Laba TINS Meroket 301% di H1-2022, Saham Menghijau

Laba bersih TINS mencapai Rp1,08 triliun di paruh-I 2022.

Laba TINS Meroket 301% di H1-2022, Saham Menghijau
PT Timah Tbk. Shutterstock/T. Schneider
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Saham PT Timah Tbk (TINS) menguat 1,68 persen ke level 1.515 pada Jumat (2/9) pukul 09.52 WIB, dan jadi salah satu penopang penguatan IHSG di pembukaan.

Melansir RTI Business, saham TINS dibuka di level 1.490, lalu melaju di rentang 1.505–1.535. Rata-rata harganya pagi ini adalah 1.523,50. Rasio price to earning-nya mencapai 5,21.

Adapun, volume transaksinya mencapai 21,52 juta lembar saham dengan nilai transaksi Rp32,78 miliar dan frekuensi perdagangan 3.827 kali. Kapitalisasi pasarnya sudah menyentuh Rp11,28 triliun.

Penguatan saham terjadi sehari setelah pengumuman hasil kinerja keuangan TINS pada paruh pertama 2022. Salah satu poin penting, yakni laba bersih, yang meroket 301 persen (YoY), dari Rp270,09 miliar menjadi Rp1,08 triliun. Itu merupakan buah manis dari melesatnya harga jual logam, yang rata-rata harganya mencapai US$41.110 per metrik ton.

Demi mempertahankan kinerja tersebut, TINS akan memacu kinerja entitas anak. “Kontribusi anak usaha segmen non-pertimahan pada 2022 diperkirakan meningkat menjadi 28 persen terhadap laba bersih konsolidasian,” kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk, Fina Eliani, dikutip Jumat.

Tingkat operasi dan penjualan

Dok. PT Timah Tbk

Bersamaan dengan kenaikan laba, produksi bijih timah TINS turun 14 persen (YoY) jadi 9.901 tron, dari 11.457 ton. Adapun, 3.829 ton (39 persen) berasal dari penambangan darat, sedangkan 6.072 ton (61 persen) datang dari penambangan laut. Produksi logam timah pun tertekan 26 persen dari 11.915 metrik ton jadi 8.805 metrik ton.

Volume penjualannya pun berkurang 21 persen dari 12.523 metrik ton menjadi 9.942 metrik ton. Akan tetapi, harga jual rata-rata logam timah di paruh pertama 2022 melonjak 48 persen (YoY), dari US$27.858 per ton menjadi US$41.110 per ton.

Detail kinerja keuangan TINS

Ilustrasi laporan keuangan. (Pixabay/Tumisu)

Selain laba bersih, pendapatan TINS juga melonjak 27 persen (YoY) dari Rp5,87 triliun menjadi Rp7,47 triliun. Yang juga mendongkrak laba operasi 127 persen dari Rp630 miliar jadi Rp1,42 triliun. EBITDA perseroan pun melambung 82 persen (YoY) dari Rp1 triliun jadi Rp1,9 triliun.

Adapun, posisi nilai aset perseroan pada kuartal kedua 2022 turun 2 persen (YoY) dari Rp14,7 triliun jadi Rp14,4 triliun. Liabilitasnya pun turut berkurang 13 persen (YoY), dari Rp8,4 triliun jadi Rp7,3 triliun. Di sisi lain, ekuitas naik 12 persen dari Rp6,3 triliun menjadi Rp7,1 triliun.

Kas dan setara kas TINS juga melonjak 51 persen jadi Rp1,9 triliun, dari Rp1,3 triliun. Lebih lanjut, kondisi keuangan TINS juga terefleksi dalam sejumlah rasio, seperti quick ratio TINS ada di level 43 persen, current ratio 157 persen, gross profit margin 26 persen, net progit margin 14 persen, debt to asset ratio 25 persen, dan debt to equity ratio 52 persen.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Saham Anjlok, Problem Starbucks Tak Hanya Aksi Boikot
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M