Menggali Peluang Pertumbuhan Mayora Indah pada Tahun Prapemilu

Berbagai katalis akan mendongkrak kinerjanya.

Menggali Peluang Pertumbuhan Mayora Indah pada Tahun Prapemilu
Kopiko produksi Mayora. (Shutterstock/ghaya)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Laba inti PT Mayora Indah Tbk (MYOR) diproyeksi tumbuh 85,3 persen (YoY) sepanjang 2023 berkat sejumlah katalis, di antaranya potensi normalisasi harga bahan baku dan tahun prapemilu.

Tim Riset Indo Premier Sekuritas, Lukito Supriadi dan Andrianto Saputra, memproyeksikan pertumbuhan laba inti berkat peningkatan profitabilitas dan pertumbuhan top-line yang lebih stabil. Sebelumnya, perseroan harus menghadapi volatilitas harga bahan baku akibat konflik Rusia-Ukraina.

“Kami memperkirakan kenaikan margin lebih lanjut pada kuartal IV-2022 dan 2023 seiring dengan normalisasi lanjutan dari harga gandum dan kopi, serta dampak penyesuaian harga sebesar 18 persen tahun lalu,” jelas keduanya dalam riset.

Peningkatan itu akan terefleksi pada kinerja pada tahun ini. Dalam proyeksi, pertumbuhan margin Mayora Indah pada kuartal IV dan 2023 adalah 24,2 persen (dari 21,4 persen) dan 25,0 persen (dari 22,1 persen). Penjualan bersih MYOR pada 2023 pun diperkirakan tumbuh 13,7 persen menjadi Rp35,05 triliun.

Katalis pertumbuhan Mayora Indah pada 2023

Faktor pendongkrak pertumbuhan kinerja Mayora yang pertama adalah tahun prapemilu.

MYOR merupakan perusahaan konsumer dalam cakupan Indo Premier yang berpeluang mendapat durian runtuh dari aliran dana kampanye prapemilu.

Sebagai gambaran, pada periode Pemilihan Presiden (Pilpres) sebelumnya, penjualan domestik Mayora secara konsisten naik masing-masing 14,3 persen dan 15,6 persen (yoy) pada 2013 dan 2018.

Tim Ekonom Indo Premier memperkirakan dana kampanye prapemilu dapat mencapai Rp366 triliun atau hampir 2,2 persen dari PDB.

“Dus, kami memproyeksikan penjualan domestik MYOR bertumbuh 14,2 persen (yoy) pada 2023 dengan total pertumbuhan penjualan 13,7 persen,” demikian dikutip dari tim Indo Premier.

Selain itu, potensi pertumbuhan ekspor juga akan menopang kinerja Mayora tahun ini.

Meski pendapatan ekspor MYOR mulai pulih 17,5 persen (yoy) pada 2021, tapi belum semuanya tecermin pada kinerja 2022 untuk negara tujuan utama ekspornya seperti Filipina (yang berkontribusi 30 persen dari penjualan ekspor) dan Cina (8 persen dari ekspor).

Pada 2022, Filipina mengalami masalah logistik selama kuartal I-2022 karena topan Rai. Sementara itu, Cina masih ketat membatasi pergerakan akibat Covid-19 hingga pemerintah melonggarkannya mulai Desember 2022.

Pada tahun ini, pembukaan kembali kedua negara itu akan menjadi katalis positif bagi realisasi ekspor Mayora. Oleh karena itu, Indo Premier Sekuritas memperkirakan penjualan ekspor MYOR 2023 akan naik 13,0 persen (yoy), lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan 2022 yang mencapai 11,7 persen.

Selain itu, inovasi untuk mengembangkan portofolio merek MYOR juga akan mendongkrak pertumbuhan perseroan pada 2023. Sebab, produk-produk yang perseroan kembangkan dalam tiga tahun terakhir menyumbang 10–15 persen terhadap penjualan.

“Produk baru berkontribusi sekitar 5,4 persen sampai 8,5 persen terhadap pertumbuhan tahunan dan akumulasi pertumbuhan tahunan senilai 12,3 persen (2020-2022), yang mencerminkan inovasi kuat,” jelas Lukito dan Andrianto.

Dengan berbagai proyeksi pertumbuhan itu, Indo Premier menetapkan target harga Rp4.300 untuk MYOR, berdasarkan kelipatan price to earning (PE) 30,8 kali pada 2023 atau rata-rata selama 5 tahun belakangan.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Saham Anjlok, Problem Starbucks Tak Hanya Aksi Boikot
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M