Jakarta, FORTUNE - Kaesang Pangarep, putra Joko Widodo, mengaku pernah mendapat untung jumbo dari salah satu portofolio investasinya. Tingkat keuntungannya bahkan sampai 2.300 persen.
Ia beroleh keuntungan itu ketika membeli saham bank digital, yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2021. “Januari atau Februari. Saya pegang cuma satu bulan lalu out,” katanya dalam webinar virtual “Potensi Mendulang Cuan ala Kaesang dan Kevin Bersama Saham Rakyat”, dikutip dari Youtube Indonesia Investment Education, Senin (28/11).
Selain berbisnis, Kaesang diketahui telah aktif berinvestasi sejak 2017. Ia mengatakan, saat ini portofolio investasi pribadinya terdiri dari empat emiten. Dua di antaranya datang dari sektor pertambangan dan perfilman.
“Kemarin salah satu emiten yang saya masuki, Pak Anthoni Salim juga masuk, yang mining. Yang kedua, (perusahaan) yang membuat filmnya KKN di Desa Penari (2022)," katanya.
Portofolio investasi atas nama perusahaan
Di luar investasi pribadi, Kaesang juga terlibat dalam dua investasi lain atas nama perusahaan. Salah satunya adalah emiten pengolahan udang, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP).
Hingga kuartal ketiga 2022, perseroan membukukan laba bersih senilai US$8,6 juta atau tumbuh 0,5 persen (YoY) dari US$8,5 juta. Penjualan perusahaan ini naik 9,1 persen (YoY) dari US$128,7 juta jadi US$140,5 juta.
ke depan, Kaesang berniat meningkatkan kepemilikannya. “Kalau itu untuk jangka panjang, malah mungkin itu mau tambah lagi kok, enggak akan jual. Karena tahun ini peningkatan penjualannya juga bagus. Kalau boleh tambah sampai 50 persen (akan saya lakukan).”
Sednagkan investasi ke PMMP dilakukan lewat PT Harapan Bangsa Kita atau GK Hebat bersama Anthony Pradiptya. Perusahaan itu menaungi beberapa merek bisnis, seperti Yang Ayam, Ternakopi, Sang PIsang, Let’s Toast, Siap Mas, dan Enigma Camp.
Pada November 2021, GK Hebat mengakuisisi 8 persen atau 18,24 juta lembar saham PMMP di harga Rp490 per saham dari tangan PT Tiga Makin Jaya (TMJ).
Tips investasi Kaesang
Pada tahund depan, Kaesang mengatakan akan tetap aktif mengakumulasi investasinya meskipun belum berencana menambah emiten baru ke portoflionya.
Dalam berinvestasi, ia memiliki prinsip yang masih dilakukan hingga kini. “Saya lihat, saya investasi dua sampai tiga tahun, saya lupakan. Yang paling penting mengandalkan analisis fundamental perusahaan," katanya.
Tak hanya itu, investor setidaknya harus memiliki kemampuan menganalisa seperti apa kondisi keuangan perusahaan dan prospek ke depannya.
“Percaya sama diri sendiri, analisis sendiri. Cocok atau tidak dengan kita," ujarnya.
