Akuisisi Aset ConocoPhillips Tuntas, Ini 4 Target Kinerja MedcoEnergi

Akuisis aset ConocoPhillips berdampak strategis bagi Medco.

Akuisisi Aset ConocoPhillips Tuntas, Ini 4 Target Kinerja MedcoEnergi
Medco Energi. (Website Medco Energi)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), emiten energi milik konglomerat mendiang Arifin Panigoro, telah menuntaskan proses akuisisi ConocoPhillips Indonesia Holding Ltd. (CIHL) dari entitas anak ConocoPhillips Company (COP), Phillips International Investments Inc.

Direktur Utama MedcoEnergi, Hilmi Panigoro mengatkan, akuisisi itu sesuai dengan strategi MedcoEnergi untuk memiliki dan mempunyai aset yang menghasilkan arus kas positif. 

"Akuisisi ini membuat posisi MedcoEnergi sebagai perusahaan energi dan sumber daya alam independen terkemuka di Indonesia semakin kuat sekaligus menegaskan kembali komitmen Perseroan terhadap pembangunan nasional Indonesia," kata Hilmi dalam keterangan resmi, Kamis (3/3)

Sementara itu, Analis BNI Sekuritas, Aurellia Setiabudi menilai akusisi senilai US$1,36 juta tersebut sangat strategis bagi kinerja operasional MedcoEnergi karena mengonsolidasikan perseroan sebagai pemasok gas pipa utama ke Singapura.

“Aset itu berdekatan dengan operasi MedcoEnergi yang ada di Sumatra Selatan. Integrasi diharapkan dapat berjalan dengan lancar, melahirkan sinergi yang tinggi,” kata Aurel dalam risetnya, dikutip Jumat (4/3).

Akusisi akan berdampak positif bagi bisnis Medco, khususnya dalam urusan produksi dan sinergi yang signifikan dengan aset di area terdekat. Harga akuisisi—yang ditentukan pada 1 Januari 2021—pun menguntungkan perseroan karena harga gas tahunan yang lebih tinggi.

Produksi MedcoEnergi akan meningkat pasca-akuisisi

Setelah akuisisi, produksi MEDC diperkirakan bakal bertumbuh 63 persen, dengan 78 persen produksi berbasis gas pada 121 MBOEPD (million barrel oil of equivalent per day) dan 34 MBOEPD berupa cairan.

Selain itu, 60 persen dari kontrak gas memiliki harga tetap (naik dari 37 persen), sedangkan 40 persen sisanya akan sepenuhnya bergantung pada kenaikan harga komoditas yang lebih tinggi.

“Dengan ini, MEDC memiliki lindung nilai alami dalam produksi mereka yang begitu penting terhadap penurunan harga komoditas,” ungkap Aurel.

Neraca MedcoEnergi menguat

Dalam tiga tahun terakhir, MEDC memprioritaskan pembayaran utang. Dengan hadirnya aset terbaru ini diharapkan bisa berkontribusi signifikan terhadap arus kas perseroan, yang juga akan dipakai untuk membayar utang dua tahun ke depan.

Usai  merampungkan akuisisi, manajemen masih menargetkan leverage untuk bertahan di bawah 3x. Meski produksi diproyeksikan akan tumbuh 63 persen pasca-akuisisi, MEDC memperkirakan tingkat belanja modal akan serupa dengan prapandemi pada 2018–2019 di US$325 juta pada 2022.

Prospek MedcoEnergi setelah akuisisi ConocoPhillips

Setelah aksi korporasi itu rampung, MedcoEnergi pun menetapkan target kinerja pada 2022: 

1.  Memproduksi minyak dan gas 155 million barrel oil of equivalent per day (MBOEPD).

2.  Penjualan listrik 3.500 GWh.

3. Biaya produksi minyak dan gas per unit di bawah US$10 BOE (barrel oil equivalent).

4. untuk mencapai target tersebut, perusahaan akan mengalokasikan belanja modal minyak dan gas (US$275 juta) dan kelistrikan (US$50 juta).

Sejauh ini, tiga segmen bisnis MEDC menghasilkan keuntungan dari reli harga komoditas. Sehingga manajemen optimis dengan bisnis yang ada saat ditambah dengan adanya akuisisi aset, serta ekspansi ke energi terbarukan.

Analisa target kinerja dan operasional MedcoEnergi

Dengan target kinerja tersebut, Aurel menyampaikan analisanya dan menyoroti tiga hal utama, yakni:

- Prospek harga yang menguntungkan akan berlanjut dalam jangka menengah.

“Manajemen memperkirakan, setiap kenaikan harga US$10 akan menambah sekitar US$100 juta EBITDA bagi MedcoEnergi,” kata Aurel.

- Produksi tinggi dalam catatan sejarah berkat akusisi aset terbaru.

Aset MedcoEnergi di Amman Mineral telah menyentuh tingkat produktif dengan harga tembaga yang tinggi, yang harapannya dapat membiayai pengembangan penambangan dan smelter bijih tambang tahap 8.

Aset Amman juga diproyeksikan mampu mendulang keuntungan berlanjut berkat kenaikan permintaan elektrifikasi.

- Strategi konkret untuk mencapai net zero emission.

Produksi energi terbarukan (EBT) MEDC sudah sepertiga dari total pembangkit listrik, yakni c.907GWh yang diharapkan tumbuh lebih dari 50 persen. Inisiasi EBT perseroan terdiri dari panas bumi, tenaga surya, dan mini hidro.

Hingga akhir perdagangan Jumat, saham MEDC sudah menguat 15,93 persen selama lima sepekan terakhir. Tingkat kenaikannya bahkan mencapai 16,96 persen dalam sebulan belakangan.

Magazine

SEE MORE>
Chronicle of Greatness
Edisi April 2024
[Dis] Advantages As First Movers
Edisi Maret 2024
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Daftar Emiten Buyback Saham per Mei 2024, Big Caps!
Pacu Dana Murah, CASA BTN Capai 50,1%
Pabrik BATA Purwakarta Tutup, Asosiasi: Pasar Domestik Menantang