Jakarta, FORTUNE - Di tengah gejolak pasar global dan ketidakpastian soal tarif impor, Rolex tetap melangkah maju dengan memperkenalkan koleksi jam tangan terbarunya dalam ajang Watches and Wonders 2025 di Jenewa. Sorotan utama jatuh pada Land-Dweller, lini baru yang menjadi debut Rolex di segmen jam tangan bergelang terintegrasi—kategori yang sebelumnya dikuasai Audemars Piguet dan Patek Philippe.
“Land-Dweller jelas merupakan berita besar dari Rolex tahun ini, karena ini adalah lini jam tangan baru pertama sejak peluncuran Sky-Dweller dengan kalender tahunan pada tahun 2012,” demikian pernyataan resmi dari Rolex, dikutip Rabu (9/4).
Desain Land-Dweller disebut-sebut sebagai penghormatan terhadap model Oyster Quartz tahun 1977, dengan elemen khas seperti pembesar tanggal Cyclops, fluted bezel, serta konfigurasi dial yang familiar.
Model ini tersedia dalam ukuran 36 mm dan 40 mm, serta ditawarkan dengan pilihan bezel bergerigi atau bertatahkan berlian. Mesin yang digunakan, Calibre 7135, merupakan mesin otomatis paling ramping buatan Rolex sejauh ini dan mengusung 16 inovasi teknis, termasuk Dynapulse Escapement dan osilator keramik. Bagian belakang transparan menjadi kejutan tersendiri, menandai keterbukaan baru dari sang produsen yang biasanya tertutup.
Gelang Flat Jubilee dan pola dial sarang lebah datar menciptakan perpaduan modern dan klasik yang mencolok. Bahan yang digunakan meliputi Rolesor (kombinasi baja dan emas putih), emas Everose, dan platinum. Harga berkisar dari US$13.900 hingga US$88.300 bergantung varian dan material.
Selain Land-Dweller, Rolex juga menghadirkan sejumlah pembaruan ringan pada model ikonik seperti GMT Master II dan Oyster Perpetual. Sementara itu, Submariner tidak mendapatkan versi anyar dan Daytona hanya diperbarui dengan dial biru.
Setelah beberapa tahun menunjukkan dinamika yang mengikuti pasar—dari desain dial psikedelik pada 2023 hingga model klasik yang lebih kalem—Rolex kini tampaknya bermain aman, tetapi tetap inovatif.