Ini Alasan ADB Borong Saham Cimory, dan Prospeknya ke Depan

Cimory menggalang Rp3,67 triliun dari penawaran perdana.

Ini Alasan ADB Borong Saham Cimory, dan Prospeknya ke Depan
IPO Cimory. (Situs Cimory)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bank Pembangunan Asia (ADB) memborong 19,4 juta saham PT Cisarua Mountain Dairy Tbk. senilai Rp59,9 miliar saat penawaran saham perdana (IPO).  

Spesialis Investasi Operasi Sektor Swasta ADB, Carine Sophie Donges, mengatakan ketergantungan Indonesia terhadap impor susu cukup besar mengingat produksi di dalam negeri belum dapat memenuhi permintaan domestik. “Melalui investasi ini, ADB dan Cimory dapat bekerja sama untuk meningkatkan penghidupan peternak dan kesejahteraan pedesaan, mendorong inklusi gender, serta berkontribusi bagi ketahanan pangan," kata Donges seperti dikutip dari keterangan resmi, Senin (6/12).

Dana dari ADB diharapkan dapat mendukung upaya perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produk susunya, memperluas akses ke makanan bergizi, serta mendukung penghidupan para pelaku usaha di sepanjang rantai nilai susu, termasuk peternak kecil.

Cimory, yang mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Desember 2021, berhasil menggalang Rp3,67 triliun atau US$255 juta melalui penawaran saham yang mewakili 15 persen modal disetor perusahaan.

Cimory adalah perusahaan induk Cimory Group, produsen dan distributor terkemuka produk susu (terutama yogurt dan susu) serta produk pangan konsumen (daging olahan dan produk berbahan dasar telur) dengan merek-merek yang sudah terkenal di Indonesia.  “Kami memiliki hubungan kuat dengan ADB yang telah memberi pinjaman pada Cimory di awal pandemi tahun lalu, dan kami berharap dapat melanjutkan kerja sama dengan ADB," kata Presiden Direktur Cimory Farell Sutantio, dikutip dari keterangan yang sama.

Rencana penggunaan dana IPO

Cimory berencana menggunakan hasil IPO untuk membiayai pertumbuhan organik Cimory Group, dengan meningkatkan kapasitas produksi dan distribusinya hingga 2024. ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. ADB didirikan pada 1966 dengan jumlah anggota 68 negara dan 49 di antaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik.

Hingga penutupan perdagangan pada Senin (6/12), emiten berkode saham CMRY mengalami penguatan 330 poin atau 10,71 persen dari harga perdana menjadi Rp3.410 per lembar saham. Namun pada hari ini, harga sahamnya cenderung fluktuatif dan masih berkutat di level Rp3.400.

Sektor konsumer masih diamati

Senior Portfolio Manager Equity Manulife Aset Manajemen Indonesia, Samuel Kesuma, mengaku tak mengetahui dengan pasti kenapa ADB masuk ke sektor konsumen ini. Ia menilai segmen tersebut telah tertekan selama dua tahun terakhir. Hal ini mematahkan persepsi awal bahwa sektor tersebut paling stabil dan dapat diandalkan. “Stable goods atau barang jajanan seperti biskuit coklat dan minuman manis alami penurunan. itu relaitf kalau pandemi ini ternyata alami penurunan,” ujarnya, Selasa (7/12).

Kendati demikian, Samuel menyakini sektor konsumen pada 2022 akan mengalami pemulihan seiring dengan meningkatnya permintaan oleh masyarakat.

Tapi yang perlu diperhatikan, kata dia, sektor ini mempunyai dua tantangan. Pertama, minimnya daya beli masyarakat, dan kenaikan harga bahan produksinya. Sehingga hal ini pun akan menekan biaya produksi dari perusahaan konsumen. Alasannya, produsen tidak dapat menaikkan harga jual.

“Kita lihat komoditas naik cukup lumayan. Jadi, dua tahun ke belakang naik, termasuk soft commodity seperti gandum, gula, dan kopi alami kenaikan yang cukup signifikan,” ujarnya.

Samuel menilai prospek saham sektor konsumen masih jadi tanda tanya. Sebab, segmennya masih mengalami tekanan. “Untuk outlook 2022 (sektor konsumen), seberapa cepat menaikkan harga jual untuk merespons harga pokok produksi perlu kita monitor. Jadi kita masih wait and see,” katanya.
 

Pasar minuman kemasan di Indonesia

Berdasarkan data YouGov, Aqua menjadi merek minuman kemasan dengan nilai konsumen tertinggi di Indonesia pada 2021. Merek milik Danone tersebut memiliki skor sebesar 54,8 poin dalam FMCG/CPG Rangkings 2021.

Merek minuman probiotik Yakult berada di peringkat kedua dengan skor 50,2 poin. Setelahnya ada merek minuman isotonik Pocari Sweat dengan skor sebesar 40,6 poin. Le Minerale, pesaing langsung Aqua, berada di peringkat keempat dengan skor 39,3 poin. Kemudian, merek kopi kemasan Good Day memiliki skor sebesar 26,8 poin.

Sedangkan, jenama produk susu kemasan Cimory berada di peringkat enam dengan skor 26,8 poin. Diikuti oleh Teh Botol Sosro dan Nutrisari masing-masing punya skor sebesar 26 poin.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M