Isu Resesi & FTX, Begini Proyeksi Pasar Aset Kripto pada Desember

Investor diperkirakan mengambil aksi ambil untung.

Isu Resesi & FTX, Begini Proyeksi Pasar Aset Kripto pada Desember
Ilustrasi perdagangan kripto. Shutterstock/Rokas Tenys
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Pasar aset kripto pada awal Desember terlihat sedikit menguat meski diliputi sentimen resesi global dan kasus bursa aset kripto FTX. Meski demikian, investor perlu menyikapi dengan hati-hati potensi aksi ambil untung pada akhir tahun.

Chief Marketing Officer Pintu, Timothius Martin, dalam keterangan resmi pada Selasa (6/12), menyatakan pasar aset kripto secara keseluruhan relatif tenang.

Menurutnya, berbagai platform pertukaran aset kripto di seluruh dunia, termasuk Indonesia, menunjukkan komitmen dan transparansi dalam mengamankan aset pengguna Dengan begitu, kepercayaan investor terhadap investasi aset kripto semakin membaik.

“Namun memang, bayang-bayang resesi dan belum kondusifnya ekonomi secara global masih perlu kita waspadai bersama,” kata Martin.

Pekan lalu, harga Bitcoin meningkat 3,2 persen secara mingguan menjadi US$17.000. Namun, menurut Martin, investor mesti memperhatikan bahwa nilai aset dengan kapitalisasi pasar terbesar itu perlu menembus resistance pada US$18.000 untuk dapat keluar dari kisaran harga US$13.000–17.000.

Perlambatan suku bunga

Ilustrasi aset kripto. Shutterstock/Chinnapong

Martin mengatakan pasar aset kripto (dan saham) sepekan terakhir melambung karena imbas dari kabar suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (Fed).

Fed sebelumnya mengisyaratkan akan memperlambat laju kenaikan suku bunga pada Desember. Hal tersebut memperkuat ekspektasi bahwa bank sentral hanya meningkatkan suku bunga 50 basis poin dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya yang 75 bps.

Penurunan ekspektasi suku bunga itu ternyata memberikan dampak pada imbal hasil US Treasury 10 tahun jatuh ke dalam posisi terendah dalam 10 minggu. Sedangkan, US Treasury dua tahun jatuh ke posisi terendah yang sama dengan awal Oktober 2022. 

“Pasar menilai dan percaya bahwa kebijakan The Fed dapat diartikan bahwa resesi sudah semakin dekat dan tentunya dapat berimbas kepada harga aset kripto,” ujarnya.

Peluang pemulihan

Ilustrasi aset kripto. Shutterstock/Chinnapong

Bursa kripto FTX yang sempat memiliki valuasi senilai US$32 miliar harus bangkrut karena ganjalan likuiditas. Kehancuran FTX ini lantas mengakibatkan pasar aset kripto limbung dan, pada saat yang sama, menyebabkan investor khawatir serta panik.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono, menyatakan akhir tahun ini mungkin dapat menjadi awal dari masa pemulihan, namun harus disikapi dengan hati-hati.

"Kita mesti optimistis dengan proyeksi kebijakan The Fed yang bakal melunak untuk tidak terlalu agresif menaikkan suku bunga acuan di bulan ini," kata Afid, Jumat (2/12).

Menurutnya, potensi volatilitas yang melandai dari imbas FTX, serta perlambatan dalam kenaikan suku bunga Fed, berpeluang mendorong penguatan Bitcoin dan Ethereum pada Desember.

Afid turut menyampaikan harapannya soal "Reli Sinterklas", fenomena pasar yang mengalami reli menjelang Natal. Menurutnya, investor disinyalir percaya bahwa Desember adalah bulan keberuntungan bagi saham yang juga dapat membantu aset pasar kripto untuk menguat.

Namun, pasar rawan terkena aksi ambil untung yang masif dilakukan investor. Biasanya, investor akan lebih membutuhkan uang tunai ketimbang berinvestasi pada musim liburan akhir tahun.

"Harga kripto Desember bisa jadi sideways, karena investor sedang dalam mood untuk musim liburan dan biasanya taking profit, sehingga beristirahat pada aktivitas pasar," ujarnya.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen