Apa Itu Multiple Voting Shares, Skema yang Diterapkan pada IPO GOTO ?

Apa tujuan Multiple Voting Shares di IPO GOTO ?

Apa Itu Multiple Voting Shares, Skema yang Diterapkan pada IPO GOTO ?
Perwakilan Manajemen GOTO saat acara pencatatan saham di BEI, Senin (11/4). (GOTO)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) resmi mencatat saham perdananya atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 11 April lalu. GOTO merupakan emiten pertama yang menerapkan saham hak suara multipel (SHSM) atau multiple voting shares (MVS), apakah itu? 

MVS disebut aturan baru di pasar modal Indonesia, yang disusun sebagai ‘karpet merah’ bagi unikorn untuk masuk bursa.

Melalui Instagram resmi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bakal membuka peluang lebar-lebar bagi para startup dan unikorn untuk melantai ke pasar modal Tanah Air. Salah satunya, lewat aturan saham kelas ganda atau SHSM.

Saham hak suara multipel atau saham kelas ganda baru hadir pada akhir tahun lalu yang diterbitkan OJK, setelah berdiskusi dengan banyak pihak, termasuk para unikorn, Bursa Efek Indonesia (BEI), dan pelbagai pemangku kepentingan.

Lantas, apa tujuan dari pemberlakuan aturan SHSM atau MVS? berikut ulasannya. 

Melindungi visi dan misi pendiri unikorn/startup

Ilustrasi Unicorn Startup/ Shutterstock Jackie Niam

Setiap pencapaian ada harganya. Kalimat itu pas disematkan pada perusahaan teknologi kala melenggang ke pasar modal. Seiring pertambahan jumlah investor, saham pemilik kelak akan terdilusi. Ini jelas akan membuat cemas pendiri perusahaan, khususnya jika mereka mengikuti sistem satu saham satu suara.

Di situlah aturan SHSM atau MVS berperan. OJK dan BEI mengklaim, aturan saham kelas ganda di pasar modal bertujuan melindungi suara pendiri perusahaan teknologi yang masuk bursa.

Sebab, dengan struktur SHSM, tiap saham memiliki hak suara berbeda. Jadi, walau pendiri punya saham dalam jumlah lebih sedikit, suaranya bisa saja lebih besar.

Memperdalam pasar modal Indonesia

Bursa Efek Indonesia. (Wikimedia Commons)

Dus, regulasi itu juga jadi usaha OJK menarik minat para unikorn dan startup untuk menghimpun dana melalui IPO.

Aturan tersebut dapat menyokong inovasi perusahaan demi mencatatkan pertumbuhan tinggi, sambil tetap menjaga visi dan misi awal para pendiri walau para investor ritel turut berpartisipasi.

Menangkap peluang pertumbuhan investor ritel

Ilustrasi Analis, investor, trader menggunakan analitik aplikasi ponsel untuk menganalisis pasar saham. Shutterstock/insta_photos

Pemberlakuan kebijakan struktur saham kelas ganda penting, melihat pertumbuhan jumlah investor ritel yang terus terjadi hingga saat ini. Mengacu pada data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), total investor pasar modal pada 2021 saja menyentuh 7,48 juta. Itu meroket 92,99 persen ketimbang 2020, yakni 3,88 juta.

Contohnya IPO GoTo, yang mencatatkan partisipasi lebih dari 150 ribu investor pada periode pemesanan awal di platform Ajaib. Secara keseluruhan, aksi korporasi dekakorn ini menarik minat  sekitar 300 ribu investor, mayoritas merupakan investor ritel.

Struktur saham kelas ganda telah dianggap lazim di bursa global. Alhasil, sejumlah nama beken sektor teknologi seperti Alphabet yang menaungi Google, Uber Technologies Inc, Facebook, Pinterest, Lyft, Zoom, Alibaba, hingga induk perusahaan Shopee—SEA Group tercatat memanfaatkannya saat menggelar penawaran saham perdana (IPO). Bukan hal aneh jika pasar modal Indonesia turut menerapkan hal tersebut.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Saham Anjlok, Problem Starbucks Tak Hanya Aksi Boikot
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M