Indodax: Berkat Pembaruan Jaringan, Harga Ethereum Berpotensi Melejit

Mekanisme baru akan membuat Ethereum lebih efisien.

Indodax: Berkat Pembaruan Jaringan, Harga Ethereum Berpotensi Melejit
CEO Indodax Oscar Darmawan saat mengisi acara FORTUNE Indonesia Summit bertajuk The Sudden Rise and Future of Investment di The Westin, Jakarta, Kamis (19/5).
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – CEO Indodax, Oscar Darmawan, memproyeksikan harga Ethereum berpotensi melejit setelah aset kripto itu mengalami pembaruan jaringan atau Merge. Menurutnya, progres nilai Ethereum pun jika dilihat dalam jangka panjang cukup baik.

Dalam keterangan resmi kepada media, dikutip Senin (12/9), Oscar menjelaskan Merge merupakan transisi jaringan Ethereum dari mekanisme proof-of-work (PoW) ke mekanisme proof-of-stake (POS).

Selama ini Ethereum diperoleh dengan skema PoW melalui cara mining atau penambangan. Mekanisme ini diklaim mengonsumsi energi listrik yang lebih besar. Sebab, alat penambang Ethereum membutuhkan spesifikasi komputer tinggi, serta rig mining yang komplet.

Skema PoW memungkinkan perolehan ETH dengan staking, yakni hanya menggunakan modal internet. Dengan demikian, penggunaan energinya diklaim lebih efisien, sederhana, dan ramah lingkungan.

“Dengan kelebihan proof of stake ini, bisa membuat token Ethereum (ETH) lebih berharga sehingga memiliki potensi harga ETH akan naik setelah proses the Merge selesai, meskipun sejatinya harga aset kripto bergantung pada kondisi pasar,” ujar Oscar.

Tiga fase

Ilustrasi Ethereum 2.0 (Shutterstock/Vladimir Kazakov)

Pembaruan jaringan Ethereum ini terbagi dalam tiga fase, kata Oscar. Proses tersebut cukup rumit karena benar-benar merombak konsensus aset kripto itu sendiri.

“Terlebih, Ethereum bukan hanya sekadar koin, namun merupakan jaringan blockchain yang banyak dimanfaatkan oleh hal lain seperti untuk NFT ataupun token-token yang berjalan di atas jaringan Ethereum,” katanya.

Dia menyebut fase pertama upgrade ini terjadi pada Desember 2020. Menurutnya, proses itu berjalan paralel dengan main chain Ethereum yang disebut dengan Maninnet. Fase ini merupakan babak peluncuran Beacon Chain.

Lalu, fase kedua Merge yakni penggabungan Mainnet dan Beacon Chain. Jariangan Ethereum pun mulai beroperasi menggunakan skema PoS.

Terakhir, fase ketiga dari pembaruan Ethereum 2.0 ini disebut dengan sharding, yang kemungkinan besar akan diluncurkan pada 2023. Ketika sharding itu telah terjadi, Ethereum diklaim dapat menangani ribuan transaksi per detik.

“Dengan adanya sharding ini, diharapkan berpengaruh pada penurunan gas fee. Karena selama ini, mahalnya gas fee merupakan kekurangan dari Ethereum itu sendiri,” ujar Oscar.

Kinerja Ethereum

Ilustrasi Ethereum/Pixabay

Pergerakan harga Ethereum dalam tiga tahun terakhir memang dipenuhi dengan volatilitas tinggi. Namun, progres Ethereum dalam jangka panjang cukup mengesankan.

“Saya yakin dengan perubahan yang dibuat oleh Ethereum harga kripto ini pun akan naik secara bertahap di kemudian hari. Sebab, Ethereum masih menjadi pilihan utama dalam berinvestasi aset kripto," ujarnya.

Oscar melihat tren positif Ethereum setelah koin itu membukukan nilai tertinggi (all time high) lebih dari satu kali.

Melansir coinmarketcap.com, harga Ethereum mencapai US$1.752, atau tumbuh 12,53 persen dalam sepekan terakhir. Namun, jika dibandingkan dengan awal tahun (year-to-date/ytd), harga Ethereum masih turun 52,85 persen dari US$3.716.

“Harapan saya, momentum the Merge  bisa dimanfaatkan trader aset kripto untuk mendapatkan profit. Karena di kemudian hari pun akan berpotensi naik,” ujarnya. 

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M