The Fed Naikkan Suku Bunga, Bagaimana Bunga Kredit Bank di Indonesia?

Pemulihan kredit jadi pertimbangan BI tahan suku bunga.

The Fed Naikkan Suku Bunga, Bagaimana Bunga Kredit Bank di Indonesia?
The Federal Reserve ( FED ) to control interest rates. (Shutterstock/Pla2na)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) telah menaikkan tingkat suku bunga acuan sebesar 75 basis poin. Dengan demikian, tingkat suku bunga acuan jangka pendek kini mencapai 1,5 persen sampai 1,75 persen.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menyebut transmisi terhadap suku bunga kredit perbankan masih konservatif mengikuti kebijakan Bank Indonesia (BI).

“Transmisinya terhadap suku bunga perbankan terutama suku bunga kredit diperkirakan akan bervariasi dan terdapat waktu penyesuaian dari industri perbankan,” kata Josua ketika dihubungi Fortune Indonesia di Jakarta, Kamis (16/6).

Selain itu, likuiditas perbankan yang cukup longgar dinilai akan membatasi peningkatan suku bunga perbankan hingga akhir tahun ini. “Oleh sebab itu, dampak dari kenaikan Fed terhadap suku bunga perbankan diperkirakan akan cenderung marginal,” kata Josua.

Suku bunga BI diprediksi naik hingga 75 bps pada akhir tahun

Josua menilai, saat ini BI akan mempertimbangkan untuk menormalisasi suku bunga acuannya pada semester II tahun 2022 ini. Menurutnya, inflasi yang meningkat bakal mendorong kenaikan bunga acuan bank sentral.

“BI juga perlu tetap menjangkar ekspektasi inflasi yang didorong oleh second round effect dari kenaikan supply side inflation. Oleh sebab itu, hingga akhir tahun ini BI diperkirakan akan mempertimbangkan untuk menormalisasi suku bunga acuannya sebesar 50 hingga 75 bps dalam rangka menjangkar ekspektasi inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,” kata Josua.

Sebelumnya, BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) tercatat ditahan BI sebesar 3,50 persen hingga Mei 2022. Seperti diketahui bersama, ke depan BI tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah guna menjaga inflasi berada dalam kisaran sasaran 3,0±1 persen pada 2022.

Pemulihan kredit jadi pertimbangan BI tahan suku bunga

Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebut momentum pemulihan kredit bank hingga ekonomi ke depan menjadi pertimbangan bank sentral untuk menahan bunga acuan.

“Satu sisi BI ingin jaga tingkat suku bunga rendah karena ini adalah momentum pertumbuhhan kredit dan momentum perbankan menggenjot pinjaman baru,” kata Bhima kepada Fortune Indonesia di Jakarta, Kamis (16/6).

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat rata-rata suku bunga kredit tertimbang dari Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Investasi (KI), dan Kredit Konsumsi (KK) pada Februari 2022 tercatat sebesar 9,02 persen atau menurun dibandingkan periode sebelumnya. Begitupun dengan  Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) yang menurun menjadi sebesar 8,81 persen.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Daftar Emiten Buyback Saham per Mei 2024, Big Caps!
Pacu Dana Murah, CASA BTN Capai 50,1%
Pabrik BATA Purwakarta Tutup, Asosiasi: Pasar Domestik Menantang