Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
REBORN29 by SYUKRIAH RUSYDI_MFW-32.jpg
REBORN29 by SYUKRIAH RUSYDI/Dok. Indonesia Fashion Chamber

Jakarta, FORTUNE - Moscow Fashion Week 2025, yang berlangsung pada 13–18 Maret lalu di Central Exhibition Hall, menampilkan 180 desainer dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Rusia, Tiongkok, India, Spanyol, dan Afrika Selatan. Dalam ajang bergengsi ini, Indonesia diwakili oleh REBORN29, sebuah label fesyen yang didirikan oleh desainer Syukriah Rusydi.

Kehadiran REBORN29 di Moscow Fashion Week tidak hanya menampilkan keunikan desain, tetapi juga menyoroti potensi besar industri fesyen Indonesia di kancah internasional. Industri fesyen Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dengan kontribusi yang besar terhadap perekonomian nasional. Menurut data dari Kementerian Perindustrian, industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia menyerap sekitar 3,7 juta tenaga kerja dan berkontribusi sebesar 6,3 persen terhadap total ekspor nasional.

Sebagai satu-satunya desainer Indonesia yang tampil di ajang tersebut, Syukriah Rusydi menghadirkan identitas budaya Indonesia. Desainnya menggabungkan teknik tradisional seperti tenun Badui dan manipulasi kain yang berkelanjutan dengan keanggunan klasik serta gaya art of beat dalam koleksi "The Whisper of Grace" untuk musim Fall/Winter.

Koleksi ini menampilkan busana dengan siluet A-line dan H-line klasik, yang dirancang untuk memberikan kenyamanan dan gaya modern yang sesuai dengan kebutuhan wanita aktif. Warna-warna musim gugur seperti abu-abu, hitam, hijau armi, dan cokelat menciptakan palet yang tenang namun penuh makna, yang merefleksikan transisi alam dari musim gugur ke musim dingin.

"The Whisper of Grace adalah sebuah cerita tentang keberanian untuk berubah, tentang keanggunan yang lahir dari perjalanan hidup, dan tentang harapan yang terus berkibar meski angin bertiup kencang," ujar Syukriah.

Koleksi yang dirancang untuk menghangatkan musim dingin itu juga diharapkan menginspirasi perjalanan hidup yang penuh makna. "Kami ingin menginspirasi para wanita untuk merangkul perubahan dengan penuh percaya diri dan tetap anggun di setiap langkahnya," katanya.

Peluang bagi industri fesyen Indonesia

Rusia dipilih karena Syukriah melihat potensi besar dari konsumen Rusia semakin terbuka terhadap desain yang tidak hanya menarik secara estetika, tetapi juga ramah lingkungan dan unsur alam yang kuat.

Bahan-bahan ramah lingkungan seperti katun, tenun tradisional suku Badui, dan tulle  daur ulang menjadi inti dari koleksi ini, sejalan dengan komitmen REBORN29 terhadap keberlanjutan. Manipulasi kain dalam bentuk pom-pom yang menyerupai biji dandelion yang beterbangan memberikan sentuhan seni yang unik, sementara desain multifungsi memastikan setiap busana dapat dikenakan dari pagi hingga malam hari, mulai dari ruang kerja hingga ke acara khusus.

Partisipasi ini membuka peluang bagi industri fesyen Indonesia untuk meraih pengakuan di Rusia dan Eropa Timur, serta membangun kolaborasi dengan pembeli, distributor, dan peritel lokal. Dengan meningkatnya kesadaran akan fesyen berkelanjutan, Syukriah optimistis bahwa koleksi REBORN29 dapat bersaing dan diterima dengan baik di pasar Rusia.

Ali Charisma, Ketua Indonesian Fashion Chamber, memberikan apresiasi atas partisipasi REBORN29 dalam Moscow Fashion Week A/W 25/26.

"Semoga keberhasilan REBORN29 dapat menjadi inspirasi dan role model bagi desainer lainnya di Indonesia," kata Ali.

Ia juga berharap keikutsertaan ini dapat membuka peluang untuk menjalin jaringan jangka panjang dan bertemu dengan buyes yang diharapkan, serta menjadi inspirasi bagi desainer lain di Indonesia untuk mempromosikan fesyen Indonesia ke tingkat global.

Partisipasi REBORN29 dalam Moscow Fashion Week 2025 menegaskan bahwa desainer Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing di pasar internasional. Dengan memanfaatkan kekayaan budaya dan komitmen terhadap keberlanjutan, industri fesyen Indonesia dapat terus berkembang dan mendapatkan pengakuan di kancah global.

Editorial Team