Grab Akuisisi Saham Tokopedia dan Lippo Group di OVO

Kepemilikan Grab atas induk OVO kini jadi sekitar 90%.

Grab Akuisisi Saham Tokopedia dan Lippo Group di OVO
Shutterstock/Lens Hitam
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Setelah Tokopedia memilih bergandengan dengan Gojek, statusnya dengan OVO menjadi ‘buram’. Karena secara tak langsung, GoTo—perusahaan gabungan antara Gojek-Tokopedia—turut memegang saham OVO bersama Grab, saingan utama Gojek di Asia Tenggara. Sampai akhirnya, kini Grab mengambil langkah untuk ‘merebut’ OVO dari genggaman Tokopedia dan perusahaan konglomerasi Lippo Group.

Menurut dokumen pengajuan ke Kementerian Hukum dan HAM, Grab Holdings Inc mengambil alih saham dari PT Tokopedia dan Lippo Group, menaikkan kepemilikan saham di induk OVO—PT Bumi Cakrawala Perkasa—menjadi sekitar 90 persen.

“Grab—yang berniat go public lewat merger dengan Altimeter Growth Corp pada akhir 2021—meningkatkan kepemilikannya di induk OVO dari sekitar 39 persen,” begitu kata perusahaan dalam permohonannya, dikutip Bloomberg, Selasa (5/10).

1. Sedang dalam Proses Restrukturisasi Kepemilikan

Berdasarkan keterangan OVO, tahap pertama restrukturisasi kepemilikan saham sudah rampung. OVO kini bernilai sekitar US$2 miliar sehingga valuasi pembelian Grab berkisar di antara US$500 juta dan US$1 miliar, menurut narasumber yang meminta syarat anonim ketika memberi keterangan, dikutip Bloomberg.

“Kami sedang berkonsultasi erat dengan regulator untuk menyelesaikan proses restrukturisasi kepemilikan dan yakin, (langkah) ini akan memungkinkan kami melayani kebutuhan layanan keuangan masyarakat Indonesia dengan lebih baik,” kata OVO.

Narasumber anonim lain menambahkan, Grab juga tengah menjual sebagian saham OVO miliknya kepada investor Indonesia demi mematuhi peraturan.

2. Peluang EMTEK Akuisisi Saham OVO dari Grab

Pada 2021, menurut Mobile Payments Report 2021 dari Boku Inc, OVO merupakan dompet digital terbesar di Tanah Air—dengan 38 persen pangsa pasar. Temuan Kadence International dalam riset Digital Payment and Financial Services Usage and Behavior in Indonesia (Agustus 2021) pun menyatakan, OVO memimpin pasar dompet digital dengan pengguna paling aktif sebulan terakhir, diikuti oleh GoPay dan ShopeePay.

Namun, mayoritas volume transaksi OVO berasal dari Tokopedia—yang kini bergabung ke ekosistem GoTo—sehingga dompet digital ungu itu sedikit merugi. Namun, seperti kata pepatah ‘ketika satu pintu tertutup maka pintu lain akan terbuka’, OVO berpotensi kedatangan investor baru untuk mengisi ruang yang ditinggal oleh Tokopedia.

PT Elang Mahkota Teknologi (EMTEK) berpotensi mengakuisisi saham OVO dari mitra strategsinya, Grab. “Grab mungkin kehilangan beberapa peluang bisnis karena Tokopedia beralih ke GoPay, tetapi kemungkinan akan mendapat keuntungan di layanan lain,” ujar pendiri lembaga riset CrossASEAN Research, Angus Mackintosh.

Pada Juli 2021, EMTEK telah menginvestasikan US$375 juta ke Grab Indonesia. Sementara itu, Grab juga menanamkan modal ke EMTEK tanpa mengungkapkan jumlahnya.

3. Mengakhiri Konflik OVO dan GoPay

OVO dan GoPay memiliki sejarah persaingan ketat di masa lalu. Ketika GoTo terbentuk, secara tak langsung keduanya menjadi ‘saudara tiri’. Keputusan Grab membeli saham Tokopedia dan Lippo dapat mengakhiri konflik kepentingan itu, sekaligus dapat meningkatkan kualitas layanan teknologi finansial (tekfin) miliknya di Indonesia.

“(Itu) bukan hal mengherankan karena Tokopedia perlu menjual (sahamnya di OVO) karena alasan regulasi,” kata Mackintosh.

Sekadar informasi, walau awalnya bermula dari layanan transportasi daring, layanan Grab kini telah meluas ke berbagai bidang, termasuk keuangan digital. Investasi Grab di OVO merupakan titik awal dari upaya perusahaan terjun ke dunia tekfin.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M