Arti Candlestick, Memahami Pola dan Cara Membacanya

Indikator ini diperlukan dalam analisis pergerakkan saham.

Arti Candlestick, Memahami Pola dan Cara Membacanya
Ilustrasi candlestick. (PxHere)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Dalam dunia pasar saham, forex, maupun mata uang kripto, Anda mungkin sering mendengar istilah candlestick yang sepintas berbentuk seperti lilin. Namun, apa yang dimaksud candlestick?

Melansir Investopedia, candlestick adalah jenis grafik harga yang digunakan dalam analisis teknis yang menampilkan harga tertinggi, terendah, pembukaan, dan penutupan saham selama periode tertentu. 

Pola Candlestick pertama kali dipopulerkan di Jepang pada abad ke-17. Kala itu, pelopor teknik analisa Munehisa Homma membuat pola ini untuk melihat pergerakan harga beras.

Meski terlihat rumit, cara membacanya gak terlalu sulit untuk dipelajari. Pasalnya, dalam analisa teknikal ada salah satu asumsi yang menyatakan bahwa sejarah pasti terulang dalam pola pergerakan harga di masa mendatang.

Wajib dipahami

Ilustrasi candlestick. (PxHere)

Pola candlestick ‘wajib’ dipahami investor dan trader karena menjadi salah satu strategi cerdas dalam investasi. Namun, tetap perlu diperhatikan bahwa analisa dengan pola ini termasuk kategori direksional.

Artinya analisa ini juga mengandalkan intuisi subjektif trader dalam memahami berbagai pola. Metode ini bisa menghasilkan profit yang konsisten jika dibarengi pengalaman dan jam terbang trader tersebut.

Metode ini merefleksikan dampak sentimen investor terhadap harga. Analisa ini biasa dilakukan untuk menentukan waktu yang tepat kapan masuk dan keluar dalam trading.

Hal dasar membaca candlestick

ilustrasi candlestick (pexels.com/Alesia Kozik)

Untuk membaca pola candlestick, ada tiga hal mendasar yang perlu diperhatikan. Berikut ini ulasannya:

  1. Memuat empat posisi harga
    Dalam candlestick, ada empat indikator yaitu:
    Open     : harga saat perdagangan dibuka hari ini
    Low        : harga terendah hari ini
    High       : harga tertinggi hari ini
    Closed  : harga setelah perdagangan ditutup kemarin
    Ukuran badan candlestick menunjukkan seberapa jauh harga telah mengalami pergerakan selama durasi candle tersebut.
  2. Memahami aarti warna merah dan hijau
    Ada dua warna yang menjadi indikator candlestick. Warna merah dan hijau dalam candlestick tentu menandakan posisi nilai saham dalam bursa perdagangan. Saat candlestick berwarna hijau, itu menandakan harga open lebih tinggi daripada closed. Pola ini seringkali disebut candlestick bullish. Sedangkan, warna hijau menandakan harga open lebih rendah daripada closed atau disebut candlestick bearish.
  3. Sumbu Candlestick
    Sumbu candlestick atau wick dikenal juga sebagai shadow, dan terletak pada bagian atas dan bawah candlestick. Bentuk ini menginformasikan fluktuasi harga yang bergerak sesuai dengan durasi candlestick. Ketika nilai komoditas atau forex mengalami volatilitas, maka sumbunya akan jauh lebih panjang daripada badan. Sedangkan, ketika sumbu panjang mengarah ke bawah menandakan pelaku pasar mendorong harga untuk turun, akan tetapi mereka gak cukup kuat untuk menahan harga tetap di posisi rendah.

Di saat yang sama, pelaku pasar lain justru melakukan pembelian hingga akhirnya mendorong harga jadi naik. Fenomena ini kerap disebut bullish reversal. Begitu pun sebaliknya, ketika sumbu berada di atas, hal itu menandakan bahwa trader atau investor yang melakukan profit taking lebih banyak daripada yang memutuskan untuk hold. Hal ini menandai terjadinya bearish reversal.

Jenis-jenis pola Candlestick

ilustrasi candlestick (pexels.com/AlphaTradeZone)

Pola candlestick, terdiri dari berbagai jenis. Berikut ini penjelasannya: 

Candlestick Single

Candlestick Single terdiri atas tujuh jenis pola. Yakni:

  1. Pola Spinning Top
    Ukuran body kecil namun sumbu (shadow) di atas dan di bawah memanjang. Hal itu menandakan adanya ketidakpastian antara para pelaku pasar. Jika muncul saat uptrend, maka ada banyak pelaku pasar yang melakukan aksi ambil untung, begitu pun sebaliknya.
  2. Pola Marubozu
    Marubozu ini artinya adalah si kepala botak, jadi candlestick ini gak punya sumbu (shadow). Marubozu menandakan sinyal pergerakan kuat dari sisi pelaku pasar yang ingin membeli maupun menjual.
  3. Pola Doji
    Tak jauh beda dengan pola candlestick spinning top, akan tetapi sedikit lebih kompleks. Doji hampir terlihat tak memiliki badan, dan ini menandakan fenomena ketidakmampuan para pelaku pasar baik yang membeli atau menjual dalam memegang kendali. Doji adalah pola di mana harga sebuah komoditas atau saham sedang mengalami konsolidasi.
  4. Pola Hammer
    Pola candlestick yang satu ini memang seperti martil. Hammer memiliki body kecil dan sumbu panjang ke bawah, pola ini menandakan sebuah sinyal bullish di saat pasar bearish (pembalikan harga dari turun menjadi naik).
  5. Pola Hanging Man
    Pola ini kebalikannya hammer, bentuknya sekilas mirip yaitu body kecil dan sumbu panjang ke bawah. Hanya saja hanging man muncul saat uptrend, namun patut diketahui lho akurasi dari hanging man ini rendah. Jadi, jangan terburu-buru ambil sikap saat bertemu pola ini.
  6. Pola Inverted Hammer
    Pola candlestick ini sama seperti hammer, hanya saja sumbunya ada di atas dan terjadi saat downtrend. Melihat sumbunya, tentu saja ini menjadi sinyal bullish karena pelaku pasar melakukan pembelian namun ada tekanan besar pula dari yang melakukan profit taking.
  7. Pola Shooting Star
    Hampir sama dengan inverted hammer tapi posisinya ada ketika uptrend oleh karena itu pola candlestick ini disamakan dengan bintang jatuh. Ini bisa jadi tanda-tanda harga saham atau komoditas memasuki fase downtrend.

Candlestick Double

Pada pola ini, Anda harus melihat penampakan candlestick berikut yang ada di sebelah kanan sebelum mengambil kesimpulan akan pergerakannya:

  1. Pola Bullish engulfing dan Bearish engulfing
    Bullish engulfing dan bearish engulfing menunjukkan fenomena di mana akan terjadi uptrend atau sebaliknya. Hal itu ditunjukkan dari candlestick bearish di sebelah kiri yang memiliki body lebih kecil ketimbang bullish candle di sebelah kanan. Candlestick ini menunjukkan bahwa para pelaku pasar mulai masuk dan melakukan pembelian. Jika bullish candle di sebelah kiri dan bearish terlihat memiliki body yang lebih besar di sebelah kanan, maka ini adalah indikasi terjadinya downtrend.
  2. Pola Tweezer bottoms dan Tweezer tops
    Tweezer bottoms terlihat saat fenomena downtrend, bentuknya seperti pola hammer (sumbu panjang ke bawah) hanya saja bagian kanan dan kirinya adalah candlestick bearish dan bullish. Pola ini menandakan adanya sinyal harga naik.
    Sementara itu Tweezer tops yang seperti shooting star menandakan hal yang sebaliknya. Ketika candle bullish bertemu dengan candle bearish di kala uptrend dengan garis sumbu ke atas yang panjang, harga sudah naik namun tidak kuat bertahan dan memantul ke bawah. Tweezer bottoms maupun top tidak selalu memiliki body yang sama. Akan tetapi nilai “High”nya harus sama.
  3. Pola Harami
    Dalam pola ini, candlestick sebelah kiri memiliki body yang lebih besar ketimbang yang kanan, maka dari itu dinamakan harami yang berarti hamil dalam bahasa Jepang. Candlestick sebelah kanan yang lebih kecil menandakan bahwa, tren akan segera berubah. Semakin kecil candlestick di sebelah kiri, maka makin kuat pula potensi perubahan trennya.

Candlestick Triple

Konon, analisis pola candlestick triple ini dinianggap paling akurat dan lebih sering digunakan oleh trader untuk membaca tren:

  1. Evening Star Dan Morning Star
    Dalam pola ini akan muncul doji di bagian tengah. Seperti yang dijelaskan di atas, doji itu menandakan adanya fase konsolidasi dari sebuah harga saham atau komoditas. Tapi seandainya bukan doji, small atau long candle juga bisa.
    Pola morning star memiliki susunan: bearish candle – doji atau small bullish candle – bullish candle. Pola ini terjadi saat downtrend, dan menandakan bahwa ini adalah waktu tepat untuk melakukan pembelian karena ada tanda-tanda naik. Sementara itu pada evening star, susunannya adalah: bullish candle – doji atau small bearish candle – bearish candle. Ini menjadi sinyal kuat untuk “sell” alias jual saham. 
  2. Three White Soldiers And Three Black Crows
    Ini adalah pola candlestick yang menandakan konfirmasi bullish atau bearish. Three white soldiers ditunjukkan dengan adanya tiga candle bullish yang muncul usai downtrend. Tapi, candle di tengah harus memiliki sumbu kecil atau gak ada sumbu sama sekali. Sementara itu three black crows adalah kebalikan dari three white soldiers. Terlihat tiga bearish pada saat harga saham atau komoditas sedang uptrend.
  3. Three Inside Up And Three Inside Down
    Pola candlestick ini juga menandakan adanya sebuah perubahan tren harga. Untuk three inside up, pola yang harus kamu perhatikan adalah adalah: bearish – bullish - bullish pada saat downtrend. Sementara itu, three inside down adalah: bullish – bearish – bearish dan terjadi saat uptrend.

Demikianlah penjelasan tentang Candlestick dan cara membacanya. Hal ini diperlukan untuk memperkuat analisa dalam mempelajari saham, uang kripto, atau forex. Semoga bermanfaat.

Related Topics

Candlestick

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
Cara Pinjam Uang dari BPJS Ketenagakerjaan serta Syaratnya
Gandeng Spotify, Boss Creator & Podkemas Asia Hadirkan PODFEST 2024
Pengertian Google SGE, Fitur, dan Cara Mengaktifkannya
Stanchart Indonesia Tunjuk Rino Donosepoetro Sebagai Cluster CEO
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu