Diminati Asing, Green Bond PGEO Oversubscribe 8,25 Kali

PGE meraup US$400 juta dari penerbitan green bond.

Diminati Asing, Green Bond PGEO Oversubscribe 8,25  Kali
Dok. Pertamina Geothermal
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Obligasi berwawasan hijau (green bond)  yang diterbitkan anak usaha Pertamina, PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO) diminati investor global dengan mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 8,25 kali. Penerbitan green bond ini menjadi salah satu upaya mendukung asas keberlanjutan melalui ekonomi hijau.

Dari penerbitan oblogasi ini, PGE membukukan US$400 juta pada 27 April 2023. Dana tersebut digunakan perseroan untuk membiayai kembali (refinancing) proyek-proyek pengembangan sumber daya geothermal untuk penyediaan akses ke energi bersih dan ramah lingkungan yang andal dan terjangkau bagi masyarakat Indonesia.

Penggunaan dana untuk refinancing sudah sesuai dengan Eligibility Criteria yang telah ditetapkan dalam Green Financing Framework PGE. Framework ini sudah selaras dengan Green Bonds Principles 2021, Green Loan Principles 2021, dan ASEAN Green Bonds Standards 2018.

Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy, Nelwin Aldriansyah mengungkapkan, green bond PGE menjadi obligasi premium di secondary market yang tercatat di Singapore Exchange Securities Trading Limited (SGX-ST) atau Bursa Efek di Singapura. Bunga yang didapatkan green bond PGE dinilai cukup kompetitif, yakni sebesar 5,15 persen. Persentase tersebut menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek bisnis PGE.

Dari nilai penerbitan green bond ini PGE berhasil mencatatkan kelebihan permintaan hingga 8,25 kali atau senilai US$3,3 miliar. Sentimen positif  ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap potensi investasi di sektor geothermal pada khususnya dan energi terbarukan (EBT) di Indonesia.

"Antusiasme yang tinggi ini juga semakin mengukuhkan komitmen kami dalam mengembangkan potensi energi hijau di Indonesia," kata Nelwin dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (23/5).

Fundamental bisnis

Secara fundamental PGE saat ini sudah memiliki dana yang kuat untuk tahapan awal pengembangan bisnis, terutama dalam hal pencapaian target tambahan kapasitas terpasang sebesar 600 MW dalam 5 tahun kedepan.

"Dana green bond imenjadi stimulus yang akan memperkuat bisnis PGE ke depan," ujarnya.

Dalam memperoleh green bond PGE, menurutnya dilatari oleh adanya status positif dari dua lembaga pemeringkat kredit internasional.

PGE berhasil mendapatkan peringkat Baa3 (Stable) Moody's dan BBB- (Stable) dari Fitch Rating. Kedua rating ini menunjukkan perseroan memiliki fundamental bisnis yang kuat sehingga memiliki proyeksi investasi yang menjanjikan di masa depan.

Untuk diketahui, hingga kini PGE mengelola 12 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP), 1 Izin Panas Bumi (IPB) Anak Perusahaan PGE PT Geothermal Energy Seulawah (GES), 1 Izin Panas Bumi (IPB) Penugasan kepada Anak Perusahaan PGE Kotamobagu (PGEK) dengan kapasitas terpasang sebesar +1,9GW. Sebanyak  672 MW dioperasikan dan dikelola langsung oleh PGE dan 1.205 MW dikelola dengan skema Kontrak Operasi Bersama.

Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sekitar 80 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Membuat Akun PayPal dengan Mudah, Tanpa Kartu Kredit!
UOB Sediakan Kartu Kredit Khusus Wanita, Miliki Nasabah 70 ribu
Survei BI: Tren Harga Rumah Tapak Masih Naik di Awal 2024
Kelas BPJS Kesehatan Dihapus tapi Iuran Tetap Beda, Seperti Apa?
IBM Indonesia Ungkap Fungsi WatsonX Bagi Digitalisasi Sektor Keuangan
Saksi Sidang Kasus Korupsi Tol MBZ Sebut Mutu Beton Tak Sesuai SNI