Likuiditas Valas RI Masih Kuat di Tengah Pelemahan Rupiah

DPK valas bank nasional masih naik 6,13%.

Likuiditas Valas RI Masih Kuat di Tengah Pelemahan Rupiah
ilustrasi mata uang (unsplash.com/Jason Leung)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa likuiditas valuta asing (valas) perbankan nasional masih sangat kuat di tengah tren pelemahan rupiah. 

Hal tersebut tercermin dari loan to deposito ratio (LDR) untuk simpanan valas perbankan yang masih di level memadai di September 2023. 

"LDR valas mencapai 80,33 persen ini menandakan atau mengindikasikan bahwa likuiditas valas di pasar domestik cukup kuat, ruangnya cukup untuk memberi tambahan kredit ke sektor riil kalau diperlukan," kata Purbaya melalui konferensi video hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang dikutip di Jakarta, Senin (6/11).

Di sisi lain, indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama (DXY) pada 27 Oktober 2023 berada di level 106,56 atau menguat 2,93 persen (ytd). Peningkatan Indeks DXY memberikan tekanan depresiasi terhadap nilai tukar Rupiah sebesar 2,34 persen (ytd). 

DPK valas bank nasional masih naik 6,13% 

Pixabay/Geralt

Sementara itu, tabungan valas bank nasional juga masih tumbuh 6,13 persen (yoy)  mencapai US$78,17 miliar. Purbaya menyebut, kenaikan ini masih jauh lebih besar dibandingkan dengan periode tahun 2022. 

"Ini tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan bulan Agustus juga, jadi diluar dugaan orang bukan agak turun malah agak naik sedikti lebih cepat," kata Purbaya. 

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) terus mengarahkan kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas (pro-stability), sementara kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran, pengembangan pasar uang dan pasar valas.

Ini langkah BI perkuat pasar valas 

Ilustrasi Bank Indonesia/ Shutterstock Harismoyo

Gubernur BI, Perry Warjiyo menyebutkan bahwa kebijakan itu diwujudkan bank sentral melalui melalui tiga strategi. Pertama ialah berupaya untuk intervensi di pasar valas pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. 

Strategi kedua ialah penguatan strategi operasi moneter untuk efektivitas kebijakan moneter, termasuk optimalisasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan penerbitan Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI) serta Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) sebagai instrumen moneter yang pro-market untuk pendalaman pasar keuangan dan menarik masuknya aliran portofolio asing dari luar negeri. 

Sedangkan untuk strategi ketiga ialah penguatan koordinasi dengan Pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk implementasi penempatan valas Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

3 Cara Mengubah Suara Menjadi Teks Untuk Kebutuhan Konten
Cara Melihat Pesan WA yang Terhapus, Tanpa Aplikasi Tambahan
Panduan Cara Ganti Kartu ATM BCA yang Hilang atau Rusak
10 Kacamata Termahal di Dunia Lengkap dengan Harganya!
Usai PHK Karyawan Tesla, Elon Musk Investasi Rp8 Triliun. Buat Apa?
Ekspektasi Fed Pangkas FFR Menguat, IHSG Berpotensi Rebound