Rapor Sido Muncul di 2022 Merah, Ini Penyebabnya!

Penjualan dan laba bersih Sido Muncul turun pada 2022.

Rapor Sido Muncul di 2022 Merah, Ini Penyebabnya!
Salah satu produk Sido Muncul. (Shutterstock/Parinussa Revy)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) mencatatkan penurunan kinerja tahunan pada 2022, baik dari segi laba bersih maupun penjualan. Apa penyebabnya?

Laba bersih setelah pajak Sido Muncul tertekan hampir 13 persen (YoY) dari Rp1,26 triliun menjadi Rp1,10 triliun. Penjualannya pun terkoreksi 4 persen (YoY) dari Rp4,02 triliun menjadi Rp3,86 triliun.

Menurut Direktur Sido Muncul, Leonard, itu terjadi karena sejumlah faktor, yang meliputi: normalisasi permintaan dari basis tinggi pada 2021 akibat penyebaran varian Delta, tingginya inflasi yang berdampak terhadap daya beli pelanggan, dan kenaikan harga bahan baku.

Menyusul pengumuman kinerja, harga saham SIDO pun turut sempat tertekan pada Jumat (10/2), sebelum akhirnya ditutup stagnan di level Rp800. Selama setahun terakhir, saham SIDO tercatat sudah terkoreksi 15,34 persen.

Penjualan per segmen

Berdasarkan segmen operasi, penjualan jamu herbal dan suplemen Sido Muncul masih mendominasi. Total penjualannya mencapai Rp2,69 triliun.

Lalu disusul oleh segmen makanan dan minuman, yang menyumbang penjualan senilai Rp1,19 triliun. Terakhir ada segmen farmasi, yang mencatat penjualan sejumlah Rp137,14 miliar.

Kontribusi terbesar laba bruto pun masih berasal dari segmen jamu herbal dan suplemen, dengan laba Rp1,81 triliun.

Kinerja kuartal SIDO justru membaik

Kendati demikian, secara kuartal, penjualan bersih SIDO naik 25 persen di kuartal IV 2022. Laba bersihnya pun ikut melonjak 40 persen. Pada semester kedua tahun lalu, SIDO memang menunjukkan perbaikan kinerja.

Adapun, SIDO menargetkan peningkatan laba bersih 20 persen pada kuartal IV dan kuartal III. Artinya, pencapaian kuartalan perseroan telah melampaui target tersebut.

“Pada lintasan pertumbuhan jangka panjang, SIDO masih membukukan pertumbuhan CAGR di laba bersih sebesar dua digit selama empat tahun terakhir,” kata Leonard dalam keterangannya, dikutip Jumat.

Lebih lanjut, produsen Tolak Angin itu juga masih membagikan dividen dengan rasio pembayaran di atas 90 persen. Leonard menyebut, itu merupakan salah satu indikator bahwa kondisi keuangan dan kinerja perseroan masih terjaga.

Selain itu, Sido Muncul tercatat memiliki total aset Rp4,08 triliun per 2022, naik dari Rp4,06 triliun pada 2021. Di sisi lain, jumlah liabilitasnya berkurang dari Rp597,78 miliar menjadi Rp575,96 miliar. Ekuitasnya pun bertambah dari Rp3,47 triliun jadi Rp3,50 triliun.

Sementara itu, laba per saham dasar Sido Muncul terkoreksi dari Rp42,28 per lembar menjadi Rp36,82 per lembar.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi