket dan kian populer di kalangan investor. 88 persen dari 1.500 orang berniat menjaga atau meningkatkan pengeluaran untuk jam tangan premium dalam setahun ke depan. Rata-rata harga jam yang mereka incar adalah 76.700 yuan Cina.

Demikian menurut survei CSG Intage terhadap 1.500 orang dewasa Cina dengan pendapatan tahunan lebih dari 500.000 yuan Cina. “Pasar jam tangan mewah begitu kuat. Jika Anda pergi ke toko Rolex sekarang, pasokan jam tangan di sana tidak akan cukup memenuhi permintaan,” ujar penulis studi itu, Simon Tye.

Menurut analis, kenaikan permintaan itu telah berkontribusi terhadap kenaikan impor jam tangan Swiss ke Tiongkok sebesar 40 persen, sejak Januari hingga Oktober 2021. Bahkan saat ekonomi negara itu tengah ‘dingin’.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Saat Harga Turun, Edwin Soeryadjaya Borong Saham SRTG Lagi
Lampaui Ekspektasi, Pendapatan Coinbase Naik Hingga US$1,6 Miliar
Mengenal Apa Itu UMA pada Saham dan Cara Menghadapinya