Harga Ayam Turun, Emiten Sektor Unggas Buka 2023 dengan Loyo

Bagaimana prospek sektor unggas tahun 2023?

Harga Ayam Turun, Emiten Sektor Unggas Buka 2023 dengan Loyo
Pedagang daging ayam melayani pembeli di Pasar Induk Rau, Serang, Banten, Selasa (7/6). (ANTARAFOTO/Asep Fathulrahman)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Kinerja emiten sektor unggas diproyeksi tak memenuhi ekspektasi analis, seiring dengan turunnya rata-rata harga ayam pedaging pada Januari 2023, setelah sempat naik sementara pada Desember 2022.

Adapun, di awal tahun ini, rerata harga ayam menurun menjadi Rp16.300 per kilogram (-22,7 persen, YoY) akibat permintaan yang melambat dan rendahnya jumlah culling di akhir tahun. Contoh, pada November-Desember 2022, pemerintah memerintahkan culling sejumlah 14 juta FS per pekan. Lalu sekitar 7 juta FS per pekan pada Desember 2022-Januari 2023.

“Kami menganggap angka tersebut cukup rendah dibandingkan dengan pemusnahan normal, yang minimal mencapai 20 juta per minggu,” kata Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Emma A. Fauni, Jumat (3/2).

Dus, pemulihan harga broiler dan day old chicks (DOC) pada Desember tak berlanjut di awal tahun kelinci air ini. Ditambah lagi, harga bahan baku pakan unggas masih cenderung menguat. Emma mengatakan, walau rata-rata harga jagung domestik menurun bertahap menjadi Rp4.000 per kilogram (0,9 persen, MoM), harga bungkil kedelai impor (SBM) masih tinggi.

Menunggu sentimen positif sektor unggas

ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid

Dari segi kinerja saham selama enam bulan terakhir, emiten bergerak secara beragam. Saham PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) bergerak sideways, sedangkan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) cenderung kurang menguntungkan.

Melansir RTI Business, Jumat, CPIN memiliki rasio price to book (PBVR) senilai 3,60 kali, dengan rasio price to earning (PER) 22,49 kali. Sementara itu, PBVR JPFA adalah 1,25 kali dan PER-nya 8,41 kali. Untuk MAIN, PBVR dan PER-nya masing-masing adalah 0,54 kali dan -15,81 kali.

Emma mengatakan, “Kami yakin kinerja harga saham tertahan oleh kekhawatiran pemulihan harga broiler di bulan Desember mungkin tidak cukup untuk mengimbangi harga broiler yang lemah di bulan Oktober.”

Oleh karena itu, Mirae Asset Sekuritas mengantisipasi kinerja yang tak semenarik harapan. Sembari menunggu katalis positif, sekuritas itu mencap ‘netral’ sektor unggas. Investor pun diperkirakan masih akan tetap konservatif sampai ada sinyal kuat katalis positif.

Salah satunya, momentum puasa dan lebaran, yang mana baru terjadi di kuartal kedua. Itu setelah rilis kinerja Q4 para emiten di akhir Maret 2022.

“Kami percaya berlindung pada pemain yang lebih besar harus menjadi preferensi untuk saat ini,” imbuh Emma.

Adapun, pada hari ini, saham CPIN dan JPFA tercatat naik, masing-masing 0,43 persen dan 0,74 persen. Di sisi lain, MAIN justru terkoreksi 0,41 persen.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M