Valuasi Saham: Pengertian, Cara Menghitung dan Indikatornya

Sangat penting bagi investor untuk memahami valuasi saham

Valuasi Saham: Pengertian, Cara Menghitung dan Indikatornya
ShutterStock/AndreyPopov
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, Fortune - Ketika Anda memulai memikirkan untuk berInvestasi Saham, maka akan ada banyak istilah baru yang perlu dipahami. Salah satunya adalah pengertian Valuasi saham. Valuasi tidak sama dengan profit atau keuntungan sehingga hal ini harus dipahami dengan sebaik mungkin saat menanamkan modal.

Pengertian valuasi perusahaan

Pengertian valuasi adalah suatu kegiatan untuk menilai perusahaan dari segi kualitas manajemen dan kematangan bisnis. Tujuan dilakukan valuasi adalah untuk memastikan nilai perusahaan untuk keperluan akuisisi atau merger saat ada perusahaan yang tertarik untuk membeli.

Nilai valuasi suatu perusahaan bisa naik dan turun bergantung pada inovasinya. Karena salah satu tantangan yang harus dihadapi oleh perusahaan adalah mengikuti perkembangan yang terus berubah.

Faktor yang mempengaruhi valuasi suatu perusahaan pun terdiri dari beberapa hal. Mulai dari manajemen, politik, kematangan bisnis, kompetisi, pembuatan dan penjualan produk, hukum, pendanaan, teknologi, reputasi, ekspansi. Termasuk di dalamnya hal-hal yang berkaitan dengan produksi, penjualan produk, keuangan, aset, dan lainnya.

Apa itu valuasi saham?

Sebelum memutuskan untuk menanamkan modal di suatu perusahaan, sangat penting bagi investor untuk memahami valuasi saham perusahaan. Pengertian valuasi saham adalah proses penilaian yang dilakukan terhadap harga saham suatu perusahaan untuk mengetahui apakah sesuai dengan nilai intrinsiknya atau tidak.

Dengan melakukan valuasi tersebut, calon investor dapat mengetahui apakah harga saham yang ditawarkan oleh perusahaan termasuk wajar atau tidak. Valuasi saham tidak sama dengan harga saham. Karena harga saham adalah nominal harga yang dibeli.

Sementara itu, nilai intrinsik adalah nominal yang akan investor dapatkan jika perusahaan dijual. Melalui analisis valuasi saham, maka investor dapat lebih mudah membandingkan antara harga pasar saham yang dikeluarkan perusahaan dengan nilai intrinsik atau nilai kewajaran.

Ada beberapa rasio yang digunakan untuk menghitung valuasi saham. Mulai dari PBV (Price to Book Value), PER (Price Earnings Ratio), ROE (Return on Equity), DER (Debt Equity Ratio), dan EPS (Earning per Share). Dengan mengetahui rasio tersebut, maka investor bisa membandingkan antara emiten satu dengan lainnya.

Indikator valuasi saham

Dalam melakukan analisis valuasi saham, ada tiga pedoman utama yang harus digunakan. Berikut beberapa di antaranya:

  • Nilai Intrinsik > Harga Pasar, artinya saham yang dijual dalam kondisi murah atau undervalued dan masih layak untuk dibeli maupun dipertahankan jika sudah dimiliki
  • Nilai Intrinsik < Harga Pasar, artinya saham yang dijual sudah mulai mahal atau overvalued sehingga hal yang disarankan kepada investor adalah menjualnya agar mendapatkan profit
  • Nilai Intrinsik = Harga Pasar, artinya nilai saham perusahaan tersebut masih dalam kategori nilai wajar atau fair, namun terkadang dianggap kurang menarik

Rasio menghitung valuasi saham

Dalam melakukan analisis valuasi saham, ada beberapa rasio yang harus dipertimbangkan dan dihitung. Berikut ini beberapa di antaranya:

1. PER (Price Earnings Ratio)

Rasio jenis ini diperlukan oleh calon investor untuk menggambarkan harga saham perusahaan dan membandingkannya dengan profit yang akan dihasilkan. Dalam melakukan perbandingan, Anda harus menempatkan beberapa perusahaan yang bergerak di sektor yang sama.

Jika nilai PER perusahaan lebih kecil dari rata-rata emiten untuk nilai saham industri tersebut, itu artinya perusahaan tersebut relatif murah. Rumus untuk menghitung PER adalah harga saham dibagi laba per saham atau EPS.

2. EPS (Earning Per Share)

Pengertian EPS atau Earning Per Share adalah laba perusahaan setelah dibagi lembar saham. Jika nilai EPS terus mengalami kenaikan, artinya perusahaan tersebut berkembang dan bertumbuh dengan baik karena laba yang didapatkan terus meningkat. Rumus EPS adalah laba bersih dibagi jumlah lembar saham.

3. PBV (Price to Book Value)

PBV merupakan rasio harga terhadap nilai buku suatu perusahaan. Dengan menghitung nilai PBV, maka Anda akan mengetahui besaran kelipatan nilai pasar saham dengan aset atau kekayaan bersih perusahaan tersebut.

Banyak investor yang melakukan penghitungan PBV ini untuk mencari saham yang harganya murah atau undervalued. Mereka akan membandingkan PBV saham dengan rata-rata nilai PBV perusahaan lainnya yang masih bergerak di sektor yang sama. Rumus PBV adalah harga saham dibagi nilai buku per saham.

4. ROE (Return on Equity)

Rasio jenis ini disebut juga sebagai rasio profitabilitas sebagai tolak ukur untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari investasi yang dilakukan. Bagi investor, ROE dapat berfungsi untuk melihat keuntungan yang dihasilkan dari setiap satu rupiah yang ditanamkan modalnya oleh investor atau pemegang saham.

Nilai ROE dinyatakan dalam bentuk persen dengan penghitungan rumus laba bersih setelah pajak dibagi ekuitas pemegang saham.

5. DER (Debt to Equity Ratio)

Debt to Equity Ratio digunakan oleh investor untuk melihat berapa jumlah utang yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total ekuitas. Besaran hutang perlu dihitung karena merupakan bagian dari resiko perusahaan. Cara menghitung DER adalah total uang dibagi total ekuitas.

6. PEG (Price/Earnings to Growth)

Rasio PEG digunakan untuk mengukur harga wajar saham menurut potensi kenaikan profit perusahaan tersebut di masa depan. Rumus penghitungan PEG adalah harga saham saat ini dibagi laba per saham.

7. EV/EBITDA

EV merupakan singkatan dari Enterprise Value sedangkan EBITDA adalah singkatan dari earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization. Rasio ini digunakan untuk menilai perusahaan dalam menghasilkan kas operasional atau laba sehingga calon investor bisa mengetahui apakah perusahaan tersebut tergolong mahal atau tidak.

Rumus menghitung EV dan EBITDA adalah sebagai berikut:

EV = Kapitalisasi pasar + Total utang – Kas dan Setara Kas

EBITDA = Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi

Valuasi saham memang memiliki banyak rasio sebagai bahan pertimbangan. Namun, itu semua akan sangat bermanfaat untuk membantu dalam pengambilan keputusan. 

Related Topics

ValuasiSahamInvestasi

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Saham Anjlok, Problem Starbucks Tak Hanya Aksi Boikot
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M