Harapan Terbit Usai Harga Bitcoin Merosot Imbas Konflik Iran-Israel

Resistensi terdekat berada di dekat level US$65.800.

Harapan Terbit Usai Harga Bitcoin Merosot Imbas Konflik Iran-Israel
Ilustrasi Bitcoin fisik. (Shutterstock/Kitti Suwanekkasit)

Fortune Recap

  • Serangan drone Iran ke Israel membuat harga Bitcoin turun di bawah US$70.000, menuju US$60.500 atau Rp 974,02 juta.
  • Harga BTC diperdagangkan di bawah US$65.500 dengan rerata pergerakan sederhana 100 jam, menurut laporan Newsbtc.com.
  • Ketegangan geopolitik mempengaruhi pasar kripto karena aset ini sangat terdampak oleh situasi seperti antara Rusia dan Ukraina.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Usai serangan drone yang diluncurkan oleh Iran terhadap Israel pada Minggu (14/4), pasar mata uang kripto mengalami fluktuasi. Hal tersebut ditandai dengan penurunan harga Bitcoin (BTC) di bawah US$70.000, menuju US$60.500 atau Rp 974,02 juta (kurs Rp16.099,51 per dolar AS).

Newsbtc.com melaporkan bahwa harga BTC yang diperdagangkan lebih rendah dari US$65.500 dengan rerata pergerakan sederhana 100 jam.

Menurut laporan yang ditulis Senior Forex, Cryptocurrencies, and Financial Market Strategist, Aatush Jindal, ada pembentukan saluran naik utama dengan resistensi pada US$65.850 pada grafik per jam dari pasangan BTC/USD.

“Pasangan ini bisa mendapatkan momentum bullish jika menembus zona resistensi $66000,” ujar Jindal dikutip newsbtc.com, Senin (15/4).

Menurutnya, resistensi terdekat berada di dekat level US$65.800. Ada juga saluran naik utama yang terbentuk dengan resistensi pada US$65.850 pada grafik per jam dari pasangan BTC/USD.

“Jika Bitcoin gagal naik di atas zona resistensi US$66.850, Bitcoin dapat memulai penurunan lagi. Support langsung pada sisi bawah berada di dekat level US$64.500,” kata Jindal.

Kripto merupakan aset yang berisiko dan sangat terdampak oleh berbagai ketegangan geopolitik, seperti yang sebelumnya terjadi antara Rusia dan Ukraina. Biasanya, dalam situasi geopolitik yang tegang, para investor akan memilih menanam uang pada aset safe haven seperti emas dan dolar AS.

Secercah harapan

Meski begitu, Yahoo Finance melansir bahwa BTC kembali menguat pada Senin (15/4) sebesar 2,81 persen, setelah pada Sabtu (13/5) mengalami penurunan 7,7 persen–jadi penurunan terbesar sejak Maret 2023.

Kepala riset FalconX, David Lawant, mengatakan bahwa ketegangan antara Israel dan Iran justru menempatkan para pedagang kripto dalam posisi yang pertama bereaksi pada peristiwa yang terjadi.

"Lebih banyak investor dari biasanya mungkin memilih untuk menyatakan pandangan pasarnya melalui kripto," katanya seperti dilansir Bloomberg.

Salah satu penahan situasi ini, menurutnya adalah Bitcoin Halving yang akan terjadi kurang dari seminggu ini. Secara historis, fenomena halving menjadi pendorong harga, meskipun ada keraguan yang berkembang tentang kemungkinan pencapaian puncak harga Bitcoin sangat mungkin terjadi pada momentum ini.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI