Meski Dibayangi Tekanan Inflasi, IHSG Berpeluang Menguat

Investor akan mencermati rilis kinerja emiten kuartal I 2022

Meski Dibayangi Tekanan Inflasi, IHSG Berpeluang Menguat
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksikan kembali menguat, Jumat (13/5). Meski secara keseluruhan,inflasi masih akan membayangi laju IHSG hari ini.

 Analis Riset Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper, mengatakan secara teknikal candlestick membentuk long black body menembus support kuat lower Bollinger band mengindikasikan trend bearish yang kuat.

Namun, pergerakan masih akan dibayangi kekhawatiran akan inflasi. Dari dalam negeri, para investor bakal meninjau pengumuman kinerja emiten pada triwulan pertama 2022. "Kendati demikian, sentimen tersebut diperkirakan tak akan berdampak signifikan terhadap pasar," tulis Dennies dalam risetnya, Jumat (13/5). 

Ia pun memprediksi IHSG akan bergerak di kisaran support 6.516 dan 6.433 serta resisten 6.742 dan 6.885. Saham-saham yang dia rekomendasikan untuk dicermati hari ini yakni: MEDC, PGAS, INDF, dan HMSP.

Potensi rebound

Ilustrasi IHSG. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova juga berpnedapat senada. IHSG hari ini berpeluang rebound asalkan bisa ditutup di atas level 6.515 pada chart harian. “Level ini mestinya menjadi support kuat karena IHSG terkonsolidasi di sekitar level tersebut selama November 2021 hingga Januari 2022,” jelasnya kepada Fortune Indonesia.

Lebih lanjut, level support IHSG juga berada di 6.400 dan 6.287. Sementara resisten di 6.739, 6.840, dan 6.921. Itu mengindikasikan kondisi bearish yang kuat berdasarkan indikator MACD.

Dalam situasi itu, Ivan menyoroti saham ANTM, BBCA, TINS, TOWR, dan UNVR.

Inflasi dan potensi koreksi

Ilustrasi Analis, investor, trader menggunakan analitik aplikasi ponsel untuk menganalisis pasar saham. Shutterstock/insta_photos

Kendati berpotensi rebound, risiko koreksi juga masih membayangi IHSG. Terlebih, Gubernur The Fed Jerome Powell telah mengumumkan potensi kenaikan tingkat suku bunga sebesar 50 bps pada arisan Juni dan Juli.

Akan tetapi, keputusan itu akan bergantung pada faktor-faktor eksternal yang berada di luar kendali. Jika kinerja ekonomi sesuai ekspektasi, maka peningkatan itu akan dilakukan.

“Menilik data inflasi yang keluar kemarin, yang mengalami penurunan tapi secara tren tetap mengalami kenaikan, kami yakin The Fed akan kembali meningkatkan suku bunga sebanayak 50 bps,” jelas Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo, Maximilianus Nico Demus dalam risetnya.

Ditambah lagi, perlambatan penjualan ritel di kuartal pertama 2022 relatif dalam, dimana pertumbuhan tahunannya hanya 9,3 persen. Sementara secara bulanan, penjualan naik 2,6 persen setelah terkontraksi 4,5 persen pada Februari.

Karena itu, Nico memprediksi IHSG akan melemah terbatas di rentang 6.533 hingga 6.888. TLKM, DOID, dan PTBA merupakan saham-saham pilihannya.

Pada perdagangan kemarin, Kamis (12/5) sore, IHSG ditutup di level 6.599,24 (-3,17 persen) akibat sejumlah rilis data ekonomi Amerika, yang mengindikasikan hasil kurang baik. Dus, kecemasan terhadap inflasi pun semakin parah.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M