Kesadaran Investasi Masyarakat Meningkat Akibat Pandemi, Kata Google

Pencarian topik saham pemula di Google meningkat 173 persen.

Kesadaran Investasi Masyarakat Meningkat Akibat Pandemi, Kata Google
Kantor Pusat Google di Mountain View, California, Amerika Serikat. (Shutterstock/ achinthamb)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Google Indonesia melaporkan bahwa pandemi Covid-19 mempercepat proses adaptasi dengan cara hidup baru bagi banyak orang Indonesia, tak terkecuali di sektor keuangan. Pada 2021, tidak sedikit yang mulai tertarik dengan dunia investasi karena berharap dapat bertahan di tengah krisis.

“Banyak orang berhenti dan jadi titik balik. Mereka coba mengatur polanya kembali termasuk keungan. Mereka berpikir bagaimana mendapatkan penghasilan lebih banyak,” kata Head of Ads Marketing Google Indonesia, Yolanda Sastra, kepada Fortune Indonesia, Kamis (18/2).

Informasi berdasar atas pengumpulan data Google Trends pada periode September 2020-Agustus 2021, dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya.

Dalam laporan bertajuk "Year in Search 2021: Look back to move your marketing forward", minat penelusuran saham pemula tumbuh hingga 173 persen. Setelah itu, topik belajar investasi meningkat hingga 83 persen, dan urusan trading naik 35 persen.

Saat ini telah banyak bermunculan aplikasi-aplikasi yang menawarkan investasi, terbukti dari peningkatan pencarian aplikasi investasi yang meningkat hingga 70 persen. “Ini sebelumnya kita belum banyak tahu terkait hal ini. Masyarakat sekarang makin dimudahkan dengan banyaknya pilihan untuk investasi,” katanya.

Dompet digital dan fintech

Pandemi, kata Yolanda, juga membuktikan bahwa layanan keuangan atau perbankan tak memerlukan lagi interaksi tatap muka. Pada 2021, orang Indonesia mencari cara untuk mempelajari dan menggunakan alat keuangan digital lainnya, seperti dompet digital, dan fintech.

Hal itu ditunjukan dengan peningkatan pencarian mengenai paylater 80 persen, bayar nanti 158 persen, dan pinjol (pinjaman online) naik 154 persen.

“Orang Indonesia banyak mencari cara alternatif untuk biayai pembelian,” kata Yolanda.

Saran Google

Dengan adanya potensi tersebut, Yolanda menyarankan para pelaku keuangan digital memberikan pengalaman layanan yang baik. Salah satunya dengan menciptakan pengalaman aplikasi tanpa halangan.

Sebab, 76 persen pengguna aplikasi di Indonesia lebih suka berinteraksi perihal masalah keuangan melalui aplikasi. “Brand dapat memberikan layanan keuangan end-to-end dengan lancar agar dapat mendorong engagement penggunanya,” ujar Yolanda.

Menurutnya, penyedia layanan keuangan juga sebisa mungkin memberikan materi yang mendidik bagi pengguna. Sebab, pandemi meningkatkan kesadaran akan pentingnya merencanakan masa depan dan mendiversifikasi pendapatan.

“Bisa dilakukan dengan menggunakan konten yang relevan dan dapat diaplikasikan,” katanya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra Otoparts Bagi Dividen Rp828 Miliar, Simak Jadwalnya
IKN Menjadi Target Inovasi yang Seksi bagi Investor Luar Negeri
Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp104,7 Triliun Hingga 31 Maret 2024
Museum Benteng Vredeburg Lakukan Revitalisasi Senilai Rp50 Miliar
Pemerintah Realisasikan Rp220 T Untuk 4 Anggaran Prioritas di Q1 2024
ERAL Kolaborasi dengan DJI dan Fujifilm di Kampanye Motion Creativity