Istilah Risk On dan Risk Off Dalam Berinvestasi

Para investor memerhatikan risiko dari setiap situasi.

Istilah Risk On dan Risk Off Dalam Berinvestasi
ilustrasi pergerakan saham (unsplash.com/Austin Distel)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Dalam dunia investasi, sebuah kondisi pasar biasanya digambarkan berdasarkan risk on atau risk off. Kondisi tersebut berkaitan dengan sentimen yang mempengaruhi tindakan pelaku pasar. 

Istilah risk off yang merupakan kebalikan dari istilah risk on. Secara umum, istilah ini dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan oleh para investor yang dipengaruhi situasi dan risiko yang mungkin muncul.

Berikut beberapa ulasan mengenai istilah risk on dan risk off dalam dunia investasi beserta contohnya. 

Pengertian

ilustrasi memantau pergerakan saham (unsplash.com/Adam Nowakowski)

Melansir Investopedia, istilah risk on dan risk off pengaturan investasi dimana perilaku harga dapat menggerakkan investor berdasarkan toleransi risiko tertentu. Keduanya mengacu pada perubahan aktivitas investasi sebagai respons sentimen ekonomi global.

Jadi, risk off menunjukkan situasi di mana para investor tidak ingin mengambil risiko, dengan kecenderungan tertarik pada investasi berisiko rendah. Sebaliknya, risk on mengacu pada situasi berisiko rendah, sehingga para investor cenderung menyukai berbagai investasi yang punya risiko tinggi.

Sebagai ilustrasi, setiap aset tak selalu punya nilai risiko yang sama. Investor cenderung mengubah kelas aset tergantung pada risiko yang dirasakan di pasar. Misalnya, saham umumnya dianggap sebagai aset yang lebih berisiko daripada obligasi.

Dalam situasi krisis, ketika saham dijual dan investor mencari perlindungan ke instrumen investasi lain seperti obligasi atau emas. Situasi ini bisa dikatakan risk off. Hal ini pun berlaku sebaliknya untuk situasi risk on.

Keuntungan

ilustrasi pergerakan saham (unsplash.com/Wance Paleri)

Perilaku para investor ini sangat berkaitan dengan keuntungan yang ingin didapat. Dalam kondisi pasar yang berisiko, mereka tak ingin investasinya mengalami kerugian. Itu sebabnya, dalam situasi berisiko–seperti situasi ekonomi global yang buruk, perlambatan ekonomi, kebijakan bank sentral yang tak pasti–investor cenderung menerapkan risk off dengan melompat dari aset berisiko ke obligasi bermutu tinggi, emas, atau safe haven lainnya.

Sedangkan ketika risiko di pasar mulai mereda–ditandai dengan prospek ekonomi yang optimisi, kebijakan bank sentral akomodatif, peningkatan pendapatan perusahaan, dan indikator positif lainnya–maka investor akan mulai beralih ke investasi berisiko tinggi dengan harapan keuntungan yang lebih tinggi pula. Situasi inilah yang disebut dengan risk on.

Tips hadapi risk on dan risk off

ilustrasi candlestick (pexels.com/Alesia Kozik)

Dalam dunia investasi atau trading, kondisi risk on dan risk off biasa dijumpai. Maka, hal yang perlu diperhatikan ketika menghadapi situasi ini agar tetap dapat beradapatasi serta menjaga aset atau protofolio kita tetap aman. Melansir situs web mentarimulia.co.id, berikut ini adalah beberapa tipsnya:

  1. Ikuti berita fundamental
    Sebagai langkah awal, mengikuti kondisi pasar bisa dilakukan dengan mengikuti berita-berita dunia, baik dari sektor ekonomi, politik, masalah global, dan kebijakan perbankan. Intinya adalah berbagai sektor yang bisa mempengaruhi nilai mata uang. Umumnya, para investor atau trader akan mulai mengambil aset berisiko tinggi, saat berita ekonomi positif. Sebaliknya, para investor akan mulai bermain aman saat banyak berita negatif dan situas global yang tak tentu.
  2. Amati pola candlestick
    Candlestick adalah gambaran atas situasi sebenarnya yang terjadi di pasar. Mengamati pola candlestick juga merupakan senjata mematikan bagi kalangan trader price action, yang biasanya menerapkan prinsip ‘grafik tak pernah berbohong’. Sekalipun grafik dari masa lampau, namun dapat dijadikan bahan analisis, karena sejarah dalam grafik pasti akan berulang.
  3. Praktik dengan manajemen risiko yang baik
    Bila sudah melakukan cukup pengamatan dan analisis fundamental yang padat, maka langkah berikutnya adalah penerapannya. Berbekal hasil analisis tadi, kita bisa menerapkan berbagai strategi untuk memaksimalkan investasi atau trading yang dilakukan, baik saat pasar risk off atau risk on.
    Hal terpenting yang perlu diterapkan adalah manajemen risiko yang diisi oleh berbaga strategi. Kita dapat mencegah potensi kerugian di pasar dengan menerapkan sistem stop loss atau trailing stop. Batas-batas kerugian dapat kita atur berdasarkan pengamatan, untuk mencegah potensi kerugian semakin besar. Hal ini juga berlaku sebaliknya.

Demikianlah ulasan tentang risk on dan risk off dalam dunia investasi maupun trading. Harapannya, dengan mengetahui hal ini, maka kita semua bisa melakukan perdagangan saham atau investasi dengan lebih cermat, demi memaksimalkan keuntungan dan meminimalisir kerugian.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M