The Fed Kerek Naik Suku Bunga, Kapan BI Menyusul?

Lalu, bagaimana dampak langkah The Fed ke Indonesia?

The Fed Kerek Naik Suku Bunga, Kapan BI Menyusul?
Ilustrasi Bank Indonesia/ Shutterstock Harismoyo
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE – Bank Sentral Amerika Serikat (AS) kembali menaikkan suku bunga sebesar 75 bps. Bahkan, The Fed telah memberi sinyal lebih agesif menaikkan suku bunga bulan depan demi memerangi inflasi.

Bagaimana dampaknya ke Indonesia? akankah Bank Indonesia (BI) mengambil keputusan serupa seperti The Fed?

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan BI bakal tetap mempertahankan suku bunga dalam gelaran Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada pekan depan (23/6). “Karena inflasi domestik tetap terkendali pada target BI, 3±1%,” kata Financial Market Analyst Mirae, Rully Wisnubroto dan Head of Investment Research Strategies Mirae, Hariyanto Wijaya, Jumat (17/6).

Bank sentral Indonesia dinilai baru akan mulai meningkatkan suku bunga sebesar 25 bps pada kuartal ketiga dan 25 bps lagi di kuartal empat, menurut riset Rully dan Hariyanto.

Manuver moneter BI atasi inflasi

The Federal Reserve ( FED ) to control interest rates. (Shutterstock/Pla2na)

Analis memperkirakan, tekanan terhadap rupiah diperkirakan juga akan mereda secara bertahap di tengah pemulihan domestik hingga penghujung tahun. Menurut Rully dan Hariyanto, katalisnya adalah keseimbangan eksternal yang dinilai baik.

Cadangan devisa Indonesia senilai US$135,6 miliar juga diklaim cukup untuk mengantisipasi kenaikan risiko volatilitas ke depannya.

Selain itu, BI disebut lebih memilih meningkatkan GWM (Giro Wajib Minimum) secara lebih agresif guna menormalisasi kebijakan moneter, demi menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional.

Sementara itu, Tim Analis BRI Danareksa Sekuritas mengatakan percaya BI dapat melakukan manuver moneter untuk mempertahankan kenaikan suku bunga.

Kenaikan suku bunga positif untuk emiten ekspor dan komoditas

Dok. Istimewa

Lonjakan suku bunga The Fed turut mengakibatkan pelemahan rupiah. Di sisi lain, hal tersebut akan berdampak baik bagi kinerja keuangan emiten yang berorientasi ekspor dan perusahaan yang bertransaksi dengan mata uang dolar AS. Emiten di sektor pertambangan batu bara misalnya, yang dalam hal ini bak mendapat durian runtuh.

“Karena mereka akan menikmati harga jual yang lebih tinggi dalam rupiah,” jelas Hariyanto dan Rully.

Oleh karena itu, saham-saham pilihan Mirae Asseet bulan ini terdiri dari emiten pertambangan batu bara dan jasa pertambangan batu bara sebut saja:

  • ADRO.
  • ITMG.
  • PTBA.
  • UNTR.
  • SMDR.
  • INDF.
  • AUTO.
  • ASII.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Astra International (ASII) Bagi Dividen Rp17 Triliun, Ini Jadwalnya
Mengenal Proses Screening Interview dan Tahapannya
Cara Mengaktifkan eSIM di iPhone dan Cara Menggunakannya
Digempur Sentimen Negatif, Laba Barito Pacific Tergerus 61,9 Persen
Perusahaan AS Akan Bangun PLTN Pertama Indonesia Senilai Rp17 Triliun
SMF Akui Kenaikan BI Rate Belum Berdampak ke Bunga KPR Bersubsidi