Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel Fortune IDN lainnya di IDN App
Gucci store. Shutterstock/TungCheung

Jakarta, FORTUNE - Gucci kembali merombak jajaran eksekutifnya seiring upaya Grup Kering untuk membalikkan tren penurunan kinerja. Mulai 1 Juni 2025, Maria Cristina Lomanto akan menjabat sebagai Presiden Wilayah Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA), menggantikan Matteo Mascazzini. Saat ini, Lomanto merupakan Executive Vice President dan Brand General Manager Gucci. Lomanto akan berada langsung di bawah Chief Commercial Officer Gucci, Cayetano Fabry.

Lomanto bergabung dengan Gucci pada 2022 dari Roger Vivier, setelah sebelumnya meniti karier di Jil Sander, Yves Saint Laurent, dan Prada Group, termasuk menjabat General Manager Miu Miu. Di waktu yang sama, Marcello Costa dipromosikan menjadi Chief Merchandising Officer Gucci dan akan langsung melapor kepada CEO baru Gucci, Stefano Cantino. Costa baru bergabung pada Februari lalu dan memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun di rumah mode seperti Bottega Veneta, Miu Miu, dan Stella McCartney.

Melansir WWD (22/5), penunjukan ini merupakan bagian dari perombakan besar yang dipimpin Cantino sejak menjabat, termasuk perekrutan Valérie Leberichel dari Givenchy sebagai SVP Global Communications, Francesco Falai sebagai Chief People Officer, serta Christophe Marque sebagai Presiden dan CEO Gucci Americas menggantikan Federico Turconi.

Fokus utama kini tertuju pada Demna, yang akan resmi menjadi Direktur Kreatif Gucci usai menyelesaikan koleksi couture terakhirnya untuk Balenciaga pada 9 Juli mendatang. Ia akan memulai debutnya di Gucci pada musim gugur ini, dengan harapan mampu memulihkan performa merek yang menurun.

Melansir NSS Magazine, grup Kering mencatat penurunan pendapatan signifikan sebesar 14 persen pada kuartal pertama 2025, dengan total €3,88 miliar — jauh di bawah ekspektasi analis. Penurunan ini terutama disebabkan oleh kinerja buruk Gucci, yang menyumbang lebih dari separuh pendapatan grup dan mencatat penurunan penjualan sebesar 25 persen. Ini memperpanjang tren negatif setelah penurunan 24 persen di kuartal sebelumnya. Gucci, yang menyumbang 63 persen laba operasional Kering pada 2024, kini menjadi titik terlemah perusahaan.

Kinerja buruk tidak hanya terjadi di Gucci. Saint Laurent mengalami penurunan 9 persen, sedangkan unit “Other Houses” yang mencakup Balenciaga, Alexander McQueen, Brioni, dan Pomellato merosot 11 persen. Balenciaga, yang kini tanpa Demna, dinilai kehilangan arah, dan Alexander McQueen belum menunjukkan pemulihan berarti. Satu-satunya pengecualian adalah Bottega Veneta, yang mencatat kenaikan penjualan 4 persen dan pertumbuhan ritel 7 persen, didorong oleh respons positif dari pelanggan muda dan VIP.

Kering telah menutup 25 toko dalam tiga bulan pertama 2025 dan tengah mengonsolidasikan fungsi korporat serta merek untuk menekan biaya. Margin operasional semester pertama diperkirakan turun 500 basis poin dibanding tahun lalu. Saham Kering telah anjlok 50 persen dalam setahun terakhir. “Estimasi laba Kering kemungkinan akan terus direvisi ke bawah,” ujar analis RBC Piral Dadhania, mengutip The Business of Fashion.

CEO Kering, François-Henri Pinault, menyatakan bahwa perusahaan berfokus penuh menjalankan rencana strategis dan finansial, serta meningkatkan kewaspadaan terhadap tekanan makroekonomi. Meski begitu, masa depan grup sangat bergantung pada keberhasilan transformasi Gucci di tangan Demna dan Cantino. Setidaknya, publik harus menunggu hingga September untuk melihat apakah kebangkitan akan terjadi — atau justru kemunduran lebih dalam.

Editorial Team