Bitcoin Bakal Sulit Menembus US$30.000, Ini Penyebabnya

Diperkirakan investor institusi belum masuk ke Bitcoin.

Bitcoin Bakal Sulit Menembus US$30.000, Ini Penyebabnya
Ilustrasi Bitcoin. (Shutterstock/Coyz0)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Harga Bitcoin yang stagnan dalam beberapa bulan terakhir diperkirakan terjadi karena minimnya dukungan dari investor institusi. Karena itu, aset digital tersebut diramal bakal sulit menembus US$30.000.  

Dikutip dari Bloomberg, Michael Novogratz, investor kawakan dari Amerika Serikat, memprediksi harga Bitcoin saat ini mungkin masih akan bertahan pada kisaran U$$22 ribu–US$30 ribu. Sebab, belum ada arus modal masuk yang besar, terutama dari investor institusi, meskipun minat mereka terhadap Bitcoin besar.

Dikutip dari investing.com, harga Bitcoin dalam tiga bulan terakhir tercatat dalam kondisi mendatar. Pada Juni saja nilai aset kripto itu mencapai US$19 ribuan, lalu bertengger pada level US$23 ribuan sebulan setelahnya, dan menjadi US$22 ribuan bulan ini.

Turun dari posisi tertinggi

Ilustrasi Bitcoin Pizza Day. Shutterstock/Serenko Natalia

Novogratz berpendapat harga aset kripto saat ini juga takkan kembali ke level tertinggi seperti pernah terjadi pada 2021 atau 2017. Menurutnya, situasi tersebut terjadi karena pasar aset kripto akan tersambar oleh kebijakan bank sentral AS mengenai suku bunga.

“Saya tidak melihat harga yang melonjak yang kita lihat pada 2021 atau 2017 menyala kembali," kata pendiri perusahaan jasa keuangan aset kripto Galaxy Digital Holdings Ltd ini.

Galaxy Digital Holdings, yang menawarkan bisnis mulai dari perdagangan aset kripto sampai manajemen aset, pada kuartal kedua 2022 rugi US$554,7 juta, atau naik ketimbang US$182,9 juta pada periode sama tahun sebelumnya. Kondisi itu disinyalir akibat harga aset digital yang terkoreksi. Namun, perusahaan mengeklaim masih memiliki likuiditas lebih dari US$1,5 miliar.

Dikutip dari Bitcoin.com, harga Bitcoin akan diuji pada beberapa pekan mendatang. Namun, aset digital ini memiliki momentum untuk melewati posisi lebih tinggi dari US$24.700. Jika mampu melakukannya, Bitcoin bisa kembali naik di atas US$25.000 dan US$30.000 pada September.

Sementara analisis platform pertukaran Tokocrypto, Jumat (5/8), menunjukkan Bitcoin saat ini memiliki level resistensi pada US$23.223 dan support pada US$ 22.400. Lalu, level support pada US$21.978 menjadi pertahanan selanjutnya, apabila harga Bitcoin melanjutkan penurunannya.

Menurut Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, pasar aset kripto secara keseluruhan masih belum bangkit. Pergerakan pasar aset kripto, kata dia, masih menunjukkan kondisi sideways atau cenderung datar serta masih ada keraguan.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M