Saratoga Raup Pendapatan Dividen Rp1,4 T, Melesat 58%

NAV Saratoga pun meningkat 29 persen.

Saratoga Raup Pendapatan Dividen Rp1,4 T, Melesat 58%
Emiten afiliasi Sandiaga Uno, Saratoga Investama. (Website Saratoga Investama)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE –PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) meraih pendapatan dividen senilai Rp1,4 triliun pada semester pertama 2022.  Capaian itu naik 58 persen (YoY) dari Rp866 miliar.

Dua kontributor utama pendongkrak pendapatan dividen SRT adalah PT Adaro Energi Indonesia Tbk (ADRO) dan perusahaan leasing otomotif PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX). Capaian positif itu sejalan dengan pemulihan ekonomi.

Di sisi lain, pertumbuhan nilai portofolio investasi itupun turut mendongkrak Net Asset Value (NAV) Saratoga menjadi Rp60 triliun; naik 29 persen (YoY) dari Rp46,5 triliun.

Presiden Direktur Saratoga, Michael William P. Soeryadjaja mengatakan naiknya NAV secara konsisten merupakan salah satu indikasi keberhasilan SRTG mengeksekusi strategi investasi dalam setiap kesempatan.

“Kami percaya ruang pertumbuhan bisnis portofolio Saratoga masih terbuka lebar, sehingga nilai investasi perseroan akan terus meningkat. Saratoga akan melanjutkan investasi pada aset-aset di sektor strategis yang berdampak luas bagi kebangkitan ekonomi,” ujar Michael, Jumat (29/7).

Upaya optimalkan peluang investasi

Guna mengoptimalkan peluang investasi ke depan, SRTG mendivestasi 3 persen saham di PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) senilai Rp2,2 triliun ke Digital Bersama Infrastruktur Asia Pte. Ltd (BDIA).

Langkah itu adalah bagian dari restrukturisasi internal SRTG dengan Provident Group guna memperkuat strategi investasi di sektor infrastruktur digital, laiknya menara telekomunikasi, fiber optic, dan pusat data. Setelah aksi korporasi itu, Saratoga kini mempunyai 35,2 persen saham BDIA dan 9,3 persen saham TBIG lewat anak usahanya.

“Divestasi saham TBIG ke BDIA bertujuan memperkuat strategi dan eksekusi dari setiap rencana investasi Saratoga, termasuk bekerjasama dengan mitra-mitra baru. Sebagai bagian dari restruktruisasi, kami berhasil menandatangani kerjasama dengan  Macquarie Asset Management sebagai mitra strategis di BDIA,” kata Michael.

Investasi Baru

RUPS Saratoga Investama Sedaya.

Direktur Investasi Saratoga Devin Wirawan mengungkapkan, hingga semester I-2022 Saratoga telah melakukan beberapa investasi baru untuk memperluas portofolionya. Beberapa investasi itu di antaranya : AtriaDC, penyedia layanan pusat data ramah lingkungan di dalam kota.

Perusahaan juga baru menanamkan modal ke Forest Carbon, pengembang proyek karbon premium yang berdiri pada tahun 2012. Dengan melestarikan hutan dan lahan basah, Forest Carbon melindungi keanekaragaman hayati serta memberdayakan masyarakat setempat. Aktivitas itu menghasilkan kredit karbon yang bisa dipakai perusahaan-perusahaan global.

“Proyek-proyek Forest Carbon sukses merestorasi lahan gambut, melindungi spesies yang terancam punah termasuk harimau Sumatera, dan mendukung masyarakat lokal dengan kesehatan, pendidikan, dan kesempatan kerja,” ujar Devin.

Dengan prinsip kehati-hatian, disiplin, terukur dan efisien, rasio biaya operasional tahunan terhadap NAV SRTG hanya 0,3 persen dan rasio pinjaman bersih terhadap NAV hanya 0,5 persen.

Sampai akhir semester I, posisi utang bersih Saratoga mencapai Rp 296 miliar, berkurang jauh dari akhir kuartal I-2022 yang hanya Rp3 triliun.

Perusahan juga mencatat ada sejumlah aksi korporasi yang dilakukan portofolio investasi. Perusahaan pertambangan emas, PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) misalnya, yang telah meningkatkan kepemilikan tidak langsung pada dua perusahaan peleburan (smelter) Rotary Kiln Electric Furnance (RKEF) yang sudah beroperasi yaitu Cahaya Smelter Indonesia dan Bukit Smelter Indonesia.

Kepemilikan saham pada dua perusahaan itu dilakukan melalui anak perusahaan MDKA yaitu PT Hamparan Logistik Nusantara (HLN) yang meningkat menjadi 50,1 persen dari sebelumnya masing-masing 28,4 persen dan 49,0 persen.

Sementara PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX),  menjalin kemitraan strategis dengan CARRO, sebuah platform jual beli mobil bekas terbesar di Asia Tenggara. Kerjasama itu dilakukan melalui akuisisi CARRO atas 50 persen saham PT MPMRent senilai Rp 784 miliar. 

Sinergi antara MPMRent dan CARRO akan mendorong optimalisasi bisnis berbasis teknologi dan digitalisasi seperti Big Data, Artificial Intelligence, serta algoritma harga yang relevan. Sinergi ini bertujuan menciptakan ekosistem otomotif online dan offline terintegrasi dengan menawarkan produk dan layanan lengkap mulai dari marketplace, rental, pembiayaan, hingga asuransi dengan pasar B2B dan B2C.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Pialang Adalah: Pengertian, Tugas, dan Cara Kerjanya
Lima Anak Bernard Arnault Jadi Direksi, Penerus LVMH Diragukan
Daftar Produk Paling Laris Dibeli di Tokopedia dan Tiktok Saat Ramadan
Pelaku Usaha dan UMKM Kini Bisa Daftar Sertifikasi Halal Lewat Shopee
Peringatan Bank Dunia: Harga Minyak Global Bakal Naik ke US$100
Astra Otoparts Bagi Dividen Rp828 Miliar, Simak Jadwalnya