OPEC+ Beraksi Naikkan Produksi, Bagaimana Harga Minyak ke Depan?

Saat ini 13 negara OPEC telah menaikkan kapasitas produksi.

OPEC+ Beraksi Naikkan Produksi, Bagaimana Harga Minyak ke Depan?
ShutterStock_Sodel Vladyslav
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

New York, FORTUNE - Negara-negara produsen minyak, OPEC+ siap meningkatkan produksi minyak secara moderat, yang didukung permintaan konsumen kelas atas. Harga minyak pun sedikit meningkat pada akhir perdagangan Rabu (3/2) atau Kamis (3/2) WIB.

Sebagai informasi, minyak mentah Brent untuk pengiriman April naik 31 sen menjadi US$89,47 per barel. Di sisi lain, minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) AS pengiriman Maret naik 6 sen menjadi US$88,26 per barel.

Beberapa hari terakhir, harga minyak Brent mendekati harga US$90. Penyebabnya adalah kekhawatiran jangka panjang pasar terhadap pasokan mulai ketat di negara-negara produsen minyak dunia yang memicu naiknya permintaan.

Sebelumnya, pada akhir pekan lalu (28/1), dua harga minyak acuan mencapai level tertinggi sejak Oktober 2014. Di mana Brent mencapai harga US$91,70 per AS dan minyak mentah AS menyentuh US$88,84 dolar per barel.

Harga Masih Berpotensi Naik

Dalam riset harian, Pilarmas Investindo Sekuritas menyoroti langkah OPEC+ dalam meningkatkan kapasitas produksi menjadi 400 ribu barel per hari pada Maret 2022. Sebanyak 23 negara koalisi menyetujui rencana itu. Akan tetapi, sejumlah negara produsen khawatir tidak bisa memenuhi pasokan bila produksi ditingkatkan.

“Kurangnya investasi dan kerusuhan milisi berdampak terhadap eksportir dari Nigeria ke Libra, sehingga beban produksi diberikan kepada rekan-rekan di negara Timur Tengah,” tulis Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus dalam risetnya, Kamis (3/2).

Pada akhirnya, kekurangan produksi itu ikut mendongkrak harga minyak mentah ke titik tertinggi, yakni melampaui US$90 per barel. Hal ini akhrinya mendorong inflasi yang membuat deretan Bank Sentral dunia kewalahan.

Untuk saat ini saja, kapasitas cadangan masih terbatas bagi Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Irak, dan Kuwait. Jika pasokan kian menurun dan tak bisa mengikuti permintaan, maka harga minyak berpotensi terus naik hingga level US$100 per barel.

“OPEC+ bergerak dengan sangat cepat untuk menutupi kekurangan pasokan, namun hal ini akan mendorong kapasitas cadangan minyak akan mengalami penurunan dengan sangat cepat,” tambah Nico dan tim.

Sejauh ini, 13 negara OPEC telah menaikkan kapasitas produksi. Namun peningkatan masih terbatas, hanya 50 ribu barel per hari pada Januari. Itu karena kurangnya produksi sebesar 140 ribu barel per hari di Libya. Sementara, 10 negara OPEC lain masih berupaya mengelola produksi hingga manaikkan pasokan 160 ribu barel per hari pada bulan yang sama.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Microsoft Umumkan Investasi Rp27 Triliun di Indonesia
Laba PTRO Q1-2024 Amblas 94,4% Jadi US$163 Ribu, Ini Penyebabnya
Waspada IHSG Balik Arah ke Zona Merah Pascalibur
Laba Q1-2024 PTBA Menyusut 31,9 Persen Menjadi Rp790,9 Miliar
Laba Q1-2024 Antam Tergerus 85,66 Persen Menjadi Rp238,37 Miliar