Jakarta, FORTUNE - Lululemon melanjutkan ekspansi internasionalnya dengan rencana masuk ke enam pasar baru pada 2026, yakni Yunani, Austria, Polandia, Hungaria, Rumania, dan India. Langkah ini menandai strategi pertumbuhan global peritel athleisure premium tersebut di tengah upaya pemulihan bisnis dan transisi kepemimpinan.
Dalam keterangan pers perusahaan, Lululemon menyebutkan konsumen di negara-negara Eropa tersebut dapat mengakses produk secara daring melalui eu.lululemon.com. Sementara di India, merek asal Kanada itu akan hadir melalui platform Tata CLiQ Luxury dan Tata CLiQ Fashion, memperluas jangkauan digitalnya di pasar Asia Selatan.
Ekspansi ini melanjutkan strategi Lululemon menembus pasar internasional baru, setelah sebelumnya resmi masuk ke Italia pada musim panas lalu. Perusahaan melihat pertumbuhan penjualan di luar Amerika Serikat sebagai pendorong utama perluasan bisnis global.
“Seiring kami terus melihat permintaan yang kuat terhadap merek Lululemon di seluruh dunia, kami antusias untuk memperluas kehadiran dan komunitas kami di Eropa serta Asia Pasifik dengan masuk ke enam pasar baru pada 2026,” ujar Sarah Clark, Senior Vice President Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, dalam pernyataannya, Senin (22/12).
Langkah ekspansi tersebut diambil di tengah tantangan yang masih membayangi kinerja Lululemon di Amerika Utara. Pada kuartal ketiga 2025, perusahaan membukukan pertumbuhan pendapatan global sebesar 7 persen. Akan tetapi, pendapatan di kawasan Amerika justru turun 2 persen. Perseroan menilai tekanan tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya persaingan serta keterlambatan menangkap tren utama di industri athleisure.
“Sebagian besar persoalan Lululemon terkonsentrasi di Amerika Utara, di mana merek ini sudah dominan di segmennya dan sangat jenuh dari sisi jumlah gerai maupun penetrasi konsumen,” kata Managing Director GlobalData, Neil Saunders, dalam sebuah surel, mengutip Retail Dive.
“Perusahaan perlu kembali ke jalur pertumbuhan melalui inovasi produk dan desain yang lebih baik, sesuatu yang mungkin terdorong oleh perubahan kepemimpinan," kata Saunders, menambahkan.
Sejalan dengan dinamika tersebut, CEO Lululemon, Calvin McDonald dijadwalkan mundur dari jabatannya bulan depan setelah tujuh tahun memimpin perusahaan. Perlambatan penjualan di Amerika Serikat serta persaingan yang semakin ketat dari merek olahraga dan lifestyle baru menjadi latar keputusan tersebut. Sementara itu, Elliott Investment Management, yang telah menguasai saham Lululemon senilai lebih dari US$1 miliar, disebut aktif mendorong dewan direksi untuk menunjuk eksekutif Ralph Lauren, Jane Nielsen, sebagai CEO berikutnya.
