Emiten Properti SWID Resmi Melantai di BEI, Saham Menguat 27%

SWID memiliki sejumlah strategi usai IPO.

Emiten Properti SWID Resmi Melantai di BEI, Saham Menguat 27%
IPO SWID. (SWID)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Perusahaan properti, PT Saraswanti Indoland Development Tbk (SWID) resmi mecatatkan saham perdana (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), hari ini, Kamis (7/7). Usai pencatatan,  saham perseroan menguat 27 persen ke level Rp254 di sesi awal perdagangan perdana. 

Mengutip RTI Business, SWID membuka sesi pagi perdagangan hari ini di level Rp206, lalu bergerak di rentang Rp206 hingga Rp270. Rata-rata harga saham perseroan berada di level Rp256,10. Pergerakkan harga saham SWID hari ini berada di atas harga penawaran Rp200 per lembar.

Total volume saham yang diperjualbelikan mencapai 275,21 juta, dengan nilai transaksi Rp70,48 miliar serta frekuensi perdagangan  36.908 kali.

Lebih lanjut, price to earning ratio (PER) SWID di sesi pagi ini mencapai 5,23; dengan kapitalisasi pasar sejumlah Rp1,37 triliun.

Di awal perdagangan sesi kedua, saham SWID bahkan naik lagi ke level Rp256.

Strategi setelah IPO

Foto komisaris dan direksi SWID. (SWID)

Manajemen SWID menyatakan tekah menyusun sejumlah strategi ekspansi setelah menggelar IPO. Perusahaan akan memanfaatkan peluang kenaikan permintaan terhadap apartemen dengan membangun menara Bima dan Arjuna—menara keempat dan kelima—di kawasan Mataram City. Sebelumnya, SWID sudah memiliki menara Nakula, Sadewa, dan Yudhistira.

Selanjutnya, perseroan pun akan mengembangkan proyek rumah tapak, Banyu, Bening, The Villa Resort yang mencakup 56 unit rumah di daerah Rawa Pening, Ambarawa, Jawa Tengah. Kedua proyek itu akan dieksekusi pada paruh kedua 2022.

Sepanjang 2022 sendiri, SWID membidik marketing sales sebesar Rp100 miliar. Prapenjualan itu akan berasal dari proyek apartemen menara Arjuna-Bima dan Villa Resort Banyu Bening. Perseroan pun optimistis recurring income bisnis hotel dapat melonjak 48 persen (YoY) dari Rp54,4 miliar menjadi Rp86,3 miliar tahun ini.

“Pendapatan perseroan akan naik signifikan mulai 2023, jelang selesainya pembangunan apartemen dan rumah tapak Banyu Bening,” jelas Direktur Pengembangan Bisnis dan Sekretaris SWID, Agung C. Setiawan. 

IPO SWID: saham dan waran seri I

Ilustrasi IPO. (Flickr)

SWID melepaskan 340 juta saham atau 6,31 persen dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Artinya, dana IPO yang akan terhimpun berjumlah Rp68 miliar.

Adapun SWID merupakan perusahaan properti yang merintis perjalanan dengan modal awal Rp2,5 miliar pada 2010. Namun kini sudah menjadi perseroan dengan modal senilai Rp100,9 miliar.

Produknya mencakup Mataram City yang terdiri dari hotel, apartemen, dan convention hall (Mataram City Convention Center). Adapun, hotel yang dimiliki oleh SWID, yakni: Alana Yogyakarta Hotel & Convention Center dan The Innside by Melia Yogyakarta.

Selain saham, Saraswanti Indoland Development juga menerbitkan Waran Seri I maksimal berjumlah 340 juta atau 6,74 persen dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh.

Para investor yang membeli saham IPO berhak atas Waran Seri I dengan ketentuan setiap satu saham disertai dengan waran seri I. Jangka waktunya mencapai 1 tahun.

Selama masa penawaran umum pada 1–5 Juli 2022, SWID membukukan oversubscirbe 22 kali dari jumlah saham yang ditawarkan. Jumlah ini sama dengan Rp1,49 triliun.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen