Jelang Arisan BI, IHSG Diproyeksi Menguat Terbatas

Bank Indonesia diperkirakan pertahankan suku bunga acuan.

Jelang Arisan BI, IHSG Diproyeksi Menguat Terbatas
Proyeksi pergerakan IHSG. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat, Selasa (19/4), setelah ditutup di zona hijau kemarin sore. Pengumuman kinerja emiten dan panen dividen masih menjadi katalis pendorong pergerakkan indeks. 

Akan tetapi, laju IHSG hari ini relatif terbatas menjelang penetapan suku bunga 7 Days Repo Rate pada pertengahan pekan ini, menurut Analis Riset Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper.

Karena itu, ia memprediksi IHSG akan bergerak di rentang support 7.253 dan 7.231 dengan resisten di level 7.287 dan 7.299. Saham-saham yang disoroti, yakni: INDY, MPPA, PWON, MEDC, SSMS, TLKM, LSIP, UNTR, BRIS, dan CTRA.

Senada, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus juga melihat potensi penguatan terbatas IHSG di kisaran 7.204–7.315. Saham telekomunikasi hingga pertambangan seperti EXCL, BRIS, dan ANTM direkomendasikan dicermati hari ini.

“Pertemuan Bank Indonesia mungkin akan menjadi perhatian pada siang hari ini, kemungkinan tak berubahnya tingkat suku bunga masih lebih besar, tapi sikap BI ini akan disoroti pelaku pasar dan investor,” tulis Nico dalam risetnya. 

Proyeksi JP Morgan perihal kebijakan moneter RI

Ilustrasi IHSG. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin mengumumkan Indonesia mencatatkan surplus perdagangan pada Maret menjadi US$4,5 miliar. Capaian ini melampaui ekspektasi JP Morgan (US$3,8 miliar) dan konsensus (US$3,1 miliar).

“Pendapatan komoditas yang lebih tinggi juga akan mengarah pada tabungan swasta yang lebih kuat, kelebihan likuiditas dan pendapatan fiskal, yang memberi BI lebih banyak ruang untuk bermanuver seputar subsidi energi dan normalisasi tarif,” jelas dua analis JP Morgan, Jin Tik Ngai dan Sin Beng Ong dalam riset.

Mereka melihat, kewaspadaan kebijakan fiskal kemungkinan akan didahulukan. Sebab, pemerintah meningkatkan harga energi domestik yang disesuaikan dengan pemulihan ekonomi.

“Dalam hal kebijakan moneter, kami memperkirakan BI akan memulai kenaikan suku bunga pada Juni dengan kenaikan 25bp, diikuti oleh kenaikan 25bp pada kuartal III 2021 dan kuartal IV 2022 karena inflasi headline naik menuju ujung atas kisaran 2 persen - 4 persen pada akhir tahun,” imbuh mereka.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar OpenSea dengan Mudah, Lakukan 6 Langkah Ini
11 Bahasa Tertua di Dunia, Ada yang Masih Digunakan
GoTo Lepas GoTo Logistics, Bagaimana Nasib GoSend?
BTPN Syariah Bukukan Laba Rp264 miliar di Kuartal I-2024
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia
Bisnis Otomotif dan Alat Berat Lesu, Laba Bersih Astra Turun 14,3%