Ini 2 Manfaat Holding Ultra Mikro  Bagi UMKM

Holding UMi Berikan Dampak Positif ke UMKM

Ini 2 Manfaat Holding Ultra Mikro  Bagi UMKM
ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kehadiran Holding Ultra Mikro (UMi) dinilai bakal memberikan 2 manfaat penting dalam pengembangan bisnis UMKM, yakni penyediaan teknologi berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) serta meningkatkan akselerasi inklusi keuangan nasional. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Bidang Perdagangan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Benny Soetrisno. Ia memandang, permasalahan utama yang dihadapi UMKM dalam pengembangan usaha adalah akses terhadap penyaluran pembiayaan dan pembinaan. 

Dia menilai persoalan tersebut dapat diatasi oleh sinergi antara PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM melalui holding, dengan mengintegrasikan pengolahan data berbasis AI. 

"Sebenarnya kebutuhan pelaku mikro hanya template, sehingga bisa dibuat semacam model yang mempermudah. Itu bisa sistem digital yang canggih AI," kata Benny melalui keterangan resminya di Jakarta, Kamis 12 Agustus 2021.

Dengan holding dapat mempercepat harapan pemerintah dalam menyasar sekitar 57 juta nasabah ultra mikro, di mana 30 juta di antaranya belum terakses ke sumber pendanaan lembaga keuangan formal. Ekosistem ini akan memberikan layanan produk yang lebih lengkap dan potensi pendanaan yang lebih murah untuk sekitar 29 juta usaha ultra mikro pada 2024. 

Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) inklusi keuangan di Indonesia baru mencapai 76,6% pada akhir 2019 sebagai hasil survei tiga tahun sekali. Persentase itu meningkat dari 2016 yang hanya 67,8%. Adapun arahan Presiden Joko Widodo, target tingkat inklusi keuangan sebesar 90% pada 2024.

1. Penerapan AI bagi Usaha UMKM

ShutterStock/Chan2545

Dengan sinergi ketiga perusahaan pelat merah diharapkan bakal mampu menyedikan aplikasi berbasis AI yang dapat membantu pembukuan secara digital untuk mengetahui kualitas kinerja pelaku usaha UMi. Jadi menurut Benny, nantinya kewajiban agunan dapat diubah ke penjaminan tagihan yang terdata dan dapat dilacak dengan mudah oleh anggota holding melalui sistem berbasis AI tersebut. Hal itu akan menyajikan transparansi yang kuat. 

Benny pun menekankan, pemanfaatan AI hanya sebagai pelengkap penguatan integrasi data. Dalam praktiknya, dia tetap berharap jejaring atau agen-agen holding UMi di tataran bawah harus tetap mengedepankan fungsi pemberdayaan dan pendampingan yang lebih intensif di lapangan. 

"Kalau memang ada karyawan yang bertugas di daerah atau di pasar, itu dia harus kenal semua. Itu juga yang nanti akan mendorong pelaku mikro perlahan beralih ke lembaga keuangan formal. Rentenir itu merajalela karena mereka kenal dekat," ujarnya. 

2. Percepat Akselerasi Inklusi Keuangan

Dok. Shutterstock/Mahardika Argha

Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, holding UMi akan menciptakan akselerasi inklusi keuangan yang ke depanya akan memacu pertumbuhan populasi pengusaha baru di Indonesia. Hal itu tak terlepas dari pengalaman ketiga BUMN yang selama ini memang fokus pada pemberdayaan dan pembiayaan bagi masyarakat kecil. 

“Pembentukan ekosistem (melalui holding) untuk akselerasi financial inclusion dan menjangkau yang belum terlayani pinjaman. Saat ini, banyak pelaku usaha di segmen mikro dan ultra mikro yang belum tersentuh layanan jasa keuangan formal. Misalnya, untuk keperluan pinjaman modal guna memperluas dan memperkuat usaha,” kata Arsjad. 

Senada dengan Arsjad, pengamat BUMN dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Toto Pranoto mengatakan, holding UMi diharapkan mempercepat laju inklusi keuangan dan pembiayaan berkelanjutan. Sinergi ekosistem ultra mikro melalui holding pun tak terlepas dari program pemerintah untuk mendukung visi dalam pemberdayaan segmen usaha tersebut. 

Toto pun mengingatkan tujuan holding ini adalah supaya tercipta value creation yang lebih besar dalam pemberdayaan usaha UMi, mikro dan kecil. Sebabnya, value creation dalam hal ini berarti nilai holding jauh lebih besar dibandingkan dengan masing-masing BUMN saat berdiri sendiri. 

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra Otoparts Bagi Dividen Rp828 Miliar, Simak Jadwalnya
IKN Menjadi Target Inovasi yang Seksi bagi Investor Luar Negeri
Pemerintah Sudah Tarik Utang Rp104,7 Triliun Hingga 31 Maret 2024
Museum Benteng Vredeburg Lakukan Revitalisasi Senilai Rp50 Miliar
Pemerintah Realisasikan Rp220 T Untuk 4 Anggaran Prioritas di Q1 2024
ERAL Kolaborasi dengan DJI dan Fujifilm di Kampanye Motion Creativity