Induk Usaha Dufan Rebound, Cetak Laba Rp37 M di Paruh Ke-I 2022

Penjualan tiket jadi kontributor pertumbuhan.

Induk Usaha Dufan Rebound, Cetak Laba Rp37 M di Paruh Ke-I 2022
Wahana Dufan. (Shutterstock/Aria sandi hasim)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Induk usaha Dufan dan Ancol, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) berhasil membalikkan kerugian di semester pertama tahun lalu menjadi untung seiring dengan kembalinya pengunjung taman hiburan saat ini.

Mengutip laporan keuangan perusahaan, pada semester I 2022, perseroan membukukan laba bersih Rp37,4 miliar, naik signifikan bila dibandingkan total kerugian periode yang sama tahun lalu senilai Rp94,6 miliar. Capaian ini juga beriringan dengan naiknya pendapatan bersih usaha hampir 96,3 persen (YoY) dari Rp210,8 miliar menjadi Rp413,7 miliar.

Kenaikan pendapatan perusahaan ditopang oleh naiknya pendapatan tiket PJAA sebesar 150,2 persen (YoY) dari Rp112,4 miliar ke Rp281,2 miliar. Segmen tersebut merupakan kontributor utama bisnis perseroan saat ini. Lantas, bagaimana dengan pendapatan dari segmen usaha perusahaan yang lain?

Pertumbuhan pemasukan dari segmen lain

Salah satu wahana Dufan. (Shutterstock/Isnani Husnayati)

Di segmen hotel dan restoran, perusahaan mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 65,1 persen (YoY) dari Rp21,5 miliar menjadi Rp35,5 miliar. Subsegmen restoran berkontribusi besar terhadap kenaikan pemasukan tersebut, sebab pendapatannya melonjak 106,5 persen (YoY) jadi Rp25,1 miliar.

Sementara itu, pendapatan usaha lain—seperti penyewaan kios, lahan, dan gedung; pengelolaan perumahan; sponsor; barang dagangan; bagi hasil; uang sandar dan iuran; logistik acara; loker dan permainan; dan lain-lain—juga naik 25,4 persen dari Rp78,2 miliar ke Rp98,1 miliar.

Adapun, tidak termasuk potongan penjualan, pendapatan kotor PJAA mencapai Rp414,9 miliar tahun ini.

Selain itu, total aset Pembangunan Jaya Ancol terpantau menurun dari Rp4,4 triliun menjadi Rp3,9 triliun. Salah satu pos yang terkikis adalah kas dan setara kas, dari Rp843,4 miliar ke Rp457,9 miliar.

Lalu, jumlah ekuitasnya tumbuh dari Rp1,4 triliun menjadi Rp1,5 triliun. Laba bersih per sahamnya juga berhasil pulih dari minus Rp59 menjadi Rp23.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M