XL Axiata Ungkap Alasan Melego Bisnis Pusat Data

Lantas, apa fokus bisnis XL Axiata saat ini?

XL Axiata Ungkap Alasan Melego Bisnis Pusat Data
Logo XL Axiata. (Shutterstock/Triawanda Tirta Aditya)
Follow Fortune Indonesia untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News

Jakarta, FORTUNE - PT XL Axiata Tbk (EXCL) telah melego bisnis pusat data (data center) dengan mengurangi kepemilikan saham di entitas anaknya, PT Princeton Digital Group (PDG) Data Centres. Ada sejumlah pertimbangan yang menyebabkan perseroan mengambil langkah tersebut. 

XL Axiata memutuskan mengelola bisnis pusat data melalui konsep kemitraan. Menurut Head External Communications XL Axiata, Henry Wijayanto, hal tersebut karena mengelola bisnis tersebut perlu keahlian khusus. Apalagi, fokus usaha perseroan bukan di bidang itu.

“Maka tentu lebih tepat (jika bisnis pusat data) dikelola oleh mitra yang lebih berkompeten, sehingga perseroan berpotensi meraih manfaat lebih optimal,” ujar Henry kepada pers di Jakarta Selatan, Kamis (8/9), dikutip Jumat (9/9).

Aksi divestasi dan penambahan modal

Sebelumnya XL Axiata telah mengalihkan 245.362 saham di PT PDG Data Centres kepada Princeton Digital Group (Indonesia Alpha) PTE Limited pada Mei 2022. Sebelum aksi ini, perseroan memegang 33,66 persen saham.

Kemudian, pada 4 Agustus 2022, XL Axiata menambah modal ke PDG Data Centres. Dari yang awalnya Rp670,04 miliar menjadi Rp1,35 triliun.

“Peningkatan modal dasar, modal disetor, dan ditempatkan itu merupakan hasil penerbitan saham baru oleh PDG Data Centres dan pengambilan bagian atas saham baru tersebut oleh Princeton Digital Group,” jelas Sekretaris Perusahaan, Ranty Astary Rachman, dikutip dari keterbukaan informasi.

Dus, kini XL Axiata hanya memegang 2,01 juta lembar saham (14,82 persen) di PT PDG Data Centres, setara dengan Rp201,01 miliar. Sementara itu, Princeton Digital Group menguasai 85,18 persen saham hampir senilai Rp1,16 triliun.

Kinerja, realisasi belanja modal, dan fokus ke depan

Hingga semester pertama 2022, XL Axiata melaporkan pertumbuhan pendapatan 8,48 persen (YoY) jadi Rp14,07 triliun, dari Rp12,9 triliun. Meski begitu, laba bersihnya terkoreksi 14,11 persen (YoY), dari Rp715,95 miliar jadi Rp614,91 miliar.

Sepanjang periode itu, perseroan sudah menggunakan belanja modal senilai Rp6,88 triliun dari total anggaran Rp9 triliun pada tahun ini. Perseroan akan menggenjot transformasi guna mendorong kinerja.

Di luar aksinya melepas bisnis pusat data, XL Axiata mengklaim akan fokus mengakselerasi bisnis layanan data, khususnya dalam layanan konvergensi. “Karena dengan aktivitas banyak di rumah, 50:50 hybrid, berarti layanan bukan hanya di seluler (mobile), tapi juga fisik, jadi mengarah ke konvergensi,” katanya.

Chief Corporate Affairs XL Axiata, Marwan O. Baasir mengamini. Menurutnya, pemain di industri telekomunikasi akan melakukan fixed-mobile convergence (FMC), merujuk pada transformasi yang menghapus perbedaan antara jaringan tetap dan seluler.

“Saya rasa semua akan ke sana, sehingga bagaimana (cara) pengembangannya? Kalau anorganik beli, kalau organik mengembangkan sendiri,” katanya kepada pers, Kamis.

Magazine

SEE MORE>
Fortune Indonesia 40 Under 40
Edisi Februari 2024
Investor's Guide 2024
Edisi Januari 2024
Change the World 2023
Edisi Desember 2023
Back for More
Edisi November 2023
Businessperson of the Year 2023
Edisi Oktober 2023
Rethinking Wellness
Edisi September 2023
Fortune Indonesia 100
Edisi Agustus 2023
Driving Impactful Change
Edisi Juli 2023

Most Popular

Cara Daftar BRImo Secara Online Tanpa ke Bank, Ini Panduannya
Jumlah Negara di Dunia Berdasarkan Keanggotaan PBB
Erick Thohir Buka Kemungkinan Bawa Kasus Indofarma ke Jalur Hukum
Saat Harga Turun, Edwin Soeryadjaya Borong Saham SRTG Lagi
Lampaui Ekspektasi, Pendapatan Coinbase Naik Hingga US$1,6 Miliar
Mengenal Apa Itu UMA pada Saham dan Cara Menghadapinya