Setelah UNVR Lego Aset Bisnis Teh, Bagaimana Nasib Sariwangi?

Unilever Indonesia lepas sebagian aset bisnis tehnya.

Setelah UNVR Lego Aset Bisnis Teh, Bagaimana Nasib Sariwangi?
Teh Sariwangi. (Shutterstock/Mimpi photography)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) buka suara ihwal kelanjutan nasib teh Sariwangi setelah perseroan melego sebagian aset lini bisnis teh ke Ekaterra.

Unilever Indonesia mengatakan, aksi korporasi itu sama sekali tak berdampak pada distribusi dan penjualan Sariwangi dan bisnis teh perseroan secara keseluruhan. Sebab, aset binis teh sejumlah Rp84,6 miliar yang dijual hanya terdiri dari peralatan produksi khusus produk ekspor.

Artinya, UNVR hanya menyetop pasokan teh ke pasar internasional. “Bisnis teh di Indonesia bakal terus kami pertahankan. Saat ini, kami memproduksi teh untuk pasar domestik dan ekspor ke sister company,” kata Direktur Customer Operation Unilever Indonesia, Enny Hartati dalam konferensi pers di Tangerang, Kamis (16/6).

Dampak pelepasan aset bisnis teh pasar ekspor

Unilever Indonesia

Dengan melepas sebagian aset, beban pemeliharaan Unilever Indonesia berkurang karena aset-aset itu dialihkan ke Ekaterra. Ke depan, aksi itu tentu akan memengaruhi profitabilitas perseroan.

“Tentu ada dampak ke profitabilitas, karena kehilangan ekspor. Tapi secara keuntungan hanya (turun) 0,1 persen,” imbuh Enny lagi.

Namun, di tengah inflasi global dan lonjakan harga komoditas, Unilever Indonesia harus pintar-pintar menjaga kinerja keuangan.

Untuk itu, perseroan sudah siapkan belanja moda sebsar 2,2 persen dari arus kasnya dan bakal terus berinvestasi. Fokus penanaman modal UNVR akan mengarah ke manufaktur, agar bisa melayani permintaan dari pelanggan.

UNVR pun bakal mengelola arus kas dengan disiplin. Apalagi di tengah dinamika harga komoditas yang berisiko memberatkan margin.

Perseroan pun akan selektif dalam melakukan penyesuaian harga pada kuartal ketiga 2022. “Kami ingin tetap pastikan, produk kami tetap kompetitif dan kekuatan merek pasar tetap terjaga (jika terjadi penyesuaian),” ujarnya. 

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Paylater Layaknya Pedang Bermata Dua, Kenali Risiko dan Manfaatnya
Bidik Pasar ASEAN, Microsoft Investasi US$2,2 Miliar di Malaysia
LPS Bayarkan Klaim Rp237 Miliar ke Nasabah BPR Kolaps dalam 4 Bulan
Bukan Cuma Untuk Umrah, Arab Saudi Targetkan 2,2 Juta Wisatawan RI
BI Optimistis Rupiah Menguat ke Rp15.800 per US$, Ini Faktor-faktornya
Rambah Bisnis Es Krim, TGUK Gandeng Aice Siapkan Investasi Rp700 M