Apa Itu Stablecoin? Mata Uang Kripto Yang Anti Gonjang Ganjing

Stablecoin menawarkan praktik ideal sebuah mata uang kripto.

Apa Itu Stablecoin? Mata Uang Kripto Yang Anti Gonjang Ganjing
Ilustrasi Stablecoin. Shutterstock/Muhammed AKAN
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Pergerakan harga mata uang kripto jamak dikenal sangat fluktutatif dan ugal-ugalan. Bagi investor, naik turunnya uang kripto ini mungkin bisa menimbulkan gonjang-ganjing.

Bitcoin, misalnya. Pada awal Oktober ini, merujuk Coin Base, harganya Rp687,3 juta. Kemudian, pada pertengahan bulan sempat menembus level tertinggi Rp932,2 juta. Namun, kembali turun per Jumat (29/10) menjadi Rp863,6 juta.

Namun, ada satu aset kripto yang berlawanan dengan karakter tersebut, yaitu Stablecoin. Sesuai jenamanya, “koin stabil” itu menawarkan konsistensi serta stabilitas harga. Melansir Investopedia, jenis kripto ini bahkan memiliki cadangan aset.

Sebagaimana diwartakan Fortune.com, stablecoin terkadang disebut koin atau token. Varian kripto ini memang dirancang untuk mempertahankan nilainya. Perubahan harga yang terjadi pada Stablecoin umumnya lebih kecil dibandingkan aset lain seperti Bitcoin.

Tether, salah satu Stablecoin terbesar, misalnya, menjual harga koinnya mencapai US$1. Jika investor Tether menginginkan uangnya kembali, mereka berjanji mengembalikannya dengan harga yang sama.

1. Cara Stablecoin bekerja

Bagaimana mungkin Tether memiliki stabilitas harga? Mata uang kripto ini bekerja dengan jaminan pada standar ke aset lain, misalnya, dolar Amerika Serikat (AS). Penerbit Stablecoin menyatakan bahwa mereka mendukung nilai koin tersebut setara atau sama amannya dengan aset itu.

Stablecoin lainnya disandarkan ke harga aset kripto seperti Etir. Atau Bisa juga dipatok ke aplikasi keuangan terdesentralisasi.

Stablecoin menawarkan koleksi koin kriptonya sebagai jaminan. Beberapa menggunakan bantuan algoritme untuk mengatur sisi penawaran maupun permintaan dikelola sedemikian rupa. Tujuannya, agar jumlah koin yang beredar cocok dengan apa yang disimpan sebagai cadangan.

2. Pasokan Stablecoin

Saat ini, ada lusinan Stablecoin yang sudah digunakan. Ke depannya, akan lebih banyak lagi.

Menurut Fortune.com, total nilai pasar kripto ini US$100 miliar (sekitar Rp1.425 triliun). Sebagian besar di antaranya merupakan Stablecoin yang terikat dengan dolar AS.

Tether, Stablecoin terbesar, kini memiliki jumlah beredar 69 miliar keping. 48 miliar di antaranya baru diterbitkan tahun ini.

3. Jembatan antar dua dunia

Stablecoin dapat menjadi penyambung dua dunia yang kontras: mata uang kripto dan sistem keuangan tradisional. Misalnya, mereka bisa berfungsi sebagai tempat mengunci keuntungan dari perdagangan kripto. Stablecoin juga dapat dijadikan tempat berlabuh jika ada risiko penurunan harga.

Mata uang kripto varian ini juga memudahkan pertukaran dana untuk transaksi kripto. Layanan pembelian maupun transfer uang juga diklaim lebih cepat dan murah dengan bantuan teknologi blockchain alih-alih infrastruktur pembayaran biasa.

Menurut Investopedia, Stablecoin juga memberikan solusi untuk praktik ideal sebuah mata uang kripto. Mereka bisa mempertahankan daya belinya serta inflasi serendah mungkin. Hal ini mendorong belanja token yang lebih banyak ketimbang disimpan.

Harga Stablecoin yang konsisten juga cocok dalam penggunaan sehari-hari. Pada dasarnya, sebuah mata uang yang harus bertindak sebagai media pertukaran maupun penyimpan moneter yang nilainya stabil dalam jangka panjang.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi