Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Instagram/hermes

Jakarta, FORTUNE - Hermès, label mewah asal Prancis, mengguncang industri dengan menggulingkan LVMH sebagai perusahaan mewah paling bernilai di dunia. Dengan kapitalisasi pasar mencapai US$276,3 miliar, Hermès kini menempati posisi teratas, didorong oleh penjualan yang melampaui para pesaingnya.

Dalam pernyataan terbarunya, Hermès mengumumkan rencana untuk terus memperluas kapasitas produksi tas tangan dengan membuka bengkel-bengkel artisan baru di Prancis hingga tahun 2028.

"Kami memulai tahun ini dengan stok rendah, terutama untuk barang-barang kulit," ujar Eric du Halgouët, Wakil Presiden Eksekutif Keuangan Hermès, dalam panggilan laporan keuangan 17 April lalu yang dikutip WWD. Langkah ini menjadi bagian dari strategi untuk menjawab permintaan pasar yang terus meningkat.

Kuartal pertama 2025 mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 9 persen, dengan produk kulit menunjukkan pertumbuhan penjualan tertinggi, yakni 10 persen. Model-model baru seperti tas Médor dan Mousqueton menjadi pendorong utama kinerja tersebut.

Tak hanya itu, Hermès telah mengungkapkan jadwal pembukaan fasilitas baru, yakni pabrik Loupes pada 2025, Charleville-Mézières pada 2027, dan bengkel Colombelles yang akan khusus memproduksi tas ikonik Kelly dan Constance pada 2028. Sementara itu, produksi akan mulai meningkat tahun ini melalui pembukaan pabrik Isle d’Espagnac di Prancis tengah.

Rencana jangka panjang

Di tengah ketidakpastian pasar global dan rencana pengenaan tarif baru atas barang impor ke Amerika Serikat yang akan diberlakukan musim panas ini, Hermès tetap teguh pada etos "Made in France". Setiap fasilitas akan mempekerjakan antara 200 hingga 300 artisan yang dilatih selama 18 bulan di pusat pelatihan École Hermès des Savoir-Faire.

Pada tahun 2024, Hermès mencatatkan pendapatan tahunan sebesar €15,2 miliar, naik 15 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Divisi barang kulit dan pelana menjadi pendorong utama dengan pertumbuhan 18 persen, didukung oleh permintaan kuat dan peningkatan kapasitas produksi. Model-model baru seperti Arçon dan Della Cavalleria Élan turut berkontribusi terhadap kinerja positif ini.

Memasuki kuartal pertama 2025, pertumbuhan penjualan melambat menjadi 7 persen, mencapai €4,1 miliar. Perlambatan ini disebabkan oleh melemahnya permintaan di Cina dan ketidakpastian ekonomi global. Namun, Hermès tetap mencatat pertumbuhan dua digit di Amerika (+11%) dan Jepang (+17,2%), serta peningkatan 13,3 persen di Eropa

Untuk mengimbangi dampak tarif impor 10 persen yang diberlakukan oleh pemerintahan AS, Hermès akan menaikkan harga produknya di Amerika Serikat mulai 1 Mei 2025. Kenaikan ini di luar penyesuaian harga tahunan sebesar 6-7 persen yang rutin dilakukan. CFO Hermès, Eric du Halgouët, menyatakan bahwa penyesuaian harga ini mencerminkan kekuatan merek dalam mempertahankan eksklusivitas dan daya tariknya di pasar. Dengan pendekatan yang berfokus pada kualitas dan eksklusivitas, Hermès berhasil mempertahankan posisinya di puncak industri mewah, meskipun menghadapi tantangan global dan persaingan ketat.

Topics

Editorial Team