Permintaan Lahan Pusat Data Tinggi, DMAS Target Transaksi Rp2 Triliun

Permintaan lahan data center telah meningkat sejak 2020.

Permintaan Lahan Pusat Data Tinggi, DMAS Target Transaksi Rp2 Triliun
Shutterstock/Gorodenkoff
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS) mengungkapkan permintaan lahan untuk industri yang masih tinggi pada tahun ini. Pihaknya menjelaskan, bahwa setengah dari permintaan lahan industri tersebut berasal dari sektor industri data center atau pusat data. 

Sejak tahun 2020 hingga paruh pertama tahun 2021, sudah ada beberapa pemain data center ternama yang berinvestasi dan hadir di kawasan industri GIIC Kota Deltamas, baik domestik maupun internasional. “Kami harapkan di paruh kedua tahun 2021, lebih banyak lagi industri data center yang hadir di kawasan industri kami,” kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan Puradelta Lestari Tondy Suwanto, dalam keterangannya, Kamis (9/9).

1. Alokasi belanja modal Puradelta Lestari

Emiten berkode saham DMAS pun mengalokasikan Rp850 miliar untuk capital expenditure atau belanja modal pada tahun ini. Khusus penyedian lahan data center, dianggarakan antara Rp150 miliar hingga Rp200 miliar. Namun selama tahun berjalan realisasi belanja modal baru mencapai 35 persen. Mayoritas penggunaan dana, untuk mengembangkan infrastruktur bagi data center sedangkan sisa kecilnya untuk pembebasan lahan.

2. DMAS kembangkan zona industri khusus untuk perusahaan teknologi

Perseroan sendiri kini tengah mengembangkan sebuah zona industri di dalam kawasan industri GIIC Kota Deltamas. Nantinya kawasan tersebut akan dilengkapi dengan fasilitas dan infrastruktur khusus untuk mengantisipasi permintaan lahan dari industri-industri yang membutuhkan teknologi terkini, termasuk industri data center dan perusahaan teknologi lainnya. Pengembangan zona industri tersebut dimaksudkan untuk mengantisipasi meningkatnya pelanggan industri yang membutuhkan spesifikasi khusus.

 “Kami tentunya akan terus mengikuti perkembangan tren dari permintaan lahan industri, termasuk fasilitas dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk menunjang aktivitas industri. Kami siap memberikan layanan terbaik bagi para pelanggan maupun calon pelanggan kami, dengan menyediakan fasilitas dan infrastruktur pendukung yang komprehensif,” kata Tondy.

3. Target pra-penjualan 2021 mencapai Rp2 triliun

Selain itu pihaknya, menargetkan pra-penjualan atau marketing sales sebesar Rp2 triliun di tahun 2021. Tondy mengatakan bahwa hingga paruh pertama tahun 2021, perseroan telah meraih marketing sales sebesar Rp905 miliar, atau sekitar 45,2 persen dari yang ditargetkan. Dari capaian tersebut mayoritas disumbangkan oleh penjualan lahan industri seluas 43,3 hektare pada semester 1/2021. “Selain itu, ada juga kontribusi dari penjualan produk hunian dan komersial,” tuturnya.

Tondy mengatakan bahwa Perseroan optimis untuk meraih target marketing sales tahun 2021 mengingat permintaan lahan industri yang masih tinggi. “Saat ini, masih ada permintaan lahan industri sebesar 70 hektar,” kata Tondy Suwanto. “Dengan permintaan lahan industri yang cukup tinggi dan proses negosiasi yang terus berjalan intensif, kami yakin bahwa di sisa semester dua tahun ini, Perseroan dapat meraih target marketing sales Rp2 triliun,” tuturnya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan