Laba Emiten Menara Telkom Naik 129,4% pada 2021, Ini Pendorongnya

Tahun ini Mitratel membidik pertumbuhan pendapatan 10%

Laba Emiten Menara Telkom Naik 129,4% pada 2021, Ini Pendorongnya
IPO Mitratel. (Mitratel)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten menara milik PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL), membukukan laba bersih Rp1,38 triliun pada 2021 atau naik 129,4 persen bila dibandingkan periode tahun sebelumnya Rp602 miliar. 

Kinerja itu salah satunya disokong oleh naiknya pendapatan perseroan 11 persen (yoy) dari Rp6,18 triliun menjadi Rp6,87 triliun. EBITDA Mitratel pun melonjak 23,9 persen (yoy) dari Rp4,18 triliiun menjadi Rp5,18 triliun.

Kenaikan tersebut ikut mendorong margin EBITDA perseroan naik dari 67,6 persen ke 75,7 persen, diikuti margin laba bersih perseroan pun naik dari 9,7 persen ke 20,1 persen.

Capaian itu diraih empat bulan setelah Mitratel melantai di pasar modal. “Ini menandakan, Mitratel memiliki profitabilitas yang tinggi dan dapat mengembalikan value dari investasi shareholders,” kata Corporate Secretary Mitratel, Hendra Purnama dalam keterangan resminya, Kamis (10/3).

Mitratel berencana membagikan dividen dengan rasio maksimum 70% dari laba bersih tahun 2021. Rasio dividen tersebut akan diusulkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham tahunan (RUPST) yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat.

Penopang pertumbuhan Mitratel pada 2021

Hendra mengatakan, kenaikan laba bersih pada 2021 disokong oleh pertumbuhan organik dan anorganik berkat strategi penjualan agresif, dengan memanfaatkan jangkauan penyebaran portofolio Mitratel di lokasi atraktif.

Sepanjang 2021, Mitratel sudah menambah 796 menara dan 2.376 tenant secara organik. Dari segi pertumbuh anorganik, perseroan mengakuisisi menara Telkomsel sejumlah 8.139 menara dan 8.215 tenant; ditambah dengan konsolidasi aset menara Telkom yang berjumlah 798 menara dan 1.432 tenant.

Adapun jumlah menara yang dioperasikan Mitratel sampai akhir 2021 mencapai 28.206 unit; melonjak 52,7 persen (yoy) dibarengi kenaikan tenant  39,3 persen (yoy) menjadi 42.594.

Tak ayal, tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) pendapatan perseroan pun mencapai 14 persen selama 2017–2021. Sementara CAGR EBITDA perseroan menyentuh 29 persen dan CAGR laba bersih 36 persen.

Target Mitratel pada 2022

Tahun ini, Mitratel membidik kenaikan pendapatan 10 persen—di atas rata-rata pertumbuhan industri.

“Dengan 750 pembangunan menara dan 3.000 kolokasi secara organik, serta tambahan 3.000 menara secara anorganik,” ujar Hendra yang juga menjabat sebagai Direktur Investasi Mitratel.

Saat ini, total menara perseroan berkontrubusi 28 persen dari seluruh menara di Indonesia. Dnegan berbagai ekspansi yang dilakukan perseroan berharap bisa memperkuat ekosistem digital Tanah Air, khususnya di tengah pengembangan jaringan 5G.

Strategi Mitratel jaga pertumbuhan berkelanjutan

Perseroan memiliki empat strategi untuk menjaga pertumbuhan berkelanjutan. Pertama, memacu pertumbuhan organik. Mitratel akan melakukan langkah agresif untuk menangkap peluang permintaan menara baru (B2S) dan kolokasi dari MNO melalui peningkatan kapasitas dan cakupan layanan.

Kedua, strategi merger dan akusisi untuk melengkapi pertumbuhan organik. Mitratel akan melakukan konsolidasi industri dengan memanfaatkan kekuatan neraca dan arus kas perusahaan, serta memaksimalkan sinergi Telkom Group.

Entitas anak Telkom itu menjaga likuiditas neraca dan ketersediaan kas, demi menyokong strategi operasional.

Hingga akhir 2021, aset perseroan meroket 128,3 persen menjadi Rp57,72 triliun. Liabilitasnya juga bertumbuh 40,7 persen dari Rp17,12 triliun ke Rp24,08 triliun.

Begitu pula dengan ekuitas yang melonjak 312,2 persen dari Rp8,16 triliun menjadi Rp33,64 triliun.

Ketiga, ekspansi ke layanan baru, dengan menambah portofolio layanan infrastruktur digital yang lengkap. Tujuannya: mendukung pengembangan infrastruktur penting dari MNO seperti fiber, edge infra solution, power-to-tower, dan layanan digital. (seperti IoT).

Keempat, meningkatkan efisiensi operasional. Mitratel bakal mengimplementasikan inisiasi efisiensi biaya di berbagai area, seperti biaya operasi dan pemeliharaan untuk meningkatkan profitabilitas dan arus kas. Perseroan juga akan melakukan transformasi digital operasional dengan meningkatkan operational business process melalui integrasi sistem IT.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi