Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Prediksi Kenaikan Harga Tas Hermes hingga Chanel Akibat Tarif Trump

rekomendasi shoulder bag untuk investasi
chanel flap bag (Dok. chanel.com)

Jakarta, FORTUNE - Pemberlakuan tarif impor sebesar 20 persen oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap produk dari Uni Eropa diperkirakan akan berdampak langsung pada harga barang mewah, khususnya tas-tas ikonik dari merek ternama seperti Hermès, Chanel, Fendi, Gucci, dan Dior.

Menurut Randall Holcombe, profesor ekonomi di Florida State University, pasar barang mewah cenderung tidak sensitif terhadap perubahan harga. “Pembeli barang mewah kemungkinan besar tidak terlalu sensitif terhadap harga, jadi penjual akan dapat membebankan tarif tersebut kepada pembeli dalam bentuk harga yang lebih tinggi,” ujarnya, melansir Women’s Wear Daily (WWD), Selasa (8/4).

Holcombe menambahkan bahwa dalam konteks pasar barang mewah, hampir seluruh beban tarif kemungkinan akan dialihkan ke konsumen.

“Hal ini lebih berlaku pada barang mewah dibanding barang-barang yang dibeli oleh konsumen yang sensitif terhadap harga,” katanya.

Prediksi kenaikan harga

Jika merek-merek tersebut meneruskan seluruh tarif 20 persen kepada konsumen, harga tas-tas mewah diperkirakan akan melonjak tajam. Berikut estimasi harga baru setelah tarif diberlakukan:

  • Chanel Flap Bag (ukuran kecil, kulit anak sapi hitam): dari US$10.400 menjadi US$12.480

  • Hermès Birkin: dari US$12.000 menjadi US$14.400

  • Fendi Baguette (FF jacquard denim biru): dari US$3.490 menjadi US$4.188

  • Gucci Jackie Bag (ukuran sedang): dari US$4.800 menjadi US$5.760

  • Dior Saddle Bag (kulit kambing hitam): dari US$4.400 menjadi US$5.280

  • Lady Dior Bag (kulit anak domba hitam): dari US$6.500 menjadi US$7.800

Pada Kamis lalu, Citi merilis laporan mengenai perusahaan-perusahaan yang paling terdampak kebijakan tarif ini. LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton, yang membawahi Louis Vuitton, Bulgari, Dior, Fendi, dan Givenchy, memiliki eksposur pendapatan dari AS sebesar 25 persen. Kering, perusahaan induk dari Gucci, Yves Saint Laurent, Balenciaga, dan lainnya, tercatat dengan eksposur 24 persen.

Sementara itu, Hermès International hanya memiliki eksposur sebesar 17 persen, menjadikannya relatif lebih terlindungi dibanding kompetitornya.

Holcombe menilai dampak tarif terhadap penjualan barang mewah akan minim. “Jika pembeli merek-merek mewah tidak terlalu sensitif terhadap harga, maka tidak akan ada kebutuhan besar untuk mengubah model bisnis mereka sebagai respons terhadap tarif,” katanya.

Meski begitu, ketidakpastian masih mengintai jika Uni Eropa menerapkan tarif balasan dan tindakan pembatasan terhadap produk-produk AS. Namun, Holcombe memperkirakan pasar barang mewah tidak akan terlalu terdampak.

“Tidak banyak merek Amerika yang memproduksi untuk pasar tersebut. Dampak yang lebih besar kemungkinan akan datang dari konsumen di negara lain yang memutuskan untuk tidak membeli barang-barang AS sebagai bentuk protes terhadap kebijakan tarif AS. Kita sudah melihat hal ini di Kanada, misalnya, di mana konsumen memboikot barang-barang AS,” tutup Holcombe.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
pingit aria mutiara fajrin
Editorpingit aria mutiara fajrin
Follow Us