Fakta IPO GoTo yang Jadi Sorotan Sepekan Terakhir

Sejak GoTo ungkap IPO, perhatian tertuju pada sang dekakorn.

Fakta IPO GoTo yang Jadi Sorotan Sepekan Terakhir
Ilustrasi logo GoTo. (Shutterstock/Wirestock Creators)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - IPO GoTo (PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk) menjadi sorotan publik beberapa waktu terakhir di jagat maya. Aksi korporasi atau IPO jumbo dekakorn ini menuai beragam reaksi, dari yang pro hingga kontra.

Publik aktif berdiskusi di media sosial. Apalagi, IPO GoTo digadang-gadang dapat menjadi salah satu yang terbesar di pasar modal Indonesia bila dilihat dari kapitalisasi pasarnya.

Berdasarkan prospektus yang GoTo terbitkan, pelbagai analisis pun bermunculan. Mereka tak hanya melihat valuasi, tetapi juga menggali informasi mulai dari laba-rugi, arus kas, aset, dan  sebagainya. Yang terbaru, operasi buzzer dalam promosi saham GoTo pun juga menjadi perhatian warganet hingga otoritas bursa.

Fortune Indonesia telah merangkum sejumlah fakta IPO GoTo dalam sepekan terakhir. Berikut ulasannya. 

Nominal saham Rp1 per lembar

Logo GoTo. (PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk)

GoTo melepas 52 miliar saham, dengan kisaran harga penawaran Rp316–Rp346. Dengan demikian, GoTo berpotensi meraup dana hingga Rp18 triliun.

GoTo menetapkan nilai nominal per saham mencapai Rp1 per lembar menarik perhatian. 

Head of Research NH Korindo Sekuritas, Anggaraksa Arismunandar, mengatakan nilai nominal saham dalam IPO GoTo ini terbilang unik karena tidak biasa terjadi pada IPO lain. Dari segi jumlah saham beredar juga tergolong begitu besar.

Selain itu, keunikan dalam IPO GoTo menurutnya terlihat pada opsi penerbitan saham greenshoe untuk menstabilisasi harga saham hingga 30 hari sejak pencatatan, saham yang terbagi menjadi dua seri berdasarkan skema multiple votting share (MVS), periode lock up bagi pemegang saham existing, serta wacana IPO di bursa lain (NYSE, NASDAQ, HKSE, SGX, atau LSE).

Untuk itu, Angga mengimbau para calon investor—yang berminat mengikuti IPO GoTo— mempelajari lebih dalam tentang aksi korporasi tersebut.

IPO GoTo dalam kondisi rugi

Situs GoTo. (Fortune Indonesia/Tanayastri Dini)

Mengutip prospektus, total aset GoTo mencapai Tp158,17 triliun hingga kuartal ketiga 2021. Sementara kerugian bersihnya mencapai Rp11,58 triliun; meningkat ketimbang dari periode yang sama tahun 2020 yang hanya Rp10,42 triliun. Karena itulah, rugi per saham GoTo berjumlah Rp197 per lembar, ketimbang Rp365 per lembar pada setahun sebelumnya.

EBITDA yang disesuaikan GoTo pun masih dalam keadaan rugi akibat gencarnya upaya perluasan cakupan pasar perseroan lewat inovasi produk, perluasan jaringan, dan kegiatan pemasaran dan promosi.

Akan tetapi, CEO GoTo, Andre Soelistyo mengatakan perseroan masih mempertahankan kenaikan nilai transaksi bruto (GTV) secara positif.

“Ini dapat dilihat dari adjusted EBITDA sebagai presentase dari pendapatan bruto, yang telah membaik dari 2018 hingga periode 9 bulan pertama 2021,” jelasnya pada gelaran paparan publik IPO GoTo pekan lalu.

Dengan kondisi ini, Angga menilai secara fundamental, GoTo berpeluang menarik apabila mampu terus secara konsisten meningkatkan nilai transaksi bruto (GTV); serta terus memperkecil kerugian bersih.

Valuasi IPO GoTo

Logo GoTo. (Shutterstock/Adansijav Official)

Meski demikian, Angga menilai kondisi GoTo yang masih merugi dan belum akan mencapai profitabilitas beberapa tahun ke depan, menyulitkan penghitungan valuasi dengan metode konvensional. Yang mana merupakan hal lumrah bagi perusahaan berbasis teknologi seperti dekakorn tersebut.

Sebagai alternatif, valuasi perusahaan seperti itu bisa dihitung menggunakan pendekatan nilai transaksi (GTV). Secara perbandingan relatif, rasio Price/GTV GoTo sekilas lebih menarik ketimbang IPO unicorn sebelumnya.

“Namun perlu diingat, meski cukup banyak pelaku pasar modal yang mencoba menggunakan perhitungan ini pada IPO-IPO sebelumnya, beberapa sejauh ini pergerakan harga sahamnya masih meleset dari perkiraan. Sebagai contoh: pergerakan saham Bukalapak (BUKA) dan Grab Holdings di AS tercatat turun cukup dalam pasca IPO,” jelas Angga.

Sebagai informasi, Phintraco Sekuritas menghitung valuasi saham GoTo lebih tinggi dari BUKA. Dari kisaran harga penawaran IPO, PBV saham GoTo ada di rentang 2,54–2,79 kali. Sementara BUKA 1,11 kali. PER GoTo minus 26,98 – 29,54 kali, sementara BUKA minus 17,7 kali.

Perpanjangan masa bookbuilding IPO GoTo

Acara paparan publik IPO GoTo menampilkan logo perusahaan. (GoTo)

GoTo yang memutuskan memperpanjang masa penawaran awal atau bookbuilding juga menjadi sorotan. Menurut Corporate Secretary GoTo, Koesoemahadiani (Diani), langkah itu bertujuan memberi waktu tambahan bagi calon investor dalam memahami mekanisme pemesahanan saham hingga menyelesaikan proses pemesanan.

“Mengingat program Saham Gotong Royong merupakan yang pertama kali di pasar modal Indonesia sehingga masyarakat, terutama konsumen dan pedagang ekosistem GoTo,” kata Diani.

Operasi buzzer IPO GoTo

Ilustrasi logo GoTo. (Shutterstock/Wirestock Creators)

Kabar terbaru datang dari jagat maya, banyak yang membahas perihal gerakan buzzer di media sosial yang memuat ajakan membeli saham IPO GoTo. Namun, Corporate Secretary GoTo, Koesoemahadiani (Diani) mengatakan hal ini tak datang dari perusahaan.

Perseoran akan mengambil langkah dan mengadukan konten buzzer IPO GoTo kepada Twitter, tempat para akun ‘hantu’ itu beraksi. Sebab, konten itu melanggar kebijakan manipulasi platform dan spam dari Twitter.

Pihak Twitter disebut tengah menginvestigasi lebih dulu, sebelum melakukan tindakan lanjutan bila terbukti terjadi pelanggaran.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Saham Anjlok, Problem Starbucks Tak Hanya Aksi Boikot
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M