Ekspor Kopi Berangsur Pulih, LPEI Bidik Pasar Jepang

Indonesia produsen kopi terbesar keempat di dunia.

Ekspor Kopi Berangsur Pulih, LPEI Bidik Pasar Jepang
Ilustrasi kopi ekspor. (ShutterStock/Kzenon)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta,FORTUNE - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) tahun ini akan membidik pasar Jepang sebagai negara tujuan ekspor dari kopi organik jenis java ijen. Sebab, LPEI telah mendampingi pengembangan bisnis kopi organik di kawasan Pegunungan Ijen, Banyuwangi. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun bahkan meminta LPEI lebih kreatif dan inovatif, supaya Indonesia dapat memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi. Menurutnya, ekspor merupakan salah satu engine growth yang sangat penting. 

"LPEI yang berfungsi sebagai pemberi kredit atau credit enhancer, sebagai fasilitator, akselerator, maupun agregator harus meningkatkan kreativitas dan inovasi," kata Sri Mulyani melalui keterangan resmi di Jakarta, Senin (10/1). 

Berdasarkan catatan Indonesia Eximbank Institute, permintaan kopi dunia di tahun 2022 akan semakin meningkat seiring harga yang juga semakin tinggi. Apalagi, pasarnya juga semakin luas. Ekspor perdana kopi hasil binaan Desa Devisa LPEI di Subang saja mencapai 18 ton untuk tujuan Arab Saudi. 

Permintaan ekspor mulai membaik

Selain itu, LPEI memandang permintaan kopi dunia berangsur naik setelah hampir dua tahun menurun akibat dampak pandemi global. 

Memasuki tahun 2021, permintaan kopi dunia sudah menunjukkan tren menggembirakan. Nilai ekspor kopi Indonesia rebound ditopang oleh kenaikan harga kopi dunia. Meski demikian, pertumbuhan nilai kopi masih minus yaitu sebesar -1,9 persen pada periode kumulatif Januari hingga Oktober 2021. Namun, pencapaian tersebut relatif membaik dibandingkan dengan tahun 2020 yang sempat -6,9 persen. 

Corporate Secretary LPEI Chesna F. Anwar menjelaskan, rantai pasok logistik menjadi terganggu akibat kebijakan sejumlah negara yang membatasi transportasi dan arus keluar masuk barang antar negara.  Kendala ini pun menyebabkan volume perdagangan kopi menurun, terutama di jalur pasar ekspor dunia. 

Indonesia produsen kopi terbesar keempat di dunia

Indonesia tercatat sebagai produsen kopi keempat terbesar di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolumbia. Namun, pandemi sempat memukul bisnis ekspor kopi nasional. 

Meski demikian, nyaris tidak ada pelaku usaha kopi yang gulung tikar dan beralih ke bisnis komoditas lain. Menurut Chesna hal ini memperlihatkan bahwa penurunan bisnis kopi murni adalah akibat pandemi dan terganggunya rantai pasok, bukan karena berkurangnya permintaan pasar. 

Jenis kopi tak disangrai jadi porsi ekspor terbesar di Indonesia

Lebih lanjut Chesna menjelaskan, porsi ekspor terbesar dari Indonesia yaitu jenis kopi tidak disangrai yakni 98,51 persen dengan pertumbuhan nilai ekspornya -7,22 persen yoy (year on year) pada tahun 2020. 

Sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan untuk menggerakkan ekspor nasional sudah mempersiapkan sejak tahun lalu dengan mendorong pengembangan bisnis kopi. Salah satunya adalah melaksanakan program Desa Devisa khusus kopi, yang dimulai di Kabupaten Subang, Juli 2021 lalu.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Pialang Adalah: Pengertian, Tugas, dan Cara Kerjanya
Lima Anak Bernard Arnault Jadi Direksi, Penerus LVMH Diragukan
Daftar Produk Paling Laris Dibeli di Tokopedia dan Tiktok Saat Ramadan
Pelaku Usaha dan UMKM Kini Bisa Daftar Sertifikasi Halal Lewat Shopee
Rupiah Tertekan ke Rp16.217 per US$ Usai Data PDB AA Dirilis
Peluang Rebound IHSG Terbuka, Didukung Kebijakan Suku Bunga