Dikabarkan Bakal Merger dengan Smartfren, Ini Respons XL Axiata

Kabar merger XL FREN muncul di tengah konsolidasi industri.

Dikabarkan Bakal Merger dengan Smartfren, Ini Respons XL Axiata
Karyawan mengamati kondisi jaringan XL Axiata di Jakarta, Selasa 21 Januari 2020. Shutterstock/Triawanda Tirta Aditya
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Manajemen PT XL Axiata Tbk akhirnya buka suara soal kabar yang menyebut bakal merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk. Kabar ini sebelumnya berembus sejak Oktober.

Berdasarkan keterbukaan informasi XL Axiata kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), sampai saat ini tidak terdapat transaksi terkait penggabungan usaha oleh perseroan dengan Smartfren Telecom. Perseroan juga memastikan jika terjadi merger akan memerhatikan berbagai aturan dan kewajiban.

“Dalam melaksanakan setiap rencana transaksi atau aksi korporasi, perseroan akan senantiasa memperhatikan dan memenuhi kewajiban-kewajiban yang perlu dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, termasuk di antaranya ketentuan di bidang pasar modal,” kata Sekretaris Perusahaan XL Axiata, Ranty Astrari Rachman, seperti dikutip pada Jumat (26/11).

Bloomberg melaporkan pada Kamis (7/10), operator nirkabel terbesar Malaysia Axiata Group Bhd dan Sinar Mas Group sedang menjajaki opsi penggabungan operasi mereka di Indonesia. Pemilik XL Axiata maupun Smartfren bekerja sama dengan penasihat untuk mempertimbangkan opsi yang juga mencakup kesepakatan seputar berbagi jaringan, kata sumber Bloomberg.

Ranty menambahkan tidak ada informasi atau kejadian penting yang material dan dapat berpengaruh pada kelangsungan maupun harga saham perseroan. Dia berkata, jika terdapat informasi material yang terjadi pada perusahaan, maka akan diinformasikan atau diungkapkan sesuai ketentuan yang berlaku.

Konsolidasi pasar telekomunikasi

Berdasarkan pemberitaan Bloomberg, soal merger kedua perusahaan, diskusi masih berlangsung dan belum membawa kepastian. Baik XL Axiata maupun Sinar Mas pada saat itu menolak berkomentar terkait kabar tersebut.

“Smartfren terbuka untuk berkonsolidasi atau berkolaborasi dengan pelaku industri lain yang bertujuan untuk efisiensi operasional,” kata Presiden Direktur Smartfren Telecom Merza Fachys menanggapi pertanyaan Bloomberg News. “Namun, semua pihak harus mendapatkan manfaat yang sama.

Presiden Direktur XL Axiata, Dian Siswarini, mengatakan perusahaan selalu terbuka dengan berbagai kemungkinan untuk “berkonsolidasi dengan pihak mana pun”.

Kabar kerja sama XL Axiata dan Smartfren ini muncul di tengah konsolidasi pasar telekomunikasi di Indonesia. Seperti diketahui, Indosat Ooredoo dan Tri pada September resmi merger dengan nilai transaksi mencapai Rp87 triliun. Sedangkan, PT Telkom Indonesia tetap menjadi operator terbesar di dalam negeri.

Menurut Bloomberg, berdasarkan laporan keuangan Juni 2021, XL Axiata memiliki 56,8 juta pelanggan. Perseroan di periode sama beroleh laba bersih Rp761 miliar. Teranyar, pada sembilan bulan pertama ini, emiten berkode EXCL itu mencetak laba Rp1,02 triliun, atau turun 51,0 persen secara tahunan.

Sementara Smartfren, unit dari Sinar Mas, berdasarkan laporan tahunan 2020, memiliki 27,9 juta pengguna. Emiten berkode FREN itu pada Januari–September tahun ini rugi Rp441,72 miliar, membaik Rp1,75 miliar dari periode sama tahun sebelumnya.

Pada saat berita ini ditulis, harga saham EXCL Rp2.980, atau naik 24,7 persen dalam enam bulan terakhir dan tumbuh 17,3 persen secara tahunan. Akan hal FREN, sahamnya kini Rp92 per saham, atau dalam enam bulan naik 2,2 persen dan dibandingkan tahun lalu tumbuh 30,6 persen.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M