Perkuat Bisnis Pembangkit EBT, Anak Usaha UNTR Beli Saham ARKO Rp176 M

Setelah pembelian, saham EPN di ARKO naik jadi 31,49 persen.

Perkuat Bisnis Pembangkit EBT, Anak Usaha UNTR Beli Saham ARKO Rp176 M
Emiten ASTRA Group, PT United Tractors Tbk atau UNTR. (Website UNTR)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE -  Emiten pertambangan, PT United Tractors Tbk (UNTR), melalui entitas usahanya, PT Energia Prima Nusantara (EPN) resmi menambah kepemilikan saham di PT Arkora Hydro Tbk (ARKO), operator Pembangkit Listrik Mini Hidro (PLTM). Transaksi ini dilakukan untuk memperdalam strategi perseroan masuk di bisnis pembangkit listrik energi baru terbarukan. 

Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), transaksi perjanjian jual beli bersyarat sudah dilakukan 4 Agustus lalu. Anak usaha UNTR ini mengakuisisi 632,80 juta atau setara 21,61 persen saham ARKO dari ACEI Singapore Holding Private Ltd senilai Rp176,5 miliar.

Dengan pembelian saham ini, maka kepemilikan saham EPN di ARKO meningkat menjadi 31,49 persen. Sebelumnya, EPN telah memiliki saham ARKO melalui proses penawaran umum perdana.

"Tujuan transaksi ini adalah untuk merealisasikan investasi dan komitmen perseroan dalam diversifikasi usaha dan pengembangan pembangkit listrik melalui sumber energi baru terbarukan di Indonesia," kata Corporate Secretary UNTR, Sara K. Loebis, Senin (8/8).

Transaksi ini tidka berdampak secara material terhadap kondisi keuangan maupun operasional perusahaan. Namun secara jangka panjang, transaksi ini diharapkan bisa memberi nilai tambah dalam pengembangan usaha perseroan di bisnis energi baru terbarukan.

Pertumbuhan kinerja semester I

Ilustrasi alat berat United Tracktors, Dok. United Tracktors

Sepanjang semester I 2022, anak usaha Grup Astra ini membukukan pendapatan bersih sebesar Rp60,4 triliun atau naik sebesar 62 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Seiring dengan peningkatan pendapatan bersih, laba bersih perseroan meningkat 129 perseroan menjadi Rp10,4 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp4,5 triliun.

Masing-masing segmen usaha, yaitu: mesin konstruksi, kontraktor penambangan, pertambangan batu bara, pertambangan emas dan industri konstruksi secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 29 persen, 33 persen, 31 persen, 6 persen dan 1 persen terhadap total pendapatan bersih konsolidasian.

Pada lini usaha mesin konstruksi, perusahaan mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 111 persen menjadi 2.873 unit dibandingkan tahun lalu sebesar 1.361 unit. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha mesin konstruksi meningkat sebesar 86 persen menjadi Rp17,4 triliun dibandingkan pada periode yang sama tahun 2021.

Segmen usaha kontraktor penambangan dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA), hingga Juni 2022, membukukan pendapatan bersih sebesar Rp20 triliun, naik 29 persen dari Rp15,4 triliun. PAMA mencatat penurunan volume produksi batu bara sebesar 13 persen dari 58 juta ton menjadi 50 juta ton, dan peningkatan volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) sebesar 7 persen dari 410 juta bcm menjadi 437 juta bcm, dengan rata-rata stripping ratio sebesar 8,7x meningkat dari 7,1x.

Sedangkan pada segmen usaha pertambangan batu bara dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA) sampai dengan bulan Juni 2022 total penjualan batu bara mencapai 5,8 juta ton, termasuk 1,3 juta ton batu bara metalurgi, atau turun 8 persen apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2021 sebesar 6,3 juta ton.

Penurunan ini dikarenakan adanya larangan ekspor sementara pada bulan Januari 2022. Namun demikian pendapatan segmen usaha pertambangan batu bara meningkat sebesar 149 persen menjadi Rp18,7 triliun berkat peningkatan rata-rata harga jual batu bara.   

Bisnis enegeri terbarukan

Dok. Istimewa

Sejalan dengan strategi pengembangan usaha di sektor energi yang ramah lingkungan, UNTR telah menetapkan bisnis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebagai salah satu strategi transisi perseroan. Untuk mempercepat pengembangan EBT, pada akhir tahun 2021 seluruh bisnis energi dalam grup dikonsolidasikan melalui PT Energia Prima Nusantara (EPN).

Hingga Juni 2022, EPN telah memasang Rooftop Solar PV di sejumlah fasilitas dalam grup Perseroan dan Astra mencapai 6,9 MWp. Sepanjang tahun 2022, ditargetkan akan ada penambahan instalasi baru Rooftop Solar PV sebesar 15 MWp dan akan meningkat di tahun berikutnya.

Perseroan saat ini mengoperasikan satu pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTMH) yaitu PLTMH Kalipelus berkapasitas 0,5 MW di Jawa Tengah, dan sedang membangun pembangkit listrik tenaga minihidro lainnya yakni PLTMH Besai Kemu di Lampung, Sumatra. PLTMH Besai Kemu memiliki kapasitas sebesar 7 MW dan diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2023. Perseroan juga menargetkan beberapa proyek pembangkit listrik  tenaga minihidro di area Sumatra dengan total potensial kapasitas lebih dari 20 MW.

"Perseroan juga aktif melakukan studi dan tinjauan pada energi terbarukan lainnya seperti proyek hydropower skala besar, floating solar PV, geothermal, wind power dan waste-to-energy. Proyek-proyek ini konsisten dengan strategi UT untuk meningkatkan kompetensi di berbagai potensi energi terbarukan dalam rangka mencapai portofolio bisnis yang berkelanjutan," pungkas manajemen dalam keterangannya. 

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia
Laba PTRO Q1-2024 Amblas 94,4% Jadi US$163 Ribu, Ini Penyebabnya
Waspada IHSG Balik Arah ke Zona Merah Pascalibur
Laba Q1-2024 PTBA Menyusut 31,9 Persen Menjadi Rp790,9 Miliar
Laba Q1-2024 Antam Tergerus 85,66 Persen Menjadi Rp238,37 Miliar