MNC Investama (BHIT) Ganti Nama jadi MNC Asia Holding, Ini Alasannya

Proses pergantian nama telah direstui pemegang saham 28 Juli

MNC Investama (BHIT) Ganti Nama jadi MNC Asia Holding, Ini Alasannya
Gedung MNC Group. (Shutterstock/Cahyadi Sugi)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - Emiten MNC Group, PT MNC Investama Tbk (BHIT) resmi melakukan rebranding nama menjadi PT MNC Asia Holding Tbk. Aksi ini telah mendapat restu Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) dan pemegang saham perseroan. 

Menurut Direktur Utama MNC Asia Holding, Hary Tanoesoedibjo, perubahan identitas itu sudah diungkap lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 28 Juli 2022. Perubahan nama ini dilakukan lantaran ekspansi bisnis perseroan telah merambah ke ranah internasional dan menyesuaikan bidang usahanya saat ini.

“MNC Asia Holding tak akan berhenti mencari peluang bisnis yang bermanfaat bagi para stakeholders dan shareholders, sekaligus semakin mengukuhkan posisi di industri terkait,” kata Hary Tanoe dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (25/8).

Berdiri sejak 1989, BHIT merupakan perusahaan konglomerasi yang memiliki anak usaha di berbagai sektor, dari media, jasa keuangan, entertainment hospitality, dan energi.

Bisnis media MNC Asia Holding

Di sektor media, BHIT menaungi empat televisi nasional FTA (free to air) milik PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), yakni RCTI, GTV, MNCTV, dan iNews. Keduanya membukukan rekor tertinggi pangsa pemirsa kolektif senilai 52,2 persen (slot prime time) dan 44,8 persen (slot all time).

Di luar MNCN, BHIT memfokuskan inisiasi digital di MNC Media lewat konsolidasi seluruh aset digital di bawah PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN). MSIN juga menaungi 7 portal daring dengan lebih dari 87 juta pengguna aktif bulanan.

Pada paruh kedua 2022, MSIN berencana meluncurkan gim kompetitif First-Person Shooter (FPS) dan Multiplayer Online Battle Arena (MOBA) bernama Rapid Fire dan Fight of Legends. Perseroan juga berinvestasi di layanan musik digital Amerika Latin, TREBEL Music, yang mencatatkan pertumbuhan signifikan.

Lewat PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV), BHIT juga berinvestasi strategis di platform VOD, Migo, yang memungkinkan pengguna mengunduh konten dari warung.

IPTV akan mengakselerasi digitalisasi pemirsa FTA yang dikhususkan bagi pengguna yang tinggal di luar kota-kota besar dan kerap menghadapi isu konektivitas serta  biaya data.

Bisnis jasa keuangan MNC Asia Holding

Pada sektor jasa keuangan, BHIT berekspansi ke tekfin lewat PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP) yang mendirikan Motion Digital yang mengintegrasikan MotionBanking; MotionTrade; dan aplikasi uang digital. Anak usaha perushaan meluncurkan MotionCredit, aplikasi pembiayaan digital, demi memperluas sayap bisnis MNC Leasing dan MNC Finance.

BCAP juga berupaya memperdalam penetrasi asuransi lewat aplikasi asuransi jiwa MotionLife. Selain itu, perseroan juga tengah mengembangkan aplikasi asuransi umum yang bisa membeli paket personalisasi asuransi, aplikasi securities crowdfunding, dan aplikasi perdagangan aset digital kripto.

Bisnis entertainment hospitality MNC Asia Holding

BHIT juga menggarap sektor entertainment hospitality lewat PT MNC Land Tbk (KPIG), yang sedang mengembangkan proyek unggulan di KEK MNC Lido City, Jabodetabek.

Di lahan seluas 3.000 hektare itu, perseroan akan bangun MNC Park, taman hiburan lengkap dengan hotel, retail dining dan hiburan, lapangan golf, klub, vila eksklusif, Movieland, pusat seni dan musik, techno park dan pusat data, sirkuit internasional, dan masih banyak lagi.

Belum lama ini, KPIG juga baru membuka Park Hyatt Jakarta.

Bisnis energi MNC Asia Holding

Pada awal 2022, BHIT resmi merombak bisnis inti anak usahanya, PT MNC Energy Investments Tbk (IATA) guna mengonsolidasi anak usaha di bidang energi.

Kini, IATA memiliki 8 izin usaha pertambangan (IUP) dengan estimasi 1,6 miliar MT batu bara, dengan luas 72.000 hektare di Sumatra Selatan. Selain itu, ada pula fasilitas operasional pendukung seperti jalan angkut, jembatan timbang, stockpile, crusher, dan pelabuhan batu bara.

Dua IUP IATA yang aktif produksi telah menghasilkan 2,5 juta MT batu bara tahun lalu. Hingga pertengahan tahun ini, salah satu anak usaha IATA juga mulai sesi produksi. Dus, total target produksi dari semua IUP IATA pada 2022 adalah 7,5 juta–8 juta MT.

Di luar batu bara, entitas anak IATA di bidang eksplorasi migas pun sudah membeli wilayah kerja di Blok Semai III, Papua. Berdasarkan estimasi, fasilitas itu punya sumber daya gas yang belum teruji sebesar 30 triliun kaki kubik (TCF), sehingga tergolong sebagai salah satu lokasi eksplorasi gas alam terbaik di Indonesia Timur.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M