Apa itu Stock Split dan Bagaimana Contohnya?

Stock split dinilai bisa menguntungkan emiten dan investor.

Apa itu Stock Split dan Bagaimana Contohnya?
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Investor di pasar modal pasti tak asing dengan istilah stock split. Seperti namanya, stock split adalah aksi korporasi berupa pemecahan saham yang dilakukan emiten dalam rasio tertentu. Hal ini memungkinkan lebih banyak investor, terutama ritel, yang dapat membeli saham emiten tersebut.

Dengan melakukan stock split, saham yang harganya mahal juga bisa menjadi lebih murah karena jumlah saham yang beredar bertambah banyak. Meski demikian, stock split tidak akan menambah jumlah modal yang disetor. 

Selain itu, umumnya stock split saham dilakukan emiten yang memiliki fundamental bagus, namun harga sahamnya terlalu tinggi. Ambil contoh, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).

Pada Agustus lalu, BCA menyatakan bakal meminta persetujuan pemegang saham untuk melakukan stock split agar para investor ritel punya kesempatan lebih luas untuk berinvestasi di saham perseroan.

Direktur Utama BCA, Jahja Setiaatmadja, mengatakan stock split tersebut diharapkan dapat membuat saham BBCA lebih terjangkau. "Terutama bagi para investor muda yang saat ini aktif meramaikan bursa," tandasnya.

Contoh Stock Split

Lantas bagaimana kondisi saham setelah stock split dilakukan? Untuk mejawab hal ini, kita bisa mengambil aksi korporasi yang dilakukan BCA beberapa waktu lalu.

Saat itu, BCA melakukan stock split dengan rasio 1:5. Artinya, satu saham bank tersebut akan berubah menjadi lima saham baru. Nominal saham BCA saat itu adalah Rp62,5 dan setelah pemecahan dilakukan, nilainya berubah menjadi 12,5. 

Sedangkan jumlah saham sebelum stock split sebanyak 24,65 miliar saham bertambah menjadi 123,27 miliar saham. Adapun harga sahamnya, berubah dari penutupan perdagangan yang sebesar Rp36.600 (12/10)  menjadi Rp7.320 per lembarnya karena dibagi 5.

Bagi para emiten, stock split bisa memberikan keuntungan berupa likuiditas yang lebih tinggi. Pasalnya, harga lebih murah membuat saham tersebut lebih menarik di mata investor. Siapapun bisa membeli, mulai dari ibu rumah tangga, mahasiswa pegawai kantoran, PNS, pedagang dan lain-lain. Dengan demikian, saham akan menjadi lebih aktif diperdagangkan karena transaksi menjadi besar.

Sementara bagi investor, keuntungannya adalah harga saham kian terjangkau dan porsi kepemilikan saham menjadi lebih banyak. Bayangkan, misalnya, jika harga saham BBCA tetap berada dikisaran Rp36.600. Untuk membeli 1 lot saham, perlu modal hampir Rp4 juta.

Kini dengan harganya di angka Rp7.400-an, dengan uang Rp750 ribu saja Anda bisa membeli 1 lot sahamnya. Itulah pengertian stock split beserta dengan contohnya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Saat Harga Turun, Edwin Soeryadjaya Borong Saham SRTG Lagi
Lampaui Ekspektasi, Pendapatan Coinbase Naik Hingga US$1,6 Miliar
Mengenal Apa Itu UMA pada Saham dan Cara Menghadapinya