Disokong Data Pertumbuhan PDB RI, IHSG Diprediksi Kembali Menguat

Namun investor masih mencermati perkembangan kasus Covid-19.

Disokong Data Pertumbuhan PDB RI, IHSG Diprediksi Kembali Menguat
Proyeksi pergerakan IHSG. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan diproyeksi kembali menguat pada, Selasa (8/2) meneruskan rekor kenaikan kemarin, Senin (7/2). Optimisme investor akan rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mendorong pergerakan IHSG.

Pada penutupan perdagangan Senin (8/2), IHSG kembali menyentuh rekor baru ke level 6.804 atau naik 1,09 persen. Kenaikan ini didorong oleh rilis data pertumbuhan ekonomi dalam negeri yang mencatat pertumbuhan 3,69%. Investor asing mencatatkan pembelian bersih cukup signifikan sebesar Rp1,96 triliun.

Kendati demikian, penguatan diprediksi kemungkinan hanya bersifat jangka pandek, karena investor masih mewaspadai dampak lanjutan akibat lonjakan kasus Covid-19. Pada Senin kemarin, terdapat 26.121 kasus baru Covid-19. Sehingga total, kasus Covid di Indonesia sejak periode awal pandemi hingga saat ini telah mencapai 4.542.601. 

"Secara teknikal candlestick membentuk higher high dan higher low dalam tren penguatan jangka pendek diperkirakan penguatan akan berlanjut,” kata Analis Riset Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper Jordan dalam risetnya, Selasa (8/2). 

IHSG berpotensi melaju di level support 6.728–6.766 dan resistance 6.824–6.844 dengan sejumlah saham yang menurutnya menarik dicermati antara lain: MNCN, PTPP, BSDE, BBCA, WSKT, BBRI, BBTN, PGAS, dan DSNG.

Penguatan Hingga Beberapa Waktu ke Depan

Sementara itu, CEO Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya mengatakan peluang penguatan IHSG masih berlaku sampai beberapa waktu ke depan. Sebab, indeks acuan akhirnya kembali berhasil menyentuh titik tertinggi sepanjang sejarah. 

“Ini merupakan langkah pencapaian rekor baru yang spektakuler dan prestasi tersendiri bagi pasar modal Indonesia," kata William 

Berdasarkan sentimen tersebut, dia meramal IHSG akan bergerak di kisaran support 6.676 dan resistance 6.825. Saham-saham yang dia rekomendasikan, di antaranya BBCA, TLKM, SMGR, BBRI, ITMG, GGRM, AKRA, dan WIKA.

Sentimen Tambahan yang Berdampak pada IHSG

ShutterStock/AndreyPopov

Dari sentimen global, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan sejauh ini sejumlah pelaku pasar asing tampak mulai menghindari obligasi pemerintah di kawasan Asia. Lalu mencoba beralih ke negara berkembang di kawasan lain.

“Karena obligasi pemerintah di kawasan Asia, harga obligasinya mengalami penurunan paling dalam diantara negara berkembang lainnya bahkan sebelum tingkat suku bunga dinaikkan,” jelasnya, Selasa (8/2).

Yang jadi sumber kekhawatiran ialah kemampuan negara berkembang dalam menjaga risk premium ketika The Fed mengerek tingkat suku bunga. Jika terjadi, maka ada potensi capital outlow akan kembali keluar.

“Oleh sebab itu kami melihat yang efektif adalah bahwa setiap negara, menjaga risk premium-nya agar mampu untuk menjaga stabilitas pergerakan pasar," katanya. 

Fundamental ekonomi Indonesia yang kuat diharap bisa menahan gelombang kenaikkan tingkat suku bunga Bank Sentral AS. Sebagai informasi, perekonomian domestik tahun lalu tumbuh 3,69 persen berkat pulihnya konsumsi rumah tangga akibat pelonggaran aktivitas dan vaksinasi.

BPS mencatat, konsumsi rumah tangga menunjukkan pembalikan kondisi setelah terkontraksi -2,63 persen pada 2020. Akan tetapi, laju pertumbuhan itu masih lebih rendah daripada sebelum pandemi: 5,04 persen pada 2019.

Di akhir riset, Nico memprediksi IHSG akan menguat terbatas di level 6.748 hingga 6.830 pada Selasa pagi. Saham-saham yang dia sorot, yakni: BBCA, BRIS, dan BNGA.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M