Jakarta, FORTUNE - Porsche tengah menghadapi tekanan ganda: penurunan penjualan global dan ancaman tarif impor dari Amerika Serikat, pasar yang sangat penting bagi produsen mobil mewah asal Jerman ini.
Pada kuartal pertama tahun ini, penjualan global Porsche tercatat turun 8 persen. Meskipun di AS justru mencatat kenaikan, sebanyak 68 persen dari penjualan di negara itu berasal dari Macan dan Cayenne.
Apabila tarif baru dari Presiden AS Donald Trump diberlakukan, harga jual kedua model itu bisa melambung dan membuatnya kalah bersaing, di saat Porsche belum menunjukkan performa kuat di wilayah lain.
Dalam laporan terbaru The Wall Street Journal (20/5), posisi Porsche digambarkan berada di tengah persimpangan. Merek ini tengah menyeimbangkan identitas sebagai produsen kendaraan listrik inovatif, merek mobil sport premium, sekaligus penyedia SUV mewah di bawah US$100.000. Namun, dua model SUV tersebut berbagi platform dengan produk Volkswagen Group lain, yang berpotensi menggerus eksklusivitasnya.
Secara teori, Porsche bisa menghindari tarif impor dengan memindahkan produksi Macan dan Cayenne ke AS. Namun, hal itu dinilai berisiko terhadap citra. “Label 'Made in Germany' sangat penting di AS,” ujar CEO Volkswagen Group Oliver Blume dalam wawancara dengan Automotive News (20/5). Ia menegaskan bahwa memindahkan produksi bisa berdampak negatif terhadap persepsi konsumen Amerika.