Dibayangi Ketidakpastian Global, Ini Siasat Multistrada di 2022

Multistrada hadapi kenaikan harga bahan baku hingga pajak.

Dibayangi Ketidakpastian Global, Ini Siasat Multistrada di 2022
Ban Michellin. (Shutterstock/drshahrinmdayob)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Emiten produsen ban, PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) optimistis dapat menjaga pertumbuhan tahun ini, di tengah ketidakpastian ekonomi.  Perseroan pun telah siapkan sejumlah taktik untuk menghadapi kerikil di jalur pertumbuhan.

Manajemen Multistrada Arah Sarana mengatakan bakal terus mewaspadai berbagai tantangan eksternal seperti pandemi, kenaikan harga bahan baku, rantai pasokan, dan agresifnya perpajakan.

“Namun kami cukup optimistis tren pertumbuhan akan terus berlangsung pada tahun ini, karena perusahaan telah siapkan strategi penyesuaian biaya,” kata Presiden Direktur MASA, Steven Gommert, dikutip Senin (20/6).

Salah satu langkah yang diambil, yakni: optimalisasi pabrik dan menekan biaya. Misal, biaya logistik yang awalnya US$3.000, kini menjadi US$10.000 hingga US$15.000. Manajemen mengatakan, MASA harus terus menyesuaikan harga untuk mengompensasi harga bahan baku tersebut.

Sementara itu, optimalisasi pabrik bertujuan agar MASA dapat menjual ban ke pasar yang berbeda-beda. Sebab saat ini, perseroan hanya punya kapasitas ban yang sesuai dengan pasarnya.

Fokus ke pasar domestik

Selain itu, MASA juga akan fokus menggarap pasar domestik sesuai dengan rencana peningkatan ekspor perseroan. Pada 2021, ekspor MASA berkontribusi 77 persen terhadap penjualan ban mobil perseroan.

Jumlah tersebut juga berperan besar dalam pertumbuhan penjualan ban mobil penumpang. “Yang merupakan akibat langsung dari peningkatan signifikan output produksi merek Michelin yang lebih menguntungkan, yaitu Uniroyal dan BFGoodrich,” tulis manajemen dalam keterbukaan informasi BEI.

Secara total, perseroan membukukan pendapatan penjualan senilai US$463 juta pada 2021; melonjak 45 persen (YoY) dari 2020. Laba bersihnya pun melesat 72,46 persen (YoY) menjadi US$60,97 juta dari US$35,35 juta.

Ihwal belanja modal untuk mewujudkan rencana bisnis, MASA mengaku masih dalam tahap finalisasi penentuan besarannya. Namun, perseroan berniat menggunakan anggaran tersebut untuk investasi di mesin industri, keselamatan dan kesejahteraan karyawan, serta perlindungan dan keselamatan kerja.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Maret 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

17 Film Termahal di Dunia, Memiliki Nilai yang Fantastis
Rumah Tapak Diminati, Grup Lippo (LPCK) Raup Marketing Sales Rp325 M
Bea Cukai Kembali Jadi Samsak Kritik Warganet, Ini Respons Sri Mulyani
Ada Modus Bobol Akun Bank via WhatsApp, Begini Cara Mitigasinya
Melonjak 109%, Bank Raya Kantongi Laba Rp9,16 Miliar
Stanchart: Kemenangan Prabowo Tak Serta Merta Tingkatkan Investasi