Membaik, Index Penjualan Rill Indonesia Tumbuh 2,1%

Inflasi diprediksi meningkat bulan depan.

Membaik, Index Penjualan Rill Indonesia Tumbuh 2,1%
Dok. Pixabay/Photo Mix
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia (BI) pada Agustus 2021 terindikasi mengalami perbaikan. Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Agustus 2021 tercatat sebesar 192,5 atau tumbuh 2,1 persen (mtm). Angka IPR tersebut telah terakselerasi dari bulan sebelumnya yang masih -5,0 persen (mtm). 

"Peningkatan tersebut terutama bersumber dari kelompok suku cadang dan aksesori, subkelompok sandang, dan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor," kata Kepala Grup Departemen Komunikasi Muhamad Nur melalui keterangan resminya di Jakarta (11/10). 

Responden menyatakan peningkatan penjualan didorong oleh permintaan masyarakat sejalan dengan pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas di berbagai daerah. Secara tahunan, kinerja penjualan eceran pada Agustus 2021 tercatat  kontraksi -2,1% (yoy) atau membaik dari  kontraksi -2,9% (yoy) pada bulan sebelumnya, terutama didorong perbaikan kelompok suku cadang dan aksesori. 

IPR September diprediksi lebih baik

Responden juga memprakirakan kinerja penjualan eceran September 2021 terus membaik secara bertahap.  Hal ini tercermin dari IPR September 2021 sebesar 190,3 atau mencatat kontraksi yang makin mengecil secara tahunan. Secara tahunan, pertumbuhan penjualan eceran September 2021 diprakirakan sebesar -1,8 persen (yoy), tidak sedalam -2,1 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. 

Nur menjelaskan, mayoritas kelompok mencatatkan perbaikan, terutama didorong oleh kenaikan penjualan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat. 

Sementara itu, secara bulanan IPR September 2021 diprakirakan tumbuh -1,1 persen (mtm), dari 2,1 persen (mtm) pada Agustus 2021. Kelompok yang mengalami penurunan, terutama kelompok suku cadang dan aksesori serta kelompok makanan, minuman, dan tembakau. 

Penjualan eceran diprediksi akan menurun di November 2021

Tak hanya itu, responden juga memprakirakan penjualan eceran masih menurun pada November 2021 dan Februari 2022. Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) November 2021 dan Februari 2022 masing-masing tercatat sebesar 128,7 dan 137,5 atau menurun dibandingkan 142,9 dan 160,8 pada bulan sebelumnya. 

Responden menyampaikan bahwa penurunan tersebut sejalan dengan permintaan yang lebih terbatas dan keadaan cuaca yang tidak mendukung.

Inflasi diprediksi akan meningkat

Meski demikian, dari sisi harga, responden juga memprakirakan tekanan inflasi pada November 2021 dan Februari 2022 diprakirakan meningkat. 

Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) November 2021 dan Februari 2022 masing-masing sebesar 124,8 dan 138,7, lebih tinggi dibandingkan 123,0 dan 134,2 pada periode sebelumnya. Responden sejak Juli s.d Agustus menyatakan hal tersebut masih dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan baku. 

Sebagai informasi saja, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi pada bulan September sebesar 0,04 persen dibandingkan bulan sebelumnya (mom). Dengan begitu, terjadi penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 106,57 pada Agustus 2021, menjadi 106,53 pada September 2021.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Saat Harga Turun, Edwin Soeryadjaya Borong Saham SRTG Lagi
Lampaui Ekspektasi, Pendapatan Coinbase Naik Hingga US$1,6 Miliar
Mengenal Apa Itu UMA pada Saham dan Cara Menghadapinya